Smiling Flower - I

5.3K 240 25
                                    

Jeon Wonwoo adalah seorang pria berumur dua puluh tujuh tahun yang bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar di negara ginseng tersebut. Ia sudah bekerja di sana selama tiga tahun lamanya, menjadi salah satu pegawai biasa yang bekerja untuk departemen pemasaran.

Kebanyakan orang mengira bahwa Wonwoo hanyalah pekerja biasa, orang biasa yang tidak memiliki tujuan hidup yang begitu spesifik, karena selama bekerja di sana tak ada perubahan yang begitu mendetail dalam diri Wonwoo. Ia tetap menjadi Jeon Wonwoo yang memakai kacamata bundar dan berpenampilan rapi, mengikuti semua peraturan yang ada sampai ia mendapat julukan pria paling rajin di departemen perusahaan tersebut.

Namun nyatanya, hidup Wonwoo tak semudah itu, ia melalui banyak hal dalam hidupnya untuk sampai pada titik di mana ia bisa makan apa yang ia inginkan, tinggal di tempat yang lebih layak daripada rumahnya, membeli barang yang ia mau dan berbagai hal lainnya.

Kehidupannya sudah menjadi beban bagi dirinya sendiri sejak ia kecil, ia harus belajar lebih keras demi mendapatkan beasiswa, bekerja paruh waktu sejak di sekolah menengah pertama demi bisa membayar uang sekolah, meskipun hanya dua puluh persennya dari keseluruhan uang sekolah. Wonwoo terus seperti itu hingga ia lulus kuliah, bekerja, belajar, bekerja, belajar, siklus hidupnya memang hanya seperti itu.

Ia sudah melalui banyak hal yang menjadikan dirinya lebih kuat, menjadi Jeon Wonwoo yang tak mudah tumbang jika ada hal yang begitu menyakitkan datang ke kehidupannya. Karena prinsipnya, adalah ia ingin mendapatkan apa yang ia inginkan, dan benar, itu terjadi tentu saja karena perjuangannya.

Di umurnya yang ke sembilan belas, kedua orang tuanya meninggal karena kebakaran gudang tempat kedua orang tuanya bekerja. Wonwoo sedih tentu saja, ia kehilangan dua orang sekaligus yang banyak mendukung apa yang ia lakukan, meskipun kedua orang tuanya sering main tangan padanya, ia tetap menyayangi kedua orang tuanya.

Sejak itu, ia memutuskan untuk menjual rumahnya, menyewa tempat tinggal yang lebih kecil juga lebih murah, menggunakan uangnya untuk makan setiap harinya. Wonwoo sudah terlalu biasa sendiri, ia sudah terlalu mandiri, melakukan semuanya sendiri, ia sudah sangat terbiasa. Sekarang pun, masih sama, ia melakukan semuanya sendiri.

Tangannya yang berotot itu bergerak untuk memasak, Wonwoo kini tinggal di sebuah apartemen, tempat yang lebih layak yang ia tinggali selama dua tahun terakhir, ia sedikit tersenyum simpul ketika merasakan tangan yang memeluk perutnya dari belakang. Sedikit merasakan kecupan di lehernya dari kekasihnya yang baru saja bangun dari tidur siangnya.

Wonwoo mengusap lengan tersebut, ia lalu mengaduk masakannya dan menunggu selama beberapa saat sebelum akhirnya mematikan kompor yang ada di depannya. Ia membalik tubuhnya, menatap kekasihnya dan mengusap wajahnya. "Kau bau, mandilah." Ucap Wonwoo sembari tersenyum simpul.

Kekasihnya menggeleng kecil, ia menumpu kepalanya di pundak Wonwoo. "Aku lelah." Lirihnya lalu menghela napasnya dengan berat.

Wonwoo terkekeh pelan. "Kau hanya tidur seharian ini, bagaimana bisa kau lelah huh?" Ia mendorong tubuh kekasihnya, berjalan melewatinya untuk mengambil piring dan menatanya di meja makan.

Pria tinggi itu mengikuti Wonwoo, ia mendudukkan dirinya di kursi-meja makan, memperhatikan Wonwoo yang bolak-balik mengambil beberapa hal untuk di tata di meja makan hingga selesai dan Wonwoo duduk di seberangnya. Wonwoo menuangkan air minum untuknya dan memberikannya. "Makanlah, setelah itu kau pulang." Ucap Wonwoo sembari menatapnya.

Bibir pria itu manyun, ia meneguk minumannya separuh. "Kenapa kau tidak suka aku menginap di sini? Menyebalkan." Kesalnya.

Wonwoo terkekeh pelan. "Kau bahkan punya rumah yang lebih besar dari ini Rowoon.." Ia menghela napasnya lalu mulai memakan makanannya.

Smiling FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang