Smiling Flower - XXVI

1.6K 150 4
                                    

Mata Rowoon menatap tidak suka pada Mingyu yang duduk di seberangnya. Kini mereka berada di ruang kerja Rowoon, Mingyu memang berniat untuk mengunjungi perusahaan keluarganya dan bertemu dengan adik tirinya itu. "Kenapa hyung datang ke sini? Belum puas menyakitiku?" Tanya Rowoon dengan sinis.

Mingyu menatapnya dengan bingung, ia menghela napasnya panjang. "Aku datang untuk menanyakan tentang kacang kenari." Jawab Mingyu, ia menatap lekat adiknya. "Kenapa kau melakukan itu pada Wonwoo? Bukankah kau mencintainya?" Tanya Mingyu.

Yang ditanya terdiam selama beberapa saat dengan kedua mata terus menatap Mingyu. "Bukankah apa yang aku lakukan seperti hyung? Kau akan membunuh orang yang kau cintai jika tidak bisa memilikinya." Balasnya dengan santai.

"Aku sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiranmu." Balas Mingyu, ia lalu berdiri dari duduknya. "Aku tidak tahu hubungan kita seperti apa dulu, tapi aku benar-benar menyayangkan apa yang kau lakukan pada Wonwoo, bahkan sebelum kau resmi bercerai dengannya." Mingyu berbalik, ia melangkah menuju pintu keluar tapi langkahnya terhenti karena Rowoon memanggilnya.

Rowoon berjalan mendekat, ia menatap Mingyu yang berbalik dan berdiri di hadapannya. "Dulu hyung sangat menyayangiku." Ucapnya dengan nada sedih. "Tapi sejak kehadiran Wonwoo, sikap hyung berbeda." Lanjutnya.

Kedua mata Mingyu mengerjap, ia memundurkan langkahnya saat Rowoon semakin mendekat. "A-apa maksudmu?" Tanyanya dengan bingung.

Rowoon tersenyum. "Dulu kita sering tidur bersama hyung, kau tidak ingat?" Balasnya sembari mengusap dada Mingyu dengan gerakan lembut. "Kau dulu sangat menyayangiku." Tambahnya.

Mingyu meraih tangan Rowoon dan menahannya. "Kau gila? Mana mungkin aku tidur dengan—" Kedua mata Mingyu membulat, merasa bibir Rowoon yang kini menciumnya cukup kasar. Ia mendorong tubuh itu untuk menjauh. "Tidak.. Itu tidak mungkin." Ucap Mingyu.

Rowoon meraih ponselnya, ia membuka galeri dan menunjukkan foto yang ia ambil saat berhubungan bada dengan Mingyu. "Tidak hanya sekali, kita sudah melakukannya sejak kita remaja hyung." Ucap Rowoon.

"Tidak!" Mingyu menepis tangan Rowoon dan membuat ponsel itu terjatuh, kedua tangannya beralih memegangi kepalanya. "Itu.. Shh arkhh..." Tubuhnya terperosok jatuh, ia bersandar di pintu yang ada di belakangnya.

Rowoon mendekat dan berjongkok di depannya. "Kau mulai mengingatnya hyung?" Ia tersenyum, meraih wajah Mingyu dan menangkupnya, lalu mendekat dan mencium bibirnya kembali, melumatnya dengan gerakan kasar hingga ia melepas sendiri ciuman tersebut. "Kau harus mengingatnya, agar kita bisa kembali seperti dulu." Ucap Rowoon sembari mengusap bibir Mingyu.

Mingyu menatapnya dengan kedua mata yang memerah, tangan yang memegangi kepalanya perlahan turun. Mingyu sebenarnya tertawa di dalam hatinya, ia tidak tahu jika Rowoon begitu percaya dengan aktingnya sekarang. Ia tahu, Rowoon berencana untuk mendapatkannya kembali dan membuat Wonwoo marah dan cemburu. Mudah sekali di tebak.

Rowoon menghela napasnya, ia mengusap wajah Mingyu dengan lembut. "Kau tidak menyayangi siapapun hyung, bukan Jeonghan atau pun Wonwoo, tapi aku." Ucapnya lalu meraih tubuh Mingyu dan memeluknya.

Mingyu menumpu dagunya di pundak Rowoon, ia menyeringai. "Benarkah?" Lirihnya dengan nada sedih, tapi wajahnya terlihat begitu senang.

"Iya." Rowoon mengusap rambut dan punggung Mingyu dengan lembut. "Aku juga sangat menyayangimu hyung." Lanjutnya.

••••••

Kedua kaki Wonwoo dengan tergesa menuruni tangga dari lantai dua menuju lantai pertama, bahkan ia tidak peduli dengan bagaimana keadaan dirinya yang baru saja bangun dari tidur siang di sofa ruang kerja. Terus melangkah menuruni tangga hingga ia sampai di lantai pertama, ia bergegas keluar, menatap Mingyu yang berdiri dengan borgol di kedua tangannya. "Mingyu.." Lirih Wonwoo sembari mendekat.

Smiling FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang