Berkat pesan yang ia terima, Wonwoo saat ini berada di dalam taksi yang melaju ke arah alamat yang ada di pesan tersebut, yang ternyata bukan di arah kota, tapi di pinggir kota, hampir tiga puluh menit lamanya ia berada di perjalanan hingga taksi tersebut berhenti di depan satu-satunya rumah yang dapat Wonwoo lihat.
Ia membayar dan turun dari sana, berjalan ke arah gerbang dan melihat rumah yang kelewat besar, sebuah mansion berdiri di depannya dengan dominasi warna abu-abu. Perasaan Wonwoo tak karuan sekarang, ia ingin menangis tapi ia masih belum tahu apa yang dikirimkan nomor tidak dikenal itu benar atau tidak.
Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar, melihat seseorang dengan pakaian serba hitam berjalan ke arah gerbang. "Siapa kau?" Tanya pria tersebut.
Kedua mata Wonwoo mengerjap. "Ada seseorang yang mengirimiku pesan dan menyuruhku untuk datang ke alamat rumah ini." Balasnya.
"Anda tuan Jeon Wonwoo?" Wonwoo menoleh dan menatap seseorang yang baru saja datang menampilkan senyum ke arahnya. Wonwoo mengangguk untuk menanggapi, lalu pintu gerbang dibuka oleh pria itu. "Mari ikut saya." Ucapnya dan Wonwoo mengangguk.
Ia menatap sekeliling melewati halaman rumah tersebut, ada beberapa pria bertubuh kekar yang menatapnya tidak suka. "Siapa yang menyuruhku datang ke sini?" Tanya Wonwoo.
Seokmin menoleh. "Tuan Mingyu, beliau menyuruh saya untuk menunggu anda."
Kedua mata Wonwoo membulat. "Jadi rumah ini milik Mingyu?" Tanyanya dan Seokmin mengangguk untuk menanggapi. Pikirannya sudah melalang buana kemana-mana, ia takut apa yang Mingyu kirimkan pesan itu benar adanya.
Kedua kaki Wonwoo terus melangkah, mereka menaiki tangga menuju lantai dua, Seokmin berhenti di depan sebuah pintu kamar yang cukup besar. Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar, kedua telinganya jelas sekali mendengar suara desahan dari dalam kamar tersebut.
Seokmin menatap Wonwoo dengan lekat. "Kadang, ada seseorang yang terlihat baik di depan tapi nyatanya buruk dibelakang atau sebaliknya." Ucapnya dan Wonwoo menatapnya dengan bingung. "Ini bukan pertama kalinya tuan Rowoon datang ke sini, ada banyak yang tahu di rumah ini tentang bagaimana hubungan antara Tuan Mingyu dan Tuan Rowoon." Tambahnya.
"J-jadi.." Kedua mata Wonwoo mengerjap dan air matanya menetes begitu saja. "Itu semua benar?" Tanyanya dengan lirih.
Seokmin meraih ganggang pintu kamar tersebut. "Saya rasa, anda harus melihatnya sendiri." Ia membuka pintu tersebut sedikit lebih lebar.
Kedua mata Wonwoo membulat, jantungnya serasa ingin meledak karena rasa sakit, tubuhnya melemas begitu saja dan ia terperosok jatuh di lantai itu. Air matanya serasa lebih panas dari biasanya.
"Ahhh anghh hyung—ahhh.." Rowoon masih belum sadar dengan kehadiran Wonwoo, ia masih terlalu menikmati hujaman Mingyu yang sudah mengetahui keberadaan Wonwoo. Bahkan Mingyu sedikit tersenyum melihat bagaimana Wonwoo yang menangis di balik pintu tersebut.
Ia malah semakin menghujam lubang anal Rowoon dengan dalam dan kuat, membuat tubuh Rowoon tambah tersentak dan semakin mendesah kuat, mengeluarkan bagaimana kenikmatan yang ia terima dari kakak tirinya. "Mingyu hyung anghhh anghh ahhh.." Rowoon mendongak sembari memejamkan kedua matanya. Sementara kekasihnya masih menangis dan berusaha untuk bangkit.
"Kau menyukainya adik kecil?" Tanya Mingyu menggoda sembari mengusap kejantanan Rowoon.
Rowoon mengangguk ribut. "I-iyahh.. Ini begitu—ahhh hyung nikmat emmhh.." Balasnya.
Mingyu menoleh ke arah pintu, ia menyuruh Seokmin untuk menutup pintu tersebut. Seokmin meraih tubuh Wonwoo dan membantunya untuk berdiri. Ia membawa Wonwoo yang masih menangis dalam diam turun ke lantai pertama dan mendudukkannya di sofa ruang tamu yang kelewat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiling Flower
FanfictionMINWON • COMPLETED Seharusnya, hari itu, Jeon Wonwoo tidak mengambil keputusan untuk tetap menikah dengan kekasihnya, Kim Rowoon. Seharusnya ia pergi dan memulai kehidupan barunya, tapi ternyata, keputusan yang ia ambil salah. Membuat dirinya harus...