Smiling Flower - XXII

1.6K 141 5
                                    

Mingyu yang tak sadarkan diri di bawa ke kamar tamu yang digunakan oleh Wonwoo. Ia dibaringkan di tempat tidur di kamar tersebut dan anak buah Mingyu keluar. Di dalam ruangan tersebut hanya ada Wonwoo, Seokmin dan juga Rowoon.

Wonwoo duduk di sisi ranjang tersebut sembari menyelimuti Mingyu, mengusap wajahnya dengan lembut. Betapa marahnya Rowoon yang melihat itu, ia berjalan mendekat dan menarik tangan Wonwoo. "Kita pulang." Ucapnya lirih, ia menarik Wonwoo hingga ke ambang pintu tapi Seokmin menahan Wonwoo.

Kedua mata Rowoon menatap Seokmin dengan tajam. "Lepaskan Wonwoo, ini bukan urusanmu Seokmin." Ucapnya dengan tegas.

"Ini menjadi tanggung jawab saya tuan Rowoon, jauh sebelum tuan Mingyu mengalami kecelakaan, ia meminta saya untuk menjaga tuan Wonwoo jika ia tidak bisa menjaganya." Balasnya, ia melepaskan tangan Rowoon yang mencengkeram tangan Wonwoo.

Wonwoo langsung menjauh, ia berdiri di samping belakang Seokmin. "Pergilah, aku tidak akan pernah ikut denganmu." Ucap Wonwoo.

Rowoon menatapnya dengan tidak percaya. "Kau benar-benar sudah tidak mencintaiku lagi?" Tanyanya dengan lirih.

"Tidak, bahkan di hari pernikahan kita, perasaanku sudah tidak ada untukmu." Balas Wonwoo, ia menatap Rowoon yang kedua matanya memerah, melihat kepergian Rowoon yang begitu kecewa. Wonwoo menghela napasnya, ia lalu menyuruh Seokmin untuk keluar dari kamar tersebut.

Wonwoo berjalan ke arah tempat tidur, ia duduk di sisi ranjang tersebut sembari memperhatikan lekat wajah Mingyu yang sedikit pucat, menunggunya untuk sadarkan diri. Ia terdiam di sana selama hampir lima belas menit lamanya, hingga ia melihat kedua mata Mingyu yang mengerjap dan perlahan terbuka. "Mingyu.." Panggilnya dengan lirih.

Mingyu mengernyit melihat Wonwoo, tangan kanannya langsung terangkat dan memegangi kepalanya. Ia meringis sakit. "Kepalaku sakit.." Lirihnya, lalu memejamkan kedua matanya dengan erat.

Wonwoo mengerjap, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, jadi, ia mendekatkan tubuhnya dan memeluk Mingyu, mengusap kepala Mingyu dengan gerakkan lembut. "Tenanglah.. Semuanya akan baik-baik saja." Ucapnya setengah berbisik.

Perlahan juga, Mingyu membuka kedua matanya yang langsung bertemu tatap dengan Wonwoo. Keduanya saling menatap selama beberapa saat hingga akhirnya Wonwoo bangkit. Ia menelan ludahnya dengan kasar. "Sudah lebih baik?" Tanyanya dan Mingyu mengangguk.

Ia menatap Wonwoo. "Ceritakan padaku, tentang Rowoon yang membunuh ibuku dan kedua orang tuamu." Ucapnya. Wonwoo awalnya ragu, ia berpikir keras apakah ia harus menceritakannya atau tidak, tapi Mingyu terus menatapnya dan menunggu jawaban, jadi ia mulai bercerita, sama persis seperti apa yang dulu Mingyu ceritakan padanya.

Sementara Mingyu, ia dengan setia terus mendengarkan apa yang Wonwoo sampaikan sembari memperhatikan wajah Wonwoo. Ia perlahan bangkit dan duduk bersandar di headboard kasur tersebut. Ia memejamkan kedua matanya erat, tangannya kembali memegangi kepalanya.

Kedua mata Wonwoo membulat, ia meraih kedua pundak Mingyu. "Mingyu?" Panggilnya tapi ia malah mendengar erangan lirih dari Mingyu. Mingyu menunduk, ia sedikit memukul-mukul kepalanya. Sedangkan Wonwoo, ia masih berusaha menenangkan Mingyu. "Mingyu.." Ia meraih tubuh Mingyu dan memeluknya dengan erat.

Keduanya tak sadar jika pintu itu terbuka dan Jeonghan masuk. Ia mendekat dan menarik tubuh Wonwoo hingga tubuh itu terjatuh ke lantai di kamar tersebut. Mingyu sedikit mendongak, ia menatap Jeonghan yang masih menatap Wonwoo dengan tajam. "Shh arhh.." Mingyu menggigit bibir bawahnya.

Wonwoo segera bangkit, ia menatap Jeonghan dengan nyalang lalu mendorong tubuhnya. "Tepatkah kau melakukan itu sekarang? Mingyu sedang kesakitan." Ia mendekat ke arah Mingyu dan mencoba menenangkan Mingyu kembali.

Smiling FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang