Smiling Flower - XI

1.8K 171 2
                                    

Acara pernikahan sudah selesai dan sekarang, tamu sedang memberikan selamat pada pengantin baru, yang keduanya adalah anggota Yakuza. Kini Mingyu dan Wonwoo tengah berdiri cukup jauh dari mempelai berdiri. Kedua mata Mingyu terus menatap mempelai yang sedang berbincang dengan beberapa tamu.

Sementara Wonwoo, ia merasakan ada aura perubahan dari Mingyu sejak pria bernama Vic tadi membisikkan sesuatu padanya. Ia tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena Mingyu menggunakan bahasa Rusia. Wonwoo tidak mengerti apa-apa, di ruangan tersebut, banyak sekali bahasa yang ia tidak mengerti.

Tangan Mingyu yang menggenggam tangannya mengerat, membuat Wonwoo mengerjap dan menunduk menatap tangannya. Ia menelan ludahnya dengan kasar, melihat tangan kiri Mingyu yang merogoh saku jas yang Mingyu gunakan. Ia bisa melihat Mingyu yang sudah bersiap untuk mengeluarkan pistol. Wonwoo mendongak dan menatap Mingyu. "Mingyu.." Lirihnya.

"Tenanglah." Balas Mingyu tanpa menoleh, tapi Wonwoo dengan jelas melihat Mingyu yang sama sekali tidak tenang. Itu malah membuat Wonwoo semakin gugup, ia mendekat ke arah Mingyu, kedua matanya menatap sekeliling dan ia melihat kebanyakan orang yang melakukan hal yang sama seperti Mingyu.

Bang...

Beberapa orang terkejut, terutama pasangan dari anggota mafia termasuk Wonwoo. Ia menatap ke arah suara tembakan dan mendapati mempelai wanita yang jatuh di lantai gedung dengan darah di kepalanya. Kedua mata Wonwoo melebar, ia menoleh ke arah Mingyu yang sudah mengeluarkan pistol.

Mingyu menoleh dan menatap Wonwoo yang jelas sekali ketakutan. Bahkan ia bisa merasakan tubuh Wonwoo yang bergetar. "Waspada dan berlindung padaku." Ucap Mingyu dan Wonwoo mengangguk dengan ribut. Setelah itu, ia kembali mendengar suara tembakan yang dilayangkan oleh mempelai pria ke arah pria yang berasal dari Rusia, tapi itu bukan Vic. Wonwoo memejamkan kedua matanya dengan erat, ia menunduk, mengeratkan tangannya pada Mingyu.

Suara tembakan terus muncul setelah itu, hingga Wonwoo merasakan ada yang menarik tubuhnya. "Mingyu." Serunya, Mingyu berbalik dan melihat Wonwoo yang ditahan dengan seorang mafia dari Eropa. Yah, itu perseteruan antara Eropa dengan Asia, yang dimulai oleh Rusia, padahal mereka masuk wilayah Asia.

Mingyu menatap tajam pria yang mengarahkan pistol ke arah kepala Wonwoo. Pria itu menatap Mingyu sama tajamnya. "Jika kau—"

Bang...

Mingyu terlebih dahulu menembak kepalanya dan darah pria itu muncrat di wajah Wonwoo. Kedua mata Wonwoo melotot, tubuhnya serasa membeku dan Mingyu segera menariknya, tangannya di tarik Mingyu berlari keluar dari gedung tersebut. Ia mendongak dan melihat Mingyu yang terus menembakkan pistolnya hingga mereka akhirnya keluar dari gedung tersebut.

Keduanya memasuki mobil dan mobil itu langsung melaju pergi, Mingyu meraih tubuh Wonwoo, memeluknya dan membawanya menunduk, tak lama suara tembakan terjadi lagi dan mengenai kaca mobil hingga pecah dan peluru itu menancap di jok depan penumpang yang kosong. Anak buah Mingyu yang ada di mobil lain mencoba menembak balik mobil yang mengejar mereka.

Mobil yang Mingyu dan Wonwoo kendarai terus melaju, melewati jalanan sepi yang ada di pinggir gunung Tanzawa. Mingyu membawa Wonwoo bangkit saat keadaan sudah menjadi lebih aman. Ia melihat Wonwoo yang menangis dalam diam, ia meraih tubuhnya lagi dan memeluknya, mengusap kepalanya dengan lembut. "Tenanglah.." Lirih Mingyu.

Tubuh Wonwoo bergetar hebat, ia sungguh takut, itu pertama kalinya ia melihat kejadian seperti itu, acara pernikahan yang penuh dengan tembakan dan pembunuhan. Bahkan pria yang memeluknya sekarang membunuh beberapa orang asing yang ia sama sekali tidak tahu siapa.

"Ini seharusnya tidak terjadi jika Eropa tidak memulainya." Lirih Mingyu, ia menangkup wajah Wonwoo, menghapus titik-titik darah yang ada di wajah Mingyu juga menghapus air matanya. Ia memeluk tubuh Wonwoo lagi setelah mengecup keningnya dengan lembut.

Smiling FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang