Smiling Flower - XXXII

1.4K 126 7
                                    

Mingyu menatap Wonwoo yang juga menatapnya dari tempat keduanya duduk tadi sebelum tuan Park datang. Ia lalu menatap tuan Park yang berdiri di hadapannya. "Maaf, aku tidak tahu hyung akan kembali hari ini." Ucapnya sembari sedikit membungkuk.

Park Seojoon menatap Mingyu dengan wajah datarnya. Ia menghela napasnya panjang. "Jadi ini yang kau lakukan selama hampir tiga tahun aku tinggal? Kau hanya mengurus dirimu sendiri?" Tanyanya dengan nada tidak suka dan tatapan sinis.

Mingyu menggelengkan kepalanya. "Aku melakukan tugasku hyung." Ia mendongak dan menatap Seojoon dengan lekat. "Aku juga berhasil menyingkirkan Junhui." Lanjutnya.

Seojoon mengangguk paham. "Aku tahu.." Balasnya lalu ia menoleh ke arah Wonwoo. "Lalu kenapa kau bisa menikah dengannya?" Tanyanya kemudian.

"Karena aku mencintainya." Balas Mingyu.

Seojoon menatap Mingyu tidak percaya dan terkekeh. "Kau gila? Kau seorang aromantik Mingyu." Balasnya sembari menunjuk-nunjuk dada kiri Mingyu. "Kau tidak punya perasaan di sini." Lanjutnya.

"Tidak hyung, aku yakin aku mencintai Wonwoo, aku dapat merasakannya." Mingyu menatap Seojoon dengan tatapan sendu. "Ia orang pertama hyung, ia yang bisa membuatku merasakan bagaimana rasanya dicintai dan mencintai." Lanjutnya.

Terdengar Seojoon yang menghela napasnya lelah. "Apa yang bisa kau lakukan untuk membuktikan bahwa kau mencintainya? Kau sudah terlalu banyak menyakiti orang Mingyu, termasuk aku." Balasnya.

Mingyu menelan ludahnya dengan kasar. "Aku minta maaf." Ucapnya sembari menatap Seojoon dengan lekat. Seojoon hanya terdiam lalu ia mengangguk untuk menanggapi. "Tapi jawabanku masih sama, aku hanya menganggap hyung sebagai kakakku, tidak lebih."

"Aku mengerti. Toh itu kejadian sudah lama." Seojoon menepuk pundak Mingyu dengan pelan. "Tapi aku tetap merasa sakit hati Mingyu, kau sudah berjanji padaku bahwa kau tidak akan menikah karena kau seorang aromantik, tapi ternyata kau menikahi orang lain saat aku di penjara."

"Hyung.." Mingyu menatap Seojoon dengan was-was.

"Kembali ke mansion, malam ini kita tanding." Ia menatap Mingyu yang wajahnya berubah menjadi khawatir. "Jika kau kalah, aku yang akan membunuh suamimu." Lanjutnya lalu Seojoon berbalik dan berjalan menuruni bukit tersebut.

"Hyung.." Panggil Mingyu tapi Seojoon tak mau merespons. "Seojoon hyung!" Panggilnya lagi, tapi sama saja. Mingyu menghela napasnya panjang, ia menoleh ke arah Wonwoo yang berjalan ke arahnya dan berdiri dihadapannya. "Ayo kembali." Ucap Mingyu.

Wonwoo menatapnya dengan tatapan sendu, ia tidak tahu apa yang Mingyu dan Seojoon bicarakan tadi. "Ada apa? Apa yang tuan Park katakan?" Tanyanya dengan bingung.

Mingyu meraih tangannya dan menggenggamnya erat, ia mengajak Mingyu menuruni bukit kecil tersebut. Ia menoleh dan menatap Wonwoo, tersenyum simpul dan membuat suaminya itu semakin keheranan. Mereka kembali ke mansion dengan menunggangi kuda putih itu hingga sampai di halaman belakang mansion, langit sudah mulai menggelap.

Mingyu berjalan memasuki mansion dan Wonwoo mengikuti, ia mendudukkan diri di sofa ruang tamu dan Wonwoo berdiri tak jauh dari Mingyu, ia menatap Mingyu yang wajahnya datar tapi ada kecemasan di kedua matanya, bahkan selama perjalanan tadi, Mingyu tak berbincang sedikit pun, saat Wonwoo bertanya pun, Mingyu terus mengelak dan jawabannya diluar pertanyaannya.

Pemuda Kim itu menghela napasnya panjang, ia mendongak dan menatap Wonwoo yang masih berdiri di tempatnya. "Kenapa? Kau bisa naik dan membersihkan diri." Ucap Mingyu.

Wonwoo menatapnya tidak suka, karena Mingyu tidak terbuka padanya. Ia lalu berjalan menaiki tangga menuju lantai tiga, memasuki kamarnya dan ia begitu terkejut karena Seojoon berada di sana. "Maaf." Wonwoo memundurkan langkahnya dan menarik pintu untuk menutupnya.

Smiling FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang