Smiling Flower - XXV

1.6K 142 4
                                    

Mingyu masih menunggu Wonwoo, ia masih duduk di sisi tempat tidur tersebut, masih mengusap tangan Wonwoo, masih memperhatikan wajah Wonwoo dengan lekat. Ia menghela napasnya, sudah hampir satu jam lamanya ia menunggu Wonwoo untuk sadar. Dan baru saat ini ia melihat kedua mata Wonwoo yang perlahan terbuka.

Mata Mingyu membulat, ia mengusap wajah Wonwoo dan melihat kedua matanya terbuka sempurna dan keduanya saling menatap. "M-Mingyu.." Lirih Wonwoo, ia bangkit dan oleh Mingyu, tubuhnya segera di raih, memeluk Wonwoo dengan erat.

Mingyu mengusap kepalanya dengan lembut lalu melepas pelukan tersebut, ia menangkup wajah Wonwoo. "Apa kau alergi terhadap sesuatu?" Tanyanya langsung.

"Kacang kenari." Balas Wonwoo, ia mendekat dan menumpu kepalanya di dada Mingyu. "Tadi setelah makan puding itu, aku langsung merasakannya." Lirihnya.

Mingyu terdiam, ia menepuk punggung Wonwoo dengan perlahan dan berkali-kali. "Maaf, aku tidak tahu." Balasnya.

Wonwoo mengangguk. "Aku memang tidak bercerita pada siapapun, karena jika aku mencium bau kacang kenari atau melihatnya di makanan, aku tidak akan memakannya, tapi puding itu sama sekali tidak ada bau dan rasa kacang kenari." Jelasnya lalu ia mendongak dan menatap Mingyu. "Kau tidak perlu meminta maaf." Ucapnya.

Tangan Mingyu berpindah mengusap kepalanya, ia mengangguk pelan dan tersenyum. "Beruntung ada Myungho di sini, jika kita ke rumah sakit, akan membutuhkan waktu yang lama." Tuturnya. Keduanya saling menatap, ia akhirnya membaringkan Wonwoo kembali. "Istirahatlah, aku akan keluar sebentar." lanjutnya dan Wonwoo mengangguk.

Mingyu mengecup keningnya lalu bangkit, ia berjalan keluar dari kamar tersebut dan menemui Seungkwan yang ada di teras mansion. "Seungkwan." Panggilnya dan yang dipanggil menoleh. "Pergilah ke rumah sakit tempat Myungho bekerja dan katakan padanya Wonwoo alergi terhadap kacang kenari." Ucapnya.

Seungkwan mengangguk, ia kemudian pamit dan berjalan ke arah mobil. Sementara Mingyu kembali masuk, ia berjalan ke arah dapur dan meminta kepala pelayan untuk mengumpulkan semua pelayannya di ruang tamu.

Mingyu duduk di sofa dengan puluhan pelayan yang berdiri di depannya, dengan kepala pelayan Kang yang berdiri di dekat Mingyu. Mingyu menghela napasnya. "Puding itu, siapa yang membuat?" Tanya Mingyu.

Para pelayan saling menoleh, lalu salah dari mereka yang bertugas di dapur maju. "Saya tuan." Jawabnya sembari menunduk, tentu mereka tahu apa yang tadi terjadi.

"Kau tahu kan apa yang terjadi tadi?" Tanya Mingyu lalu berdiri dari duduknya. Pelayan itu menunduk saat Mingyu berjalan mendekat. "Kenapa kau membuatnya dengan memasukkan kacang kenari huh?" Sentak Mingyu dan pelayan itu terkejut.

Ia semakin menunduk. "S-saya tidak membuatnya dengan kacang kenari tuan.." Lirihnya, ia sudah menangis karena rasa takut pada dirinya. Apalagi melihat tangan Mingyu yang mengeluarkan pistol di saku jasnya.

"Jangan berbohong." Tegas Mingyu sembari mengarahkan pistol tersebut ke dagu wanita itu dan membuatnya mendongak.

"S-sungguh tuan Mingyu.. S-saya.. saya tidak membuat puding itu dengan kacang kenari.." Balasnya dengan terisak.

"T-tuan Mingyu.." Mingyu menoleh saat namanya dipanggil oleh salah satu pelayan. Ia menatap pelayan laki-laki yang menunduk. "Tadi saya melihat dia memang memasukan kacang kenari ke bahan pembuatan puding itu." Ucapnya.

"T-tidak.. Hiks.. Sungguh saya tidak melakukannya.." Pelayan tersebut menatap Mingyu dengan tangisannya, ia melakukan gestur memohon dengan kedua tangannya.

Mingyu menatap pelayan pria yang menunduk tadi. "Apa tadi ada yang masuk ke dapur selain pelayan?" Tanyanya.

"Tuan Wonwoo datang untuk minum." Jawab kepala pelayan yang berada di belakang Mingyu. "Saya juga melihat tuan Jeonghan memasuki dapur, tapi tidak tahu untuk apa." Lanjutnya. 

Smiling FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang