Wonwoo tercengang mendengarnya, ia mencari kebohongan dari apa yang Mingyu katakan tapi ia tidak bisa melihatnya sedikit pun, kedua mata Mingyu menatapnya dengan intens, membuat dirinya merinding karena hal tersebut. "K-kau bercanda.." Wonwoo mengalihkan pandangannya.
Mingyu tersenyum simpul dan bangkit dari duduknya, ia memutari meja kerja tersebut dan mendekat ke arah Wonwoo, berdiri di hadapan Wonwoo, meraih dagu Wonwoo dan membuat empunya mendongak. "Apa aku terlihat bercanda cantik?" Tanya Mingyu dengan senyuman khasnya.
Wonwoo menepis tangan Mingyu, mendorong tubuhnya dan bangkit. Ia menelan ludahnya kasar dengan menatap Mingyu tajam. "Jangan membohongiku Mingyu, aku tahu kau—" Kalimat Wonwoo terhenti, ia menatap Mingyu tajam yang tangannya menarik pinggangnya dan mendekapnya erat. Kedua tangan Wonwoo menahan dada Mingyu yang mendekat.
Mingyu memperlebar senyumnya. "Wajahmu memerah." Ucapnya dengan suara dalamnya. "Bukankah akan menyenangkan jika kau bisa membalas dendam Rowoon?" Tanya Mingyu sembari mengusap wajah Wonwoo dengan tangan satunya.
Tubuh Wonwoo serasa meremang begitu saja, ia dapat jelas mencium bau rokok dari mulut Mingyu, juga parfum yang ada di kemeja putih yang Mingyu gunakan. Kedua matanya mengerjap, harusnya rencananya akan berjalan dengan lancar, ia bisa mempermainkan Mingyu lalu mencampakkannya. Dan Rowoon, ia bisa membalas dendam dengan berkencan dengan kakaknya.
Mingyu menatap Wonwoo yang wajahnya memerah padam, ia terkekeh lalu melepas tangannya yang melingkar di pinggang Wonwoo. Ia memundurkan langkahnya, berbalik dan berjalan ke arah sofa ruang kerja tersebut. Ia menatap asap yang keluar dari rokoknya lalu beralih menatap Wonwoo yang masih berdiri di tempatnya. "Kau sungguh tidak mengenalku Wonwoo?" Tanya Mingyu.
Wonwoo langsung menoleh dan menatapnya bingung. "Apa maksudmu?" Tanyanya.
Mingyu menunduk, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "Aku mengenalmu, Jeon Wonwoo, kedua orang tuamu meninggal saat kau berumur sembilan belas tahun karena kebakaran gudang tempat mereka bekerja."
"Itu hal umum." Wonwoo berjalan mendekat ke arah Mingyu. "Kau sama sekali tidak mengenalku." Ucapnya dengan tegas.
"Kebakaran yang terjadi karena kau membuang putung rokok sembarangan." Mingyu mendongak dan tertawa, menatap Wonwoo yang menatapnya dengan kedua matanya yang membulat begitu lebar. Mingyu masih tertawa, ia menggeleng pelan. "Kau tahu, karena itu tidak hanya membuat kedua orang tuamu meninggal, tapi seluruh pekerja di sana."
"K-kau.." Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar.
"Termasuk ibu kandungku." Wajah Mingyu berubah menjadi lebih serius, ia bangkit dan menatap Wonwoo dengan intens, mendekat hingga jarak keduanya begitu dekat. "Ehm.. Mungkin kau bertanya bagaimana aku mengetahuinya." Ia mengusap pundak Wonwoo. "Karena aku melihatnya sendiri, kau sengaja membuangnya bukan?"
Wonwoo masih terdiam, ia tidak tahu tentang itu, kebakaran itu terjadi karena konslet listrik. Bukan karena putung rokok. Ia menggeleng ribut. "Aku tidak melakukannya."
"Jangan bersikap denial." Mingyu terkekeh pelan. "Kau yang melakukannya Jeon Wonwoo, kau membunuh kedua orang tuamu, ibu kandungku dan banyak sekali orang yang ada di gudang itu."
"Tidak!" Seru Wonwoo, ia mendorong tubuh Mingyu untuk menjauh. "Aku tidak melakukannya!" Serunya lagi.
Mingyu berjalan ke arah meja kerjanya, ia menarik laci meja tersebut dan mengambil foto lalu menunjukkannya ke Wonwoo. "Aku punya buktinya."
"Tidak.." Wonwoo mulai menangis. "Itu tidak benar.. Hiks.. Aku tidak membunuh mereka.." Tubuhnya bergetar hebat, dan lintasan ingatan masa lalunya itu kembali begitu saja. "Aku tidak melakukannya.." Ia menghapus air matanya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiling Flower
FanfictionMINWON • COMPLETED Seharusnya, hari itu, Jeon Wonwoo tidak mengambil keputusan untuk tetap menikah dengan kekasihnya, Kim Rowoon. Seharusnya ia pergi dan memulai kehidupan barunya, tapi ternyata, keputusan yang ia ambil salah. Membuat dirinya harus...