Kedua mata Mingyu menatap nyalang ke arah enam pria dan satu wanita yang duduk bersimpuh di depannya. Ia meraih pistol yang ada di atas meja di depannya. Membidikkan pistol tersebut ke arah kepala pria yang bersimpuh di paling ujung kanan. Ia berjalan mendekat. "Katakan siapa yang menyuruhmu." Ucap Mingyu, dengan lirih tapi penuh penekanan.
Pria pertama itu menelan ludahnya dengan kasar, ia menggeleng untuk menanggapi Mingyu. Mingyu menatapnya remeh, lalu ia menarik pelatuk pistol tersebut dan terdengar bunyi tembakan di ruang bawah itu. Tubuh pria pertama dengan peluru di kepalanya dan darah yang mengalir itu jatuh begitu saja.
Mingyu berjalan ke arah pria yang ada di sebelahnya, ia berjongkok di depannya dan mengarahkan pistol tersebut ke dagu pria itu dan membuatnya mendongak. "Kau mau seperti dia?" Tanya Mingyu sembari menyeringai.
Pria itu menatap takut Mingyu. "M-maafkan saya tuan.." Lirihnya dengan ketakutan, tubuhnya berkeringat hebat dan bergetar.
Mingyu terkekeh ia menurunkan pistolnya lalu menarik pelatuk tersebut dan menembak paha kanan pria kedua itu, yang langsung mengerang sakit. Mingyu menoleh ke belakang. "Ambilkan garam." Ucapnya.
Pria itu menangis histeris, rasa sakit dan panas dari peluru itu menyebar ke tubuhnya, kakinya serasa lemas, tangannya bergerak, ia bersujud di depan Mingyu. "S-saya mohon jangan bunuh saya tuan Mingyu.." Ucapanya dengan suara yang bergetar juga.
Mingyu tak memedulikannya, ia menoleh ke arah lima orang lain yang berkhianat padanya, termasuk satu wanita yang menjadi panggilan anak buahnya. Kedua matanya menatap pria yang bersimpuh di ujung paling kiri, ia membidik mata kirinya.
"Mingyu!" Seru Wonwoo, secara bersamaan Mingyu menarik pelatuknya dan membuat bola mata pria itu hancur, pelurunya menembus sampai ke otaknya. Tubuhnya langsung tak sadarkan diri dan darahnya muncrat sampai ke orang yang bersimpuh di sampingnya.
Mingyu menoleh dan melihat Wonwoo yang menatapnya dengan rasa takut. Ia lalu menatap anak buahnya yang berjalan ke arahnya membawa garam di sebuah wadah, Mingyu menerimanya. Ia meletakkan pistolnya di sampingnya.
Wonwoo berjalan mendekat. "Mingyu jangan.." Ucap Wonwoo.
Mingyu tak merespons, ia memegangi kaki kanan pria itu dan menaburkan garam yang ia ambil di luka tembak yang ia ciptakan.
Wonwoo membulatkan kedua matanya, ia menatap Mingyu yang berdiri setelah meraih pistolnya. "Mingyu.." Panggilnya dan ia semakin mendekat ke arah Mingyu yang kini membidik wanita yang sudah menangis dalam ketakutan. Wonwoo menahan lengannya dan itu membuat Mingyu menoleh. "Jangan lakukan itu.." Wonwoo menatapnya dengan sendu sembari menggeleng.
Pemuda Kim malah menepis tangannya dan menarik pelatuk pistolnya, peluru panas itu mengenai dada kanan wanita itu, payudaranya hancur dan ia mengerang kesakitan. Perlahan kesadarannya mulai hilang karena rasa sakit luar biasa di tubuhnya.
Wonwoo mendekat lagi, ia memeluk Mingyu dari belakang. "Jangan membunuh lagi.. Hiks.. Aku takut.." Ia menangis dalam pelukan tersebut.
Mingyu tak menghiraukannya, ia mengarahkan pistolnya ke arah pria selanjutnya dan menarik pelatuknya, dengan cepat ia menembak pria yang bersimpuh di sampingnya. Kini hanya tinggal pria yang masih mengerang sakit karena tembakan di pahanya.
Ia menjatuhkan pistol tersebut, merasakan tubuh Wonwoo yang semakin bergetar, tapi Mingyu tak lengah, ia mengambil belati yang selalu ada di saku celananya, mendekat ke arah pria itu dan tak menghiraukan Wonwoo yang mencoba menahannya. Ia menggores wajah pria itu, darah mengalir dengan deras, pria itu berteriak kesakitan.
Tubuh Wonwoo terperosok, ia menunduk dan menangis, berpegang pada celana Mingyu dan meremasnya. "Kumohon berhenti.. Hiks.." Pintanya.
Mingyu berjongkok dan meraih tubuh Wonwoo, ia meraih tubuhnya dengan tangan kirinya dan memeluknya, lalu tangan kanannya yang memegang belati ia jatuhkan dan ia mengambil garam tersebut, mengusapkannya pada wajah pria itu dan membuat tangannya juga terkena darahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiling Flower
FanfictionMINWON • COMPLETED Seharusnya, hari itu, Jeon Wonwoo tidak mengambil keputusan untuk tetap menikah dengan kekasihnya, Kim Rowoon. Seharusnya ia pergi dan memulai kehidupan barunya, tapi ternyata, keputusan yang ia ambil salah. Membuat dirinya harus...