Smiling Flower - XXX

1.4K 134 11
                                    

Kedua mata Mingyu menatap Jeonghan yang duduk di seberangnya. Tangannya ia silangkan di depan dadanya. Ia masih terdiam untuk menunggu apa yang ingin di sampaikan oleh Jeonghan.

Sementara Jeonghan, ia sedang mengumpulkan keberaniannya, ia mendongak dengan perlahan lalu menatap Mingyu takut-takut. "Aku minta maaf.." Lirihnya, bibirnya jelas sekali bergetar. "Aku di suruh Rowoon untuk memasukkan bubuk kacang kenari itu."

"Tapi kau juga menyeret anak buahku sampai aku membunuhnya." Balas Mingyu dengan wajah datar. Ia menghela napasnya panjang. "Katakan apa yang kau inginkan." Ucapnya.

"Kau." Jeonghan menatapnya lekat, ia menggigit bibir bawahnya. "Tapi kurasa itu tidak bisa, bahkan saat aku mengaku sebagai kekasihmu saja, kau tetap bersikap seperti biasanya terhadapku." Lanjutnya lalu menunduk.

"Jeonghan, aku hanya menganggapmu sebagai teman, tidak lebih. Aku sudah mencintai orang lain." Balas Mingyu. "Kau tetap bisa menemuiku, tapi sebagai teman, tidak lebih dan jangan bocorkan identitasku, atau aku sendiri yang akan membunuhmu."

"K-kau tidak marah padaku?" Tanyanya lalu ia mendongak dan menatap Mingyu yang berdiri dari duduknya.

"Aku memberimu satu kesempatan. Kau bisa mencari laki-laki lain, coba lihat Seungcheol, ia sudah terlalu lama menunggumu." Mingyu lalu berjalan meninggalkan Jeonghan di kafe tersebut, ia mengendarai mobilnya menuju mansion. Wonwoo bilang, ia harus mencoba untuk mempercayai orang lain.

•••

Pintu terbuka dan Rowoon masuk, ia duduk di sebuah kursi berhadapan dengan Wonwoo yang dibatasi oleh kaca tebal, ia menelan ludahnya dengan kasar, tidak percaya bahwa Wonwoo akan mengunjunginya di penjara. "Bagaimana kabarmu?" Tanyanya.

"Baik." Wonwoo menatap Rowoon dengan sendu, terkadang ia masih tidak percaya bahwa orang yang ada di balik kaca tebal itu adalah orang yang membunuh kedua orang tuanya, orang yang ia cintai dulu, orang yang selalu Wonwoo andalkan dan kini, orang yang begitu ia benci. "Aku datang kemari untuk memberikan ini." Ia mengeluarkan sebuah cincin dari saku jaketnya, mendorongnya ke arah Rowoon melalui bawah kaca tebal.

Rowoon meraih cincin pernikahan keduanya, ia menatapnya dengan lekat, membaca namanya sendiri yang ada di dalam lingkaran cincin tersebut. "Dulu kau sangat menyukai cincin ini." Ucapnya sembari sedikit tersenyum simpul, lalu ia mendongak dan menatap Wonwoo. "Tapi sekarang kau melepasnya dengan mudah."

"Seharusnya kau sadar, aku sudah tidak menggunakan cincin itu sejak malam itu, aku mengetahui bahwa kau yang membunuh kedua orang tuaku." Wonwoo menatapnya dengan wajah datar. "Dan maaf, malam itu, kita tidak berhubungan badan." Lanjutnya.

Rowoon mengernyit bingung. "Apa maksudmu?"

"Aku memanggil seorang jalang, ia yang menghabiskan malam panjang denganmu."

"L-lalu bagaimana dengan tanda di tubuhmu?"

Wonwoo tersenyum simpul. "Mingyu yang melakukannya." Jawabnya, dan ia dapat melihat perubahan wajah Rowoon yang terlihat begitu sedih, matanya memerah dan mengembung air mata. "Awalnya aku berniat untuk membalas dendam pada Mingyu dan kau karena kalian berdua bersetubuh di belakangku, tapi malah aku yang jatuh ke perangkapku sendiri, aku jatuh cinta pada Mingyu." Ia terkekeh menertawai dirinya sendiri. "Aku terlalu mencintainya sampai aku tidak bisa untuk jauh darinya." Lanjutnya.

Air mata Rowoon terjatuh begitu saja, ia merasakan sakit, lebih sakit ini meskipun ia sudah mengetahui fakta bahwa kakak tirinya dengan mantan suaminya saling berselingkuh, tapi melihat bagaimana kedua mata Wonwoo yang berbinar saat membicarakan Mingyu, ia baru sadar sesakit itu rasanya di khianati. Ia sudah lelah dengan Mingyu yang mengkhianatinya, dan kini Wonwoo. Itu benar-benar menyakitkan.

Smiling FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang