Smiling Flower - XXIX

1.5K 137 4
                                    

Lidah Wonwoo bergerak menjilati ice cream coklat yang ada di tangannya, ia tak sadar jika sedari tadi kekasihnya memperhatikannya dengan lekat dengan senyuman manis seperti biasa yang ia tunjukkan pada Wonwoo. Mingyu mengusap kepala Wonwoo dan membuat empunya menoleh. "Kenapa?" Tanya Wonwoo.

Mingyu menggeleng pelan lalu ia mengalihkan pandangannya menatap sungai Han yang ada di depan mereka dan ia melanjutkan memakan ice cream miliknya sendiri yang sudah mulai meleleh. Keduanya hanya terdiam sembari menikmati indahnya pemandangan di lokasi taman tersebut setelah seharian ini mereka pergi kencan. Menonton, mengunjungi tempat wisata, makan siang di restoran, dan kini keduanya berada di taman pinggir sungai Han.

Duduk di atas rerumputan hijau, satu tangan mereka yang sibuk memegangi ice cream dan tangan mereka yang bertaut dan saling mengusap. Benar-benar hal yang belum pernah mereka lakukan sejak mereka menjalani hubungan yang dimulai untuk niat tidak baik. Tapi lihatlah akhirnya, mereka baik-baik saja sampai sekarang. 

Mingyu terlebih dahulu menghabiskan ice cream miliknya, ia lalu berbaring dengan menumpu kepalanya di paha Wonwoo dan membuat Wonwoo menatapnya dengan heran. Ia hanya tersenyum untuk membalasnya lalu memejamkan kedua matanya, merasakan usapan tangan kiri Wonwoo di rambutnya.

Pemuda Jeon menghabiskan ice cream miliknya, lalu ia menunduk dan mengecup bibir Mingyu, ia akan bangkit tapi tengkuknya ditahan terlebih dahulu oleh tangan kanan Mingyu. Mingyu membuka kedua matanya, ia menarik tengkuk Wonwoo dan menyesap bibirnya untuk merasakan sisa ice cream coklat yang ada di bibir kekasihnya. Baru ia melepasnya.

Wonwoo tersenyum. "Kau selalu saja seperti itu, tidak peduli dengan pandangan orang lain." Ucap Wonwoo dan Mingyu hanya menaikkan kedua alisnya. "Bahkan kau tidak malu saat di mansion tiba-tiba kau menciumku dan membuat anak buahmu kabur." Lanjutnya.

Mingyu terkekeh. "Itu karena di pandanganku hanya ada kau sayang." Ucapnya dengan nada menggoda.

"Buaya." Kesal Wonwoo, tapi ia sungguh menyukainya.

"Hanya untukmu." Mingyu mencubit gemas pipi Wonwoo. "Setelah ini mau kemana lagi?" Tanyanya.

"Langsung kembali ke mansion saja, aku lelah." Ucapnya dan Mingyu mengangguk.

"Mulai malam nanti, kau tidur denganku di kamar lantai tiga."

"Kenapa? Bukannya kau bilang bahwa kamar itu digunakan hanya untuk pemimpin yang sudah menikah?"

"Aku bebas melakukan apa yang ku mau, aku pemimpinnya." Balasnya dan ia mendapat dengusan kesal dari Wonwoo. "Berhentilah mendengus sayang, kau terlihat begitu menggemaskan." 

"Seperti apa master?" Tanya Wonwoo sembari tersenyum.

Mingyu membalas senyumnya, tangannya bergerak mengusap leher kanan Wonwoo. "Seperti kitten.." Ucapnya dengan lirih. Jemarinya terus bergerak mengusap kulit leher Wonwoo lalu ia berpindah ke dada Wonwoo dan sedikit meremasnya.

"Mingyu jangan di sini." Tegas Wonwoo sembari memukul tangan Mingyu.

Mingyu menurunkan tangannya lalu bangkit duduk. "Kalau begitu ayo pulang, aku ingin bermain."

"Tidak." Wonwoo menggeleng. "Sudah kubilang aku lelah Mingyu."

"Atau mau di sini?"

"Mingyu.." Wonwoo memanyunkan bibirnya dan menatap Mingyu dengan kedua mata yang mengedip-edip lucu. Membuat pertahanan Mingyu hancur begitu saja karena merasa gemas.

Akhirnya mereka bangkit, berjalan dengan kedua tangan yang saling bertautan menuju mobil putih milik Wonwoo itu. Tapi langkah mereka terhenti saat keduanya melihat Rowoon yang berjalan dengan pria yang Wonwoo tahu, orang yang sama di mall waktu itu. Mereka berjalan ke arah keduanya hingga mereka berempat saling menatap satu sama lain.

Smiling FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang