Tepat hari ini adalah hari peringatan kematian Yena, tidak ada acara apapun memang, tapi Baekhyun telah merencanakan hal sederhana ini jauh-jauh hari. Kembali ke Seoul untuk pergi ke pemakaman mendiang sang istri. Junhee bahkan putri kembarnya pun ikut serta di sana.
Meletakkan buket bunga krisan dan diikuti oleh Junhee beserta adik-adiknya, batu nisan itu kini tampak indah karena adanya bunga.
"Beri salam pada eomma." Titah Baekhyun lirih.
Junhee, Eun ha begitupun dengan si bungsu Eun hi pun kemudian membungkuk di depan batu nisan ibunya itu memberi salam.
"Kami datang eomma?" Ucap Junhee membuka suara sebagai kakak tertua.
"Apa eomma baik-baik saja di sana? Kami merindukan eomma."
Terdengar sangat jelas jika Junhee tengah menahan tangisnya sekarang. Nada suaranya berubah gemetar yang mana Baekhyun pun tahu benar akan hal itu.
~~~~
Junhee membuka pintu mobil belakang untuk membantu adik-adiknya masuk ke dalam terutama Eun hi. Si bungsu itu suka sekali banyak tingkah-- takut terjadi sesuatu.
"Eun ha, bisakah kau tidak hanya fokus pada ponselmu? Tolong perhatikan Eun hi juga." Ucap Junhee dengan nada tegasnya.
"Apa oppa baru saja melimpahkan tugasmu padaku?-- menyebalkan." Desisnya diakhir kalimat seraya memakai earphone pada kedua telinganya lalu memejamkan matanya kemudian.
Bahkan Junhee yang baru saja akan membuka suara guna memprotes pun tak mampu berucap lagi setelah melihat sikap adiknya itu yang keterlaluan.
Eun hi yang sejak tadi memperhatikan keduanya pun kini menepuk pelan bahu Junhee hingga kakaknya itu menoleh memandangnya seolah bertanya 'ada apa?'
"Eun hi akan duduk diam, oppa tidak perlu khawatir." Kekehnya tersenyum mengembang menatap sang kakak di kursinya setelah Junhee sebelumnya telah memasangkan sabuk pengaman pada kedua adiknya itu.
"Janji?"
"Em!" Jawab Eun hi seraya mengangguk-anggukkan kepalanya tersenyum senang.
Junhee sendiri pun kini ikut membalas tersenyum, meski harus dirinya akui. Dirinya tak berhenti untuk tidak khawatir tentang adik-adiknya, terutama pada Eun ha. Adiknya itu tidak pernah semenyebalkan ini sikapnya, dulu Eun ha itu adalah adik yang paling dapat dipercaya terlebih untuk menjaga adik kembarnya, tapi sekarang entah mengapa Eun ha telah berubah dan lagi anak itu lebih banyak diam bahkan bisa terkadang tiba-tiba menghilang, lantaran memilih menyendiri di kamar.
~~~
"Aku datang yeobo." Ucap Baekhyun kemudian setelah beberapa menit hanya terdiam memandang foto dan ukiran nama Yena di sana.
Air matanya sudah mengalir membasahi pipinya sejak tadi namun ia harus menahannya dihadapan anak-anaknya. Baekhyun termasuk pria yang cukup kuat memang menahan tangisnya, namun bagaimana pun juga ia tetaplah seorang manusia, mengingat Yena sama saja membuatnya mengulang kembali ingatan kenangan lama tentang keduanya.
"Apa kau ingat nama panggilan itu? Kau terus memintaku untuk mengubah nama panggilan kita sepanjang hari sampai pada akhirnya kita melakukannya setiap hari. Ah-- setiap saat lebih tepatnya."
"..dan aku mulai terbiasa sekarang. Yeobo."
"Apa aku masih terdengar lucu memanggil nama itu? Bodohnya aku masih ingat saat kau tersipu malu dan tertawa saat aku memanggilmu 'yeobo'." Ucap Baekhyun diselingi tawa kecilnya karena kembali mengingat hal lucu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Spring (Sequel 'YOU') [ TAMAT ]
FanfictionLet's meet in the next life for my meaningful love.