Tampar Jihae demi kewarasannya, bagaimana bisa dirinya mengajak kencan pada seorang Byun Baekhyun yang mana ia tahu benar bahwa pria itu adalah seorang duda.
Demi Tuhan Jihae datang mengunjungi kantor Baekhyun dengan alasan untuk memberi ketegasan pada hubungan mereka yang seharusnya tak terlampau jauh meski ia yakin pria itu memang tak memiliki niatan apapun selain bertindak sesuai amanah orang tua.
"Auhh jinjja!!! Bagaimana bisa aku mengatakan itu padanya?!" Kesalnya sambil menepuk-nepuk bibirnya merutuki kesalahannya sendiri.
Demi Tuhan itu sangat memalukan.
~~~~
Setelah memasukkan mobilnya ke dalam garasi, Baekhyun pun segera keluar sambil membawa kantong plastik berukuran besar di kedua tangannya yang mana sebelumnya ia memang berbelanja sebentar sebelum benar-benar pulang.
"Appa pulang!" Teriak Baekhyun setelah masuk rumah dan mengganti sepatunya dengan sandal rumahan.
Berjalan menuju arah dapur meletakkan 2 kantong plastik itu sebentar lalu mengedarkan pandang mencari keberadaan anak-anaknya.
Baru saja akan berjalan ke arah taman belakang rumah, Junhee, putranya itu tengah menuruni tangga dengan pakaian santainya.
"Appa pikir kau akan pulang terlambat karena jadwal les."
"Kim songsaenim sedang cuti 2 hari ke depan, jadi kami juga diliburkan karena tak ada guru pengganti." Jawab Junhee.
Baekhyun yang mendengar itu pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Lalu kembali melanjutkan membuka jasnya dan melepas kancing pada lengan tangannya melipatnya hingga kesiku kemudian.
Junhee yang telah kembali dari mengambil kaleng soda di lemari pendingin itu pun kini berjalan pelan mendekat pada ayahnya itu dengan menatapnya lekat.
Pikirannya masih melalang buana teringat akan percakapannya dengan Hyejin tempo lalu mengenai keinginannya untuk bekerja paruh waktu tapi sungguh Junhee masih tak memiliki cukup keberanian jika harus mengatakan jujur pada ayahnya itu atas keinginannya untuk bekerja.
Baekhyun menyadari jika ditatap akan sang putra ia pun beralih menoleh pada Junhee membalas tatapannya mencoba mencari tahu.
"Ada apa sayang?" Tanya Baekhyun lembut penuh perhatian.
Junhee yang tersadar pun kini mengerjapkan matanya menatap bingung pada ayahnya itu, tak tahu harus menjawab apa.
"A.. ani..aniya appa. Gwenchana." Bohongnya sambil tersenyum mencoba menutupi.
"Junhee tidak mau bicara jujur pada appa? --- appa tahu jika Junhee tengah berbohong sekarang." Sindir Baekhyun tepat sasaran.
Junhee memejamkan matanya merutuki kesalahannya, melupakan fakta penting jika ayahnya itu memang orang yang tak mampu dirinya bodohi dan bohongi. Ayahnya termasuk orang yang peka akan keadaan dan itu yang jadi masalahnya bagi Junhee untuk berkata jujur di hadapan ayahnya itu.
"Tapi appa janji jangan marah."
Kening Baekhyun seketika mengernyit dengan alis yang menukik tajam, "tergantung. Appa akan marah jika Junhee memang berbuat salah."
Junhee bungkam, bingung harus mengatakan apa dan mulai berkata dari mana.
"Junhee ingin bekerja." Ucapnya sambil memejamkan mata menundukkan kepala takut jika ayahnya itu langsung akan mengamuk setelahnya.
Baekhyun terdiam, pandangan matanya masih terfokuskan pada arah putranya itu dalam kebisuan. Terlalu sulit untuknya menjawab sesuatu hal yang tak tahu harus darimana Baekhyun mulai menanggapinya. Ini sungguh terlalu mengejutkan untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Spring (Sequel 'YOU') [ TAMAT ]
FanfictionLet's meet in the next life for my meaningful love.