29. That day

103 12 7
                                    

1 tahun kemudian.

Ketukan pada jendela kaca bagian luar kamarnya sungguh menjadi alarm pagi hari untuk membangunkan seorang pria berusia 20 tahunan ke atas yang mana masih bergelung dalam selimut tanpa terusik sama sekali meski waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi.

Waktu yang seharusnya pria itu manfaatkan untuk bersiap-siap olahraga seperti jadwal biasanya ketika hari libur bekerja hari ini.

Dugh!! Dugh!! Dugh!!"

Suara kaca jendela itu semakin keras terdengar bagai hampir pecah jika sedikit saja pukulan itu gunakan tenaga lebih keras lagi jika hanya untuk mengganggu waktu tidur seseorang yang masih terlelap.

Diabaikan pun percuma, karena pada kenyataannya suara itu akan semakin terdengar terus jika tak segera di hentikan sekarang juga.

Membuka jendela kamarnya segera yang mana justru membuat seorang gadis berambut pirang sebahu itu pun langsung terkekeh lantaran tertangkap basah setelah apa yang dia lakukan sejak tadi.

"Kau bukan anak-anak lagi Hyejin, jadi berhenti untuk bersikap kekanakan." Ucap Junhee memberi ketegasan.

"Aku sudah menunggumu di taman sejak tadi, tapi kau tak juga datang jadi aku putuskan datang kemari dan membangunkanmu." Jawab Hyejin jujur.

Setiap Junhee libur bekerja pria itu dan Hyejin selalu membuat jadwal untuk bisa pergi berolahraga bersama sekalipun hanya untuk 2 jam ke depan. Dan itu tentu atas dasar persetujuan bersama.

"Kau bisa menelponku." Ucap Junhee memberi balasan.

"Kau pikir aku tidak melakukannya? Sejak tadi aku sudah menelponmu." Jawab Hyejin kesal.

Junhee pun segera melihat arah ponselnya dan merasa bersalah setelah mengetahui benar jika gadis Park itu mengatakan kebenarannya.

"Mian."

"Beri aku sarapan."

Alis Junhee menukik bingung, "kau belum sarapan?"

"Menurutmu?"

"Ku pikir kau---"

"Ayahku tidak akan mengijinkanku untuk keluar jika aku ikut sarapan di rumah."

"Waeyo?" Tanya Junhee semakin tak paham.

Posisi Hyejin yang masih berdiri di luar depan jendela kamar Junhee seketika tersadar bahwa dirinya tak dalam posisi yang pantas untuk saling mengobrol lama mengingat ia datang untuk membangunkan Junhee dan meminta menemaninya berolahraga di taman.

"Tidak bisakah kau mengijinkanku untuk masuk? Demi Tuhan ini membuatku tidak nyaman."

Junhee pun hanya bisa menghela nafasnya teramat hafal akan tingkah laku Hyejin yang sering tak terduga.


~~~~



"Park Hyejin!!" Teriak Chanyeol lantang memanggil putrinya itu seraya berjalan menuju lantai 2 rumahnya mendekat ke arah kamar.

Mengetuk pintunya berulang kali sampai tak sabaran menjadikan Chanyeol pun perlahan pada akhirnya membuka pintu kamar Hyejin pelan dengan emosi yang tertahan.

"PARK HYE---mwoya? Pergi kemana dia?" Gumam Chanyeol mengerutkan kening.

Melihat kamar putrinya itu kosong dan telah sepenuhnya rapi menandakan bahwa Hyejin memang tak ada di kamar.

Setelah menutup kembali kamarnya dan menuruni tangga, Chanyeol pun berjalan menuju ruang tengah duduk di samping istrinya itu yang tengah menonton televisi.

Romantic Spring (Sequel 'YOU') [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang