Tak lama kemudian, motor yang ditumpangi Gema dan Nada memasuki kawasan perumahan elit. Gema pun memperlambat laju motornya untuk mencari rumah Nada.
"Yang mana rumah kamu?" tanya Gema sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling perumahan yang sepi.
"Belok kanan... Terus lurus--"
"Udah tau," potong Gema membuat Nada melotot sinis.
"Kok lo ngeselin sih?! Kan lo tadi nanya---
"Diem, jangan berisik."
Nada yang kesal langsung memasang gerakan seolah sedang memukul-mukul Gema dengan tangannya. Nada benar-benar dibuat emosi. Kemudian mereka berdua saling terdiam. Hanya ada suara mesin motor yang berisik membuat Nada tiba-tiba mengantuk.
Tanpa sadar, Nada yang mengantuk langsung tertidur dan jatuh menyender ke punggung Gema. Hal itu membuat Gema kaget, terkaku dengan mematung.
"Ekhem, malah diem, ini lewat mana?" tegur Gema sambil menggoyangkan punggungnya membuat Nada yang kaget langsung terbangun dari tidur dengan mata yang memerah akibat kantuk.
Kemudian Nada yang sadar langsung menatap ke arah kaca spion motor dan parahnya lagi Gema dan Nada saling bertatapan lewat kaca spion dengan sangat lama. Jika Nada pikir-pikir lagi, Gema memanglah sangat menyebalkan, tetapi disatu sisi Gema memang terlihat sangat tampan.
Gluduk.
Sebuah polisi tidur mengagetkan mereka berdua, membuat keduanya sadar dan saling membuang muka dari kaca spion.
Tiba-tiba Nada menepuk bahu Gema dengan cepat dan kuat membuat Gema kesal. "Biasa aja geh gebuknya."
"Turunin gua disini aja."
"Lah, emang rumah kamu yang mana?" tanya Gema sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling seolah sedang mencari rumah Nada.
"Bentar lagi nyampe, pokoknya tinggal gua jalan bentar ke pengkolan yang ada di depan situ, tuh. udah ah, turunin gua disini aja," ucap Nada sambil menunjuk ke arah sebuah pengkolan.
"Kalo saya maunya nganter kamu sampe depan rumah, gimana?"
"Gak, gak mau! Pokoknya semua orang rumah gak ada yang boleh tau kalo gua sama lo lagi deketan kayak gini," tolak Nada dengan cepat.
Gema yang ingin tertawa langsung menepikan motornya sebelum melewati tikumgan yang tepat ada di depan mereka. Karena Gema kalau tertawa ia bisa tidak fokus saat menyetir, apalagi Gema ingin berbicara sesuatu dengan Nada.
"Emang kenapa kalau keluarga kamu gak boleh tau kalau kita boncengan? Atau jangan-jangan kamu takut misalkan kalo ada masalah, saya disuruh orang tua kamu buat laporan apa aja kegiatan kamu di sekolah, gitu?"
"Bukan, bukan buat nyuruh lo cepu."
"Lah, terus apa? Oh... Saya tau, jangan-jangan kamu takut, ya. Karena orang tua saya sama orang tua kamu deket, terus mereka berfikir mau jodoh-jodohin kita, gitu?" tebak Gema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Battle With Senior (END)
Random"Dari 999 siswa-siswi di sekolah ini, cuman kamu yang paling berani dengan saya." Disaat semua orang hormat dan takut dengan senior, apalagi tergila-gila dengan ketampanan seorang ketua osis. Berbeda dengan seorang adik kelas baru yang bernama Nada...