27. Penampilan Baru

819 35 1
                                    

"GOOD MORNING!" teriak Nada sambil melambaikan tangannya ke seluruh penjuru kelas. Baru sadar Nada menginjak kan kakinya masuk kedalam kelas, Semua orang menganga lebar melihat ada keanehan dari Nada.

"Heyyo, kok pada diem?" tanya Nada kebingungan. "Gua tambah cakep, kan?" tanya Nada sambil mengibaskan rambut barunya.

Ya, hari ini ada perubahan drastis dari seorang Nada Jovanka. Yang biasanya ambrul adul, pakaian ketat, tidak pakai atribut, sepatu warna putih, rok pendek diatas lutut dan rambut panjang berwarna coklat. Kini berbeda, Nada sudah memakai baju yang agak longgar dan dimasukkan ke dalam rok. Pakai dasi serta ikat pinggang. Tak lupa memakai rok panjang sampai mata kaki dengan sepatu berwarna hitam bertali. Dan yang paling penting adalah rambut Nada yang dipotong pendek se-bahu, menghilangkan warna cokelat di bagian bawahnya.

Sikapnya yang setiap masuk kelas selalu jutek dan tak pernah ramah ke semua orang, kini tersenyum ke satu kelas sambil menegurnya saat baru saja masuk ke dalam kelas.

Benar-benar jauh dari Nada yang biasanya.

Tomi menganga lebar saat melihat penampilan baru Nada. Nada pun kini sudah ada di seberangnya. Duduk dengan seperti biasa sambil menunggu bunyi bel masuk.

"Nad, lo kesambet apa sih?" tanya Tomi terheran-heran.

Nada tersenyum menatap Tomi. "Gak kesambet apa-apa kok."

"Tapi lo berubah banget, Nad. Pake banget-banget nih!"

Nada pun memainkan rambut barunya. "Gimana ya, gua cuman pengen berubah aja sih, capek kayak tante girang, hahaha," tawa Nada garing.

Tomi memasang wajah datar. "Bukan  stres karena kak Gema, kan?"

"Hah? Stres karena dia? Ya ngak lah!" bantah Nada langsung jutek.

"Basing lah, tapi lo cantik sih. Keliatan fresh banget dan maha cucok meong. Lo potong rambut dimana nih?" puji Tomi.

"Hilih buaya lo. Gua gak motong rambut di salon, lho. Gua motong sendiri di depan cermin tengah malem."

"Busetttt, Nad. Bener-bener depresi lo berarti, mana tengah malem lagi, hih," ejek Tomi merinding.

"Tomi.... Kalo orang mau berubah menjadi baik itu, ya, didukung kek!" kesal Nada yang langsung tiduran di atas meja.

"Kalo lo berubah, seharusnya udah dari dulu, Nad. Kalo lo berubahnya sekarang, mana pas lagi dengan keadaan lo yang lagi patah hati, patut di curigai."

⭐⭐⭐

Nada sedang berdiam diri di dalam perpustakaan. Ia sedari tadi pusing mengerjakan tugas matematika yang harus dikumpul setelah jam istirahat selesai.

Tiba-tiba Nada merasakan ada seseorang yang duduk di depannya, membuat Nada langsung menoleh ke depan. Yang biasanya kaget dan heboh, kini Nada tampak biasa saja, dan kembali sibuk mengerjakan tugas matematikanya.

"Ekhem!"

Nada tak bergeming dan terus saja menulis. Tiba-tiba pena yang dipegang Nada untuk menulis, langsung ditarik oleh orang itu dengan cepat.

Nada menoleh menatap ke orang itu dengan tajam. "Kak Gema, balikin!" amuk Nada.

Gema langsung memasukkan pena milik Nada ke dalam saku celannya membuat Nada melotot kaget.
"Kak!" bentak Nada.

Gema memasang wajah jahil. "Mau penanya kembali? Ambil sini!" ucap Gema sambil menepuk satu celanannya.

Nada mengepalkan kedua tangannya kesal dan memasang gerakan sedang memukul-muluk Gema dari tempatnya. "Ahggg! Kesel, kesel, kesel!"

Battle With Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang