12. Harapan Palsu

961 60 14
                                    

"DEMI APA LO MAU DIANTER KAK DIMAS PULANG?!" teriak Tomi tidak percaya membuat Nada melotot langsung sedikit menampar pipinya Tomi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"DEMI APA LO MAU DIANTER KAK DIMAS PULANG?!" teriak Tomi tidak percaya membuat Nada melotot langsung sedikit menampar pipinya Tomi.

"Hustttttt, anjir bisa diem gak sih, gimana kalo ada yang denger!" bentak Nada sambil berbisik dan melihat sekeliling kelas yang sepi akibat jam kosong dan semua orang sedang tiduran.

"Ya kan gua kaget gitu, Nad."

Nada menceritakan kejadiannya tadi bersama dengan Dimas. Nada tak henti-hentinya bercerita sambil tertawa dengan semangat membuat Tomi yang mendengar langsung kaget dengan ucapan-ucapan Nada yang masih tak bisa di percaya.

"Pokoknya Tom, gua yakin gua punya peluang besar untuk bisa pacaran sama kak Dimas!" ucap Nada tiba-tiba karena terlanjur ia sudah senang.

"Aminin aja deh. Tapi jangan terlalu berharap dulu, Nad. Takut kecewa di akhir," jawab Tomi mengingatkan.

Nada menatap Tomi dengan tatapan tajam. "Jangan gitu, Tom. Dahlah, lo juga jangan ngarep ya, sama Felli."

"Nah, kalo itu sih, si Felli nya yang ngarep banget sama gua, Nad," jawab Tomi dengan angkuhnya.

"Iya'in aja deh."

"Nada."

"Hmm, jangan ganggu gua, Tom. Gua mau tidur, kalo udah bel, bangunin," jawab Nada yang sudah memangku kepalanya di atas meja dengan posisi membelakangi Tomi.

"Yaudah," jawab Tomi dengan suara yang begitu pelan seolah merasa kesal dengan Nada.

Tiba-tiba Nada kembali menoleh menghadap Tomi dengan posisi yang masih tiduran di atas meja. Hal itu membuat mata Tomi dan Nada saling bertemu membuat Nada tersenyum.

"Yaudah, cepet, mau ngomong apa lo?" tanya Nada menagih.

"Gak jadi!" ketus Tomi kesal membuat Nada tertawa.

Kringg....

Bunyi bel pulang sekolah berbunyi hal itu membuat satu kelas yang tertidur langsung bangun dengan mata melek seolah tenaga mereka yang lemas kembali jadi terisi.

Mungkin karena sedang tidak ada guru, membuat mereka semua tanpa berdoa, langsung berlari keluar dari kelas sambil berteriak senang.

Kini tinggal Nada dan Tomi yang masih santai memakai tas nya. Kemudian mereka berdua berjalan menuju ke arah pintu kelas yang sampai depan pintu saja sudah ramai lalu-lalang orang-orang berlarian menuju ke arah parkiran di bawah.

Tomi menoleh menatap Nada yang ada di sampingnya. "Jadi gimana nih, lo jadi pulang bareng sama kak Dimas?" tanya Tomi.

Nada pun dilanda kebingungan.
"Lo tau'kan, Tom. Kalo semua orang itu bisa aja berubah pikiran. Jam ini ngomong ini, jam lain ngomong lain. Gua takutnya malah gak jadi lagi," jawab Nada khawatir.

"Yaelah... Sampe segitunya lo mikir. Udah... tinggal samperin aja ke motornya langsung. Kan dia yang nawarin, bukan lo yang minta," ujar Tomi memberi pendapat dengan perasaan kesal.

Battle With Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang