24. Brownies

671 24 5
                                    

Hari ini, kebetulan sedang hari libur. Nada dan Tomi datang bermain ke rumah Gema. Niat mereka datang karena Geby memaksa mereka bermain ke rumahnya. Wajar saja, Geby sedang kesepian tidak ada teman bermain.

Nada, Tomi dan Geby sedang duduk di meja makan. Mereka bertiga sedang makan kue buatan mereka sendiri, lebih tepatnya adalah kue buatan Nada, karena Geby tidak bisa memasak. Jangankan masak, hidupin kompor saja, Geby tidak bisa. Itu semua karena sedari ke keluarganya selalu menggunakan jasa pembantu untuk melalukan segala hal.

"Enak banget sih," ujar Geby yang lahap memakai potongan demi potongan kue yang ada di piring kecilnya.

"Iya lah, orang gua yang buat, iya ngak?" cetuk Tomi bangga sambil menurun naikkan alisnya ke Geby.

"Ish... Yang buat Nada, Tomi. Bukannya kamu," kesal Geby ke Tomi.

"Yang buat itu kita bertiga," sambung Nada.

"Akhirnya lo punya bakat ya, Nad. Selain jadi beban keluarga, lo juga pinter buat kue," ujar Tomi sambil melahap kue buatan mereka.

"Mana ada beban keluarga, gua mah aset keluarga," balas Nada tidak terima.

"Aset yang sangat merugikan," jawab Tomi sambil terkekeh membuat Nada melotot sambil berhenti mengunyah.

Tak lama kemudian, ada suara langkah kaki dari arah tangga yang paling besar di rumah itu, letaknya tak jauh dari posisi mereka. Mereka bertiga yang penasaran, langsung menoleh ke arah tangga tersebut.

Mereka bertiga manganga lebar saat melihat penampilan Gema dari atas sampai bawah. Termasuk Nada yang sudah bergetar hebat melihat Gema yang terlihat tampan.

Gema memakai jas hitam dengan kemeja putih sebagai dalaman, serta dasi berwarna hitam garis-garis. Tak lupa dengan rambut rapih klimis. Benar-benar berbeda dari Gema biasanya. Pakai almamater saja sudah terlihat keren, apalagi kalau jas.

Geby pun langsung memanggil Gema. "Bang, sini. Makan dulu, cicip kue buatan Nada!" ajak Geby memanggil.

Gema pun langsung turun dan berjalan menghampiri mereka semua yang duduk di meja makan.

Gema langsung menarik kursi yang berada di samping Nada sehingga menghasilkan bunyi nyaring. Nada pun hanya memejamkan matanya saat Gema kini duduk di sampingnya dengan bau farfum maskulin.

"Wahhh, rapih banget. Mau kemana kak?" tanya Tomi yang duduk di hadapan Gema.

Gema hanya tersenyum. "Ke kantor papa, ada acara."

"Calon penerus nih kayaknya," ujar Tomi heboh kemudian Tomi melirik ke Nada. "Boleh juga, Nad. Mumbazir kalo di dibuang," lanjut Tomi ke Nada.

Nada melotot tajam ke Tomi seolah  menyuruhnya untuk diam. Tomi yang tertawa langsung diam menunduk menatap piringnya, seolah piring itu menjadikan objek pemandangan yang enak di pandang daripada memandangi wajah Nada yang ingin memakannya.

Gema pun melihat makanan yang ada di depannya. "Ini apa?" tunjuknya ke sebuah kue brownies cokelat.

"Brownies cokelat, tadi Nada yang buat," jawab Geby sambil melirik Nada dan menaik turunkan alisnya.

Nada hanya menunduk malu-malu seolah menyembunyikan rasa gugup di wajahnya.

Gema pun langsung mengambil piring kecil dan memotong kue itu, tetapi merasa kesulitan saat memotongnya. Hal itu membuat Nada langsung membantu mengambilkannya.

"Sini lah, gua yang ngambilin, gitu aja gak bisa," ucap Nada yang kesal langsung  merebut kasar pisau kue dari tangan Gema.

Gema langsung menariknya lagi.
"Kalo gak ikhlas, gak usah," cetuk Gema membuat Nada menggeleng cepat.

Battle With Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang