32. Brengsek

811 25 0
                                    

1 bulan kemudian.

Tak terasa, Gema yang sudah kelas 12 akan mengikuti ujian sekolah di  minggu depan. Gema mulai sibuk dengan kehidupannya hanya untuk belajar dengan giat agar menghasilkan nilai yang sempurna.

Gema melempar penanya sembarang di atas buku cetak tebalnya, kemudian cowok itu meregangkan tangannya yang lumayan pegal karena kebanyakan menulis, kemudian Gema melepas kacamata bacanya sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing sambil menyender di kursinya.

Gema menghembuskan nafasnya gusar sambil menatap langit kamar. Kemudian matanya tertuju ke arah sebuah buku diary miliknya yang berada di dalam sebuah rak kecil di meja belajarnya. Gema langsung mengambilnya.

Gema pun membuka halaman demi halaman. Disana banyak sekali tulisan tangan Gema yang sudah terlalu lama, masih banyak sisa halaman kosong di belakang buku membuat Gema langsung mengambil penanya seolah ingin menulis sesuatu disana, sesuatu yang sudah lama tidak ia tulis. Tetapi, saat Gema hendak ingin menulis, tiba-tiba Gema berhenti seolah bingung harus mulai dari mana.

Gema pun langsung mengambil handphone-nya yang ia cabut dari kabel USB karena sehabis mengecasnya. Kemudian Gema seolah sibuk mengetik sesuatu disana.

[Nada]
[Kamu Apa kabar?]

Tak membutuhkan waktu lama, Nada langsung melihat pesan singkat itu, kemudian terlihat tulisan 'mengetik' di atas icon membuat Gema tak sabar menunggu jawaban.

[Baik]

Terlihat sangat singkat, bahkan bukan seperti Nada yang biasanya, yang selalu berisik. Kini Gema merindukan sosok Nada yang selalu mengganggu hidupnya.

Kumpul-kumpul teman, Gema akhir-akhir ini selalu menolaknya, acara keluarga apa lagi. Tapi untuk masalah Nada, Gema selalu saja kepikiran di hari-harinya sehingga kadang ia tidak fokus untuk belajar.

Seakan tidak mau pesan berakhir begitu saja, Gema melanjutkan bertanya kepada Nada.

[Nada, kapan main ke
Sini lagi?]
[Udah kangen]

[Kangen?]

[Iya, Geby yang kangen
Sama kamu]

Gema mengusap wajahnya dengan kasar seolah benar-benar bingung dengan sikapnya. Ia sadar, ia terlalu gengsi untuk bilang yang sejujurnya ke Nada.Bahwa Gema sangat merindukannya saat ini.

[Insya Allah, kapan2]

[Iya. Makasih, Nad.
Ditunggu ya]

Read.

⭐⭐⭐

Nada berjalan menuju sebuah lorong sekolah yang setiap pagi ia lewati. Tetapi langkah kakinya berhenti saat matanya tertuju ke arah sebuah ruangan OSIS dengan pintu terbuka. Disana sudah ada rombongan anak kelas 10 dan 11 termasuk Tomi yang sedang duduk-duduk di teras itu tanpa menyadari kehadiran Nada dari jauh.

Terdapat disana juga ada anak kelas 12 dengan baju atasan bebas tanpa almameter yang dulu mereka gunakan. Nada kembali berfikir, jika di ruangan itu ada anak kelas 12, pasti disana juga ada Gema.

Nada memang tak ingin kembali bertemu dengan Gema setelah kejadian itu, kejadian yang menyakitkan baginya. Satu bulan berusaha menjauh dari kehidupan Gema adalah hal terhebat yang selama ini ia lakukan.

Battle With Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang