39. Si Gentong SMP

883 24 0
                                    

Nada meneguk ludahnya susah payah saat Gema menatap matanya dalam. Gema tersenyum dengan penuh arti, hal itu membuat Nada heran sekaligus sedikit takut.

"Masalah itu kan maksud kamu?"

Nada mengangguk cepat. "Itu beneran apa boongan?"

"Bener--

"HOY!" gertak seseorang di antara mereka membuat Gema dan Nada kaget. Kemudian menoleh menatap Tomi yang sudah cengengesan sambil menunjuk wajah Gema dan Nada secara bergantian.

"Aaaa cieee... Kalo udah selesai dihukum itu aturan langsung ke kelas, bukanya ngebucin gini, hedeh...."

Nada menepuk jidatnya merasa kesal dengan Tomi yang datang disaat tidak tepat. "Ck, gagal maneng gagal maneng!"

"Bentar lagi bel istirahat, nanggung kalo mau ke kelas," jawab Gema ke Tomi.

"Kak Gema kok sekarang jadi kayak Nada ya, agak bebal."

"Heh! Maksud lo apa!" bentak Nada mencerocos. "Daripada lo, masuk OSIS udah jadi anak sok rajin, gak mau main sama gua lagi, kerjaannya dispen mulu, gua kesepian terus berasa gak punya temen. Sekarang lo mau datang kesini dan merusak sebuah moment ter-serius, hah?!" lanjut Nada mencerocos.

Gema mengangguk setuju dengan ucapan Nada dan menatap Tomi tajam. Hal itu membuat Tomi merasa terpojok dan menghelakan nafas panjangnya.

"Iya deh, iya, gua salah, Nad. Maafin gua yak, mau kan?"

Nada mengangguk pasrah. "Lo kesini mau ngapain?"

Tomi pun menoleh menatap Gema, seolah Gema adalah alasan utamanya.
"Kak."

"Hm."

"Cara biar Geby gak ngambek lagi gimana ya?" tanya Tomi dengan hati-hati.

Gema tampak berfikir dengan mata mengedari sekeliling. "Kamu tau kan dia k-popers?"

"Iya, terus?"

"Kasih aja dia yang berhubungan dengan Made in korea."

Tomi cemberut, langsung menatap Nada. "Nad, anak k-pop tuh dikasih apa ya? Gua gak tau masalah gituan."

"Banyak sih, light stick, album, mercendise, tiket konser--

"Stop, Nad, Stop. Jangan dilanjutin, gak sanggup gua kalo liat harganya," potong Tomi sambil memegang perut kiri kanannya secara bergantian. "Eh, coba search google dulu, harga ginjal kalo dijual sebelah berapa?"

Nada tertawa renyah. "Lebay!"

"Kalian berantem karena apa?" tanya Gema ke Tomi dengan serius.

Tomi menggaruk tengkuknya seolah ragu untuk menjawab. "Gua juga bingung, yang jelas pas gua tegor alasan dia tiba-tiba diemin gua, dia bilang 'Mikir aja sendiri!' ya gua gak ngerti lah, masa iya disuruh mikir," keluh Tomi seolah mengadu.

Gema menepuk-nepuk bahu Tomi dengan kuat. "Sabar, namanya juga cewek. Yaudah, nanti saya bujuk si Geby."

"Yang bener? Serius bang?"

"Hu'um, tapi..."

"Tapi?"

"Bisa minggat bentar gak? masih ada yang harus saya obrolin ke Nada," usir Gema halus.

Tomi berdecak sebal, kemudian Tomi bangkit berdiri. "Yaudah lah, tapi tanyain ya, kak," ucap Tomi mengingkatkan dan Gema hanya mengangguk.

"Ya!" Balas Gema singkat, saat itu juga Tomi pergi sambil melompat-lompat tanpa malu dilihat orang yang sedang lewat.

Battle With Senior (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang