Setelah acara peluk pelukan aku di suru duduk tapi aku sama sekali tidak ingin melihat wajah suami ku eh ralat maksud ku mantan suami ku.
"Na kayla, ma'afin semua kesalahan kami terutama kesalahan arkan, anak abi yang telah menyakiti hati kamu na" Abi yang mewakili
"Kayla tidak marah sama abi dan umi, Terima kasih kasih sayang kalian sama seperti kasih sayang ayah dan bunda" Alih ku
"Kami sangat malu na" Kata umi
"Biarkan mi, yang sudah terjadi makan biarkan menjadi pelajaran mungkin ini yang terbaik buat Kayla mi" Jelas ku
"Dan buat ka rakan, ma'af kan Kayla kalau Kayla pernah bohongi ka rakan waktu itu, dan semoga kaka mendapatkan wanita yang lebih baik dari Kayla" Beralih ku pada ka rakan
"Iya gak papa de" Jawab nya
"Luna, sinta dan naila ma'af kan kay ya" Peluk ku dan langsung di peluk sama mereka
"Kamu jangan ilang lagi kay, kami sangat sayang sama kamu" Kata naila
"Haha... Bukan ilang, tapi pergi.. Hehee" Jawab ku dengan cengiran
"Kamu masih bisa bercanda ya" Kata sinta yang sudah bangun dari pingsan nya
"Hehee" Cengir ku
"Udah udah jangan peluk pelukan" Lerai bang ray
"Ih abang" Rengek ku
"Kamu lagi sakit dan kamu kan lagi.... "
"Diam bang" Potong ku yang tau akan biacara apa
Dan kami duduk kembali ke tempat masing masing
"De" Panggil mas arkan
"Bang ray, tolong kalau mau bicara biacara ajah" Jawab ku pada bang ray
Semua pun diam dan terkejut
"Ma'afin saya"
"Bang bilang ya, Kayla gak bisa ma'afin" Jawab ku pada bang ray
"De bicaralah sama orang nya jangan sama abang" Titah bang ray
"Bang reza, abang tau gak hukum nya perempuan yang di talak suaminya gak boleh saling bicara sama ajah itu minta rujuk, masa iya bang reza tau tentang agama tapi gak di lakukan dalam kenyataan, jika bang reza minta rujuk aku gak bisa bang, karna aku tidak bisa berbagi suami ya walaupun suami bisa menikah lebih dari 2, tapi buat Kayla Kayla gak bisa bang, jika ingin minta ma'af makan Kayla akan ma'afin abang dengan syarat Kayla gak bisa rujuk buat kembali kedalam lubang yang sama, karna kesalahan bisa di ma'af kan tai tidak dengan fitnah yang abang tuduh ke Kayla bang" Jelas ku pada bang reza, lalu aku pun pergi ke kamar ku dengan tertatih tatih karna, kondisi ku saat ini masih belom stabil.
Dan kulihat semua pun diam dan syok dengan penuturan ku pada bang reza yang di khusus kan untuk mas arkan.
"Dan satu lagi bang ray, jangan pernah bilang apa apa tentang yang abang tau, cukup Kayla dan abang" Sebelum ku pergi
"Oh iya abang Rafa, bilangin sama teman nya bang reza sahabat nya bang rayhan, cukup disini karna dia pernah bilang jangan pernah menunjukkan wajah Kayla di depan nya"
Lalu ku pergi ke kamar ku, dan meninggalkan semua yang ada di situ.
____
Sungguh sakit dengan apa yang dia bilang, bukan gak di jawab melainkan memberi jawaban nya pada reza, rayhan dan Rafa, segitu bencikah kamu sama saya Kayla. Aku sadar aku telah mencintainya setelah dia pergi dan kenyataan kenyataan yang aku dapat, aku takut kalau kamu kembali pada adik ku rakan, apa aku sanggup jika itu terjadi pada ku. Aku menyesal dan sangat menyesal mungkin memang percuma aku menyesali nya setelah tadi pulang dari rumah mu, aku sungguh malu dengan apa yang terjadi tadi. Aku gak pulang menemui lara melainkan aku pulang ke pondok dan aku juga gak di izinkan abi sama umi untuk masuk ke dalem, tapi aku pergi ke masjid yang biasa di tempati anak anak satria yang mau shalat dan mengaji di sini. Di sini sangat sepi ya karna mungkin mereka pada tidur dengan tenang. Dulu aku disini sangat bahagia tanpa beban cukup menghapal dan mendengarkan ceramah, nasihat dan pelajaran yang di beri ustadz ustadzah di sini.
Saat ini aku sendiri dan menangis menyesal pun tak beguna, aku jauh pada sang kholik, aku bodoh telah menyia nyiakan wanita baik, dan malah menikahi wanita yang ingin menghancurkan rumah tangga ku dan itu udah terjadi.
______
"Abang" Panggil ku
"Abangggg ih jawab" Panggil ku lagi
"Disini ada 3 abang de" Jawab bang Rafa
"Oh iya, semuanya" Jawab ku dengan cengiran
"Apa" Jawab ke 3 sahabat ku
"Ya elah kompak banget"
"Ada apa?? "
"Aku mau pergi ya" Serius ku
Bukan jawaban tapi malah tatapan introgasinya yang minta penjelasan. Mungkin ini saat nya.
"Bismillah" Batin ku
"Bang"
"Iya" Jawab ke 3 abang ku
"Kayla mau pergi dari sini, Kayla mau mandiri dan meneruskan kuliah Kayla di suatu tempat" Tutur ku
"Kenapa gak disini de" Tanya bang reza
"Gak, Kayla gak mau harus tetap di sini karna Kayla gak mau harus ketemu dia bang" Jelas ku dengan menahan air mata ku
"Kamu masih sayang de sama dia" Tanya bang ray
"Bang"
"De jika kamu masih sayang kenapa kamu ingin pergi" Tanya bang ray
Aku menangis di pelukan bang reza.
"Aku gak ma-mau hi-hidup dalam ma-masa lalu bang, aku ma-mau ca-cari tempat yang bi-bisa bikin aku nya-nyaman" Jelas ku dengan tangisan
"Di sini kan banyak de, kenapa gak di sini aja" Tanya nya Rafa
"Gak bang" Lalu ku hapus air mata ku "bang, ngertiin hati Kayla bang, Kayla mohon izinkan Kayla pergi dan jangan pernah kasih tau siapa pun terkecuali keluarga kita bang" Pinta ku pda ke 3 abang ku
"Tapi de, kan kondisi kamu gak memungkinkan" Khawatirnya bang ray
"Aku gak papa ko bang, aku kuat dan aku sudah menerima kenyataan nya bang, walaupun harus tanpa dia dan kalian" Jawab ku pada bang ray
Pasti bang ray paham dengan apa yang aku ucapkan
"Abang ngerti de, tapi abang takut terjadi sesuatu sama kamu" Takut nya
"Gak ko bang, asal abang abang Kayla suport Kayla dan jangan ungkit lagi masa lalu Kayla di masa depan Kayla nanti" Jelas ku
Karna aku tidak ingin suatu saat nanti anak anak ku lahir tau ayah nya sendiri yang menyakiti ammah nya
"Tapi de" Potong bang reza
"Kayla mohon bang" Mohon ku
"Emang kamu mau kuliah dimana na" Tanya bunda yang tiba tiba datang
"Mau di Paris" Bohong kj
"Beehhhh jauh amat sih de" Canda bang rafa untuk mencairkan suasana
"Kan biar bisa jalan jalan bang.. Hehee" Cengir ku
"Yaudah jika itu keputusan dan kebahagiaan anak ayah, ayah setuju ko" Jawab ayah tiba tiba
Dan aku langsung memeluk ayah ku
"Terima kasih ayah"
"Iya, ayah minta ma'af ya na"
"Gak papa ko yah, yaudah aku mau ke atas mau siap siap dulu" Lari ku
"De jangan lari lari" Teriak bang ray
Setelah aku di kamar dan mengunci pintu kamar, aku duduk di pinggiran kasur ku, ku menangis dengan di tutupi bantal biar gak ada yang dengar, aku sengaja bilang pergi ke Paris padahal bukan itu tujuan ku, aku hanya ingin ke Mesir cairo memperdalam tentang agama ku. Mungkin itu jalan satu satu nya untuk bisa melupakan masa lalu ku, dan bisa hidup tenang di masa depan tanpa dia, ya dia arkan yang sekarang aku sangat menyayanginya, jujur aku rindu pada nya, tapi aku kecewa dengan nya. Benci namun aku masih sayang, sayang namun ada rasa benci di hati ini.
"Ammah sayang sama ayah kalian na" Batin ku
Entah apa aku bisa bicara kalian karna aku yakin pasti dalam mimpi itu sebuah jawaban, ya walaupun belum terlihat membuncit dan belom tau anak nya berapa, tapi keyakinan hati aku sangat kuat.
"Ma'afin ammah na, jika kita harus pergi dari sini" Lirih ku yang sambil mengelus perut ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Kayla Dan Penyesalan Seorang Ceo
General FictionKayla seorang gadis ramah yang mengharuskan menikah dengan pria dewasa demi kebahagiaan orang tuanya