part 34

855 34 0
                                    

Setelah satu jam lebih aku sampai di depan gerbang pondok pesantren, namun saat aku dan yang lain turun aku melihat perdebatan antara adik dan kakak dari seorang kiyai yang di segani. Aku kaget dan aku syok betapa murka nya siti pada mas arkan.

Saat bang reza ingin pulang aku menahan nya, dan ku isyaratkan kita harus tau apa yang meraka bicarakan. Ku lihat mas arkan memang benar apa yang di katakan siti bahwa dia kurus seperti orang yang gak terurus ada kilatan amarah namun dia tahan.

"Kayla" Lirih umi yang menyadari kedatangan ku

Mereka yang ada di sana pun menengok dimana aku berada dan keluarga ku berada. Aku menangkap mata yang pernah menjadi suami ku dulu, ada rasa rindu dan kecewa bersamaan, namun ku tepis semua itu tetapi aku tidak bisa memungkiri hati ku sendiri bahwa masih ada cinta di lubuk hati ini bahkan ada getaran saat awal pertama aku bertemu dan menjadi seorang istri.

Ku lihat siti begitu kaget dengan kedatangan ku dan berlari bahkan berjongkok dan meminta ma'af.

"Kak kayla, ma-ma'afin hiks si-siti hiks.. Udah bongkar ra-rahas-sia ini hiks" Kata situ sambil sesegukan

"Gak papa ko sit, kaka berterima kasih sama kamu sebelum kakak yang bilang kamu yang mendahului" Balas ku sambil ku tarik tubuh siti berdiri dan ki peluk

"Kakak gak marah sama siti" Heran siti

"Gak ko, justru kedatangan kakak kesini meluruskan permasalahan ini" Jelas ku

"Tapi ka"

"Udah gak papa kakak udah ikhlasin semua yang terjadi

"Nura" Panggil Fatimah dan memeluk ku sambil menangis

"Hay fat, gimana kabar nya!"

"Baik ko, ma'afin kami semua" -Fatimah

"Gak papa ko, yaudah jangan nangis" Balas ku dan ku lepaskan pelukan ku

"Hay, ponakan aunty" Sapa Fatimah pada anak kembar ku

"Assalamu'alaikum aunty cantik" -Ir dan ar

"Eh aunty lupa wa'alaikumussalam" Cengir Fatimah sambil memeluk anak kembar ku

Meraka yang menyaksikan intraksi antara anak ku dan Fatimah hanya mampu diam dan geleng geleng dengan candaan mereka.

"Aunty suka bercanda mulu ya" Balas ar

"Abis kalian ngegemesin sih" Kata Fatimah sambil menyubit pipi gembul anak kembar ku satu persatu.

"Aawwww.... Sakit tau aunty" Marah mereka

Lucu memang kalau udah pada seperti itu, aku tau Fatimah sengaja agar suasana gak menegangkan.

"Nak kayla" Lirih umi sambil mendekati ku

Lalu aku pun memeluk nya aku berusaha sekuat tenaga ku biar tidak menangis.

"Ajak masuk umi, gak baik disini" Titah abi

Semua keluarga aku pun ikut masuk dan di persilahkan duduk, mungkin kursi nya tidak muat sehingga ada yang berdiri namun sama abdi ndalem di ambilakan kursi lain buat duduk yang gak kebagian.

"Nak kamai minta ma'af atas kesalahan dari keluarga besar kami" Kata abi yang mewakili keheningan

"Kami akan mema'afkan selagi anak kami baik baik ajah" Balas ayah

"Iya Pak adi, ma'afin anak saya yang pernah menyakiti ananda kayla"

"Iya saya sudah mema'afkan nya, dan anak kami juga punya salah karna telah menyembunyikan keturunan dari na arkan dan itu semua ada alasan nya" Balas ayah

Air Mata Kayla Dan Penyesalan Seorang Ceo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang