part 14

885 30 0
                                    

"Iya om, saya lagi perjuanagin dia dan saat ini saya mau minta izin sama om, bunda dan kamu raf buat ngizinin kayla putri nuradiansyah untuk menjadi istri saya satu satu nya" Dengan satu tarikan nafas ku dan ku ungkapkan niat dan maksud kedatangan ku ke sini.

Dan ku lihat semuanya syok dan bingung ada raut kebahagiaan dan ke sedihan di mata mereka, seperti sama saat aku juga minta jawaban dari sang empu yang punya nama waktu itu, ada apa ini, kenapa? Bukankah bahagia tapi ko seperti ada sesuatu namun ku tepis semua pikiran yang jelek itu, tetapi semua nya nyata ada nya, sungguh sakit ternyata orang yang aku kagumi dan ku sebut dalam do'a setiap sujudku pada sang Khalik ternyata dia sudah ada yang meminang duluan sebelum aku, tapi kenapa di saat aku menemui gadis itu, dia kayla juga mempunyai perasaan pada ku, tapi kenapa dia gak pernah jujur dan bilang saat aku ajak dia ta'aruf

"Maksud nya" Kaget Rafa

"Iya raf, yang selalu saya ceritain soal dia itu adik kamu sendiri, dan kenapa saya gak pernah kasih tau namanya, karna saya ingin tau kamu di saat yang tepat dan ini lah saat nya, saya mengagumi adik anda dan saya ingin mengitbahnya setelah lulus sekolah nanti raf, dan bunda ayah gimana apa kalian mengizinkan anak perempuan satu-satunya untuk saya jadikan istri" Jujurku pada Rafa dan beralih bertanya pada orang tuanya

"Tapi ra... "

"Na bukan nya kami menolak, tapi kami tidak bisa sangat tidak bisa karna Kayla sudah menikah duluan, dan kami sangat menghormati tujuan na rakan, niat na rakan sangat tulus tapi niat na rakan sudah terlambat karna orang lain duluan yang mengitbah anak om, om sangat sangat minta makan sama na rakan" Ma'af dan tolak om adi pada ku

Deg

Sungguh hatiku sakit dan tubuh ku lemah, ingin  ku menagis saat ini juga tapi ku berusaha tegar dan kuat lalu ku paksakan untuk tersenyum bair aku terlihat kuat oleh mereka, gak papa yang penting aku sudah tau semuanya.

"Ma-maksud om, Kayla udah menikah" Tanya ku gugup

"Iya na, ma'afin bunda" Jawab bunda nya

"I-iya gak papa ko bun, syukur alhamdulillah jika Kayla sudah menikah dan semoga langgeng sampai tua nanti dan aku keduluan .. Hehee" Jawab dan do'a ku yang di akhiri kekehan getir

Sunggung sakit sangat sakit seperti di tusuk belati di dalam ulu hati yang begitu menyakiti.

"Kenapa dulu gak bilang" Tanya Rafa dengan penuh penekanan

"Gak papa ko raf, yang sudah berlalu biarlah berlalu, mungkin adik nya kamu bukan jodoh saya, dan saya ikhlas ko semoga dia selalu bahagia" Jawab ku dengan tenang namun dalam hati sangat sakit

"Tapi... "  Rafa

"Yaudah om, tante dan Rafa saya pulang duluan takut nya kemalaman dan saya harus ngajar sore ini" Bohong ku

"Ma'afin kami na rakan"

"Iya gak papa ko bund-eh tante" Sanggah ku dan ku ganti kosa kata yang biasa panggil bunda kini jadi tante

"Kamu jangan panggil tante, gak papa panggil bunda juga walaupun kamu gak jadi menantu saya"

"Mm... Iya tant eh bunda, gak enak lah tan, yaudah saya pamit pulang dulu, assalamu'alaikum" Lalu ku bangun dan menyalami kedua orang tua nya dan juga tak lupa Rafa yang hanya menunjukan raut sedihnya.

"Wa'alaikumussalam" Jawab mereka

Lalu aku pun pergi, dan menaiki mobil avanza ku, dan di saat aku sudah masuk air mata ku pun tak lagi mampu ku bendung, sungguh sakit ternyata orang yang selama ini aku sebut dalam do'a sudah ada yang memiliki.

Aku mengendarai mobilku dengan setengah kesadaran ku karna hati ku lagi tidak baik baik dan ku tancap pendal gas dengan kencang, aku tak menghiraukan pengendara lain yang marah dan ngamuk, saat ini aku hanya mampu seperti ini.

Air Mata Kayla Dan Penyesalan Seorang Ceo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang