11. Fascinated

7.8K 273 4
                                    


"Aku tidak percaya kau baru saja mengatakannya hahahaha" Edelina menatap pria itu lekat-lekat selepas tertawanya. "Aku tidak juga tau bahwa kau pria yang asik jika ingin berbicara"

"Hmm, aku tidak suka berbicara dengan orang sembarangan" Balas Jack.

"You do?" Edelina menelengkan kepalanya.

Jack kesal dengan orang yang selalu meminta sebuah pengulangan, dan Edelina contohnya. Tanpa menggubris, Jack hanya menghembuskan asap rokoknya ke udara yang cukup dingin di pagi hari. Bersantai di balkon penthouse setelah tidur larut karena menghabiskan waktu untuk menyetubuhi asistennya yang begitu nikmat, Jack ingin pecah rasanya.

"Dan kau orang yang tidak suka untuk mengulangi perkataanmu, benar pak?"

Jack menoleh dengan tatapan dengus. Kata 'pak' yang keluar dari mulut wanita itu memiliki nada ejekan yang tidak ia sukai. Memang jika dibandingkan dengan umur gadis itu, perbandingan umurnya cukup jauh dari 18 ke 28, berbeda 10 tahun.

"Dan kau orang yang berisik" Ketus Jack.

Edelina menghembuskan napas santainya, penthouse yang pria ini miliki sangat besar dan mewah. Justru terasa seperti mansion yang modern dengan interior yang sangat dirinya sekali. Hitam, putih, dan coklat. Begitu datar.

"Apa kita benar-benar tidak memiliki pekerjaan pak tua?"

Jack menatap gadis itu dengan tatapan sedingin musim salju. Namun Edelina hanya menaikkan alisnya menantang, dan itu justru membuat seorang Jack Federico berdecak. Jika itu gadis atau wanita lain, mungkin Jack akan mencambuknya hingga bekas-bekas pucitan menjadi tatto yang indah di sekujur tubuh.

Fuck. Membayangkan hal itu membuat juniornya tegang.

Bagaimana jika itu adalah Edelina?

Jack kini membayangkannya. Lembut. Indah. Liar. Sempurna.

Kini matanya kembali terbuka dan menatap nanar ke langit yang tidak begitu cerah namun berawan. Jack menyeringai. Mulai saat ini ia sadar, dan Jack tidak ingin menyianyiakan kesempatan yang indah ini. Lalu—

"OYYYYYY JACK!!" Teriak Edelina tepat di telinga pria itu.

Jack mendengus kesal.

"Aku dari tadi berbicara padamu. Namun kau tidak menanggapi ucapanku satupun, dan kulihat kau hanya sedang memejamkan mata sambil tersenyum aneh. Dan bagian celanamu mengembul. Apa kau berimajinasi kotor?"

"Kau. Benar. Benar. Banyak bicara"

Edelina menepuk bahu pria itu dengan kuat.

"Just answer!"

"Kurang ajar"

Jack tidak habis pikir. Gadis ini adalah asistennya yang jelas kedudukannya jauh di bawah dirinya yang menjabat sebagai CEO dan akan dilantik jadi pemilik. Keberanian dan keliaran gadis ini tidak pantas diacungi jempol, melainkan ditampari di bokong.

"Kau tau?" Jack menarik kursi yang Edelina duduki dengan kakinya. Kemudian berbisik. "Aku hanya membayangkan tentang dirimu..... dan tubuhmu"

Edelina menelan ludahnya gugup. Kenapa ia gugup? come on! Edelina Knight tidak pernah gugup sepanjang masa remajanya.

"Apa yang kau bayangkan?" Tanyanya dengan gugup.

Jack menyeringai. "Tubuhmu...... di pasung dengan alat berbahan kayu. Bentuk yang indah terpampang tanpa sehelai benangpun. Dan b—"

"Kau mencambuk punggungku dengan gesper yang kau kenakan saat bekerja. Dan bokong indahku kau tampar bukan untuk melampiaskan amarahmu, melainkan sebuah keinginan" Balas Edelina.

JACK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang