12. Chit Chat

6.3K 239 2
                                    


Edelina menyesap winenya di bar yang ada di dalam penthouse milik Jack. Wanita itu menunggu jawaban dari Jack.

"Sebaiknya kau bekerja di sini saja"

Edelina berdecak kesal dengan membuang napasnya ketus. "Ugh. Jadi ini yang akan aku dapatkan jika bekerja sebagai asistenmu? amazing!"

Jack terkekeh. "Pesarkas. Tapi sepertinya aku setuju"

"Apa?" Edelina mengernyit.

Jack memberhentikan jarinya yang sedang menari di atas keyboard laptop. Ia tutup laptop itu tanpa mematikannya, kemudian ia bangun dari duduknya dan menghampiri wanita itu. Belum juga mendekat, ia masih mencium bau seks di tubuh wanita itu dengan jelas.

"Kau akan lebih sering dirumah" Jack merengkuh pinggang wanita itu dengan mesra, kemudian ia mengecup batang lehernya.

Edelina menggeliat tak nyaman. "Tuan...." Desah Edelina.

"Yeah, call me that" Bisik Jack.

Edelina menghempaskan dengan kasar tangan nakal pria itu. Jack terkekeh melihat penolakan dari wanita itu.

"Sialan" Geram Edelina frustasi. "Aku tidak percaya meniduri bosku sendiri" Edelina mengambil posisi duduk di sofa tempat Jack bekerja barusan.

"What's wrong?"

Suara serak itu.... benar-benar mengganggu Edelina. Pria ini adalah mimpi basahnya, bagaimana pria itu menciumnya, bagaimana pria itu mencumbunya, bagaimana pria itu bercinta dengannya. Semua terasa sempurna bagi Edelina.

Jack mengendus leher Edelina. "Kusarankan kau segera mandi"

Edelina mengendus bahunya dan setuju pada pria itu bahwa tubuhnya bau keringat dan terasa lengket karena percintaan panas mereka barusan. Tanpa menggubris pria itu, Edelina pun mengambil langkahnya ke kamar mandi layaknya seorang Nyonya dalam Penthouse ini.

Jack menggigit bibirnya melihat bentuk bokong yang indah selagi wanita itu berjalan dengan eloknya.

Jika mengingat-ingat. Awal Jack bertemu dengan Edelina saat wanita itu berusia 17 tahun dan akan segera melaksanakan ujian kelulusannya. Saat itu Jack datang ke kediaman Knight untuk memberikan penawaran dan kerjasama. Namun siapa sangka, ia mendapatkan keutungan dan bahan taruhan yang sepadan.

Gila memang jika diingat dirinya yang sudah berumur cukup matang memiliki rasa atau gairah tersendiri bagi gadis yang bahkan umurnya belum legal. Namun itulah Jack, ia akan mendapatkan apapun yang ia mau hanya dengan jentikan jarinya.

Jack tertawa dalam lamunannya. Saat tersadar ia menggelengkan kepalanya, tak percaya ia menjadi pria yang aneh, Jack yang aneh.

Jack setuju tentang cinta dapat mengubah diri seseorang, meski tidak seratus persen benar. Ia meminum vodka yang barusan di tuang ke gelas, untuk meredakan kegilaan dan kecamukan yang ada di kepalanya.

Kemudian juga Edelina datang dengan tubuh telanjang bulat dan handuk yang ia pegang. Jack sedikit melongo kaget, geraman amarah pun tak tertahankan lagi.

"Jawab aku! siapa saja yang sudah melihat tubuhmu ini!" Geram Jack sambil mencengkram bahu wanita itu.

Edelina terlonjak kaget dengan gerakan cekatan pria itu.

"What?"

Jack menatap tajam wajah wanita itu sembari menggesekan giginya. Perlahan dia pun mampu mengendalikan emosinya yang membludak barusan.

"Jack what the hell!" Pekik Edelina bingung.

Jack mengusap wajahnya kasar. Tak percaya ia benar-benar menjadi aneh. Dan juga bodoh.

JACK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang