Ctaar"Aku bilang naik ke kasur" Titah Jack dengan nada terdinginnya.
Edelina meringkuk di bawah gorden kamar dengan tatapan marah dan kesal bercampur. Namun dia menolak bukan karena takut, Edelina hanya sedang tidak dalam mood yang baik untuk melakukan seks seperti ini untuk sekarang.
Ctaar
Layangan pukulan gesper mendarat di dengkul Edelina. Kaki Edelina memerah akibat perlakuan pria itu.
"Sepertinya cara yang kasar cocok untuk wanita keras kepala sepertimu" Kata Jack seraya meninggalkan Edelina.
Setelah Edelina melihat Jack pergi entah kemana, gadis itu pun mencari kesempatan yang ia tahu sangat amat kecil untuk kabur. Namun sayang, dewi keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Pintu terkunci. Edelina selalu bingung dan kagum. Bagaimana cara pria itu melakukan segala aksi tanpa suara atau prediksi yang bisa di tebak.
"Fuck" Umpat Edelina sambil memutar-mutar knop.
"Edelina.." Suara berat dan serak Jack menyeruak di dalam kamar yang luas.
Shit. Umpat Edelina dalam hatinya.
Wanita itu kelimpungan. Sejujurnya ada sedikit rasa takut yang mengganjal dalam dirinya. Mengingat dia belum terbiasa dengan pemandangan atau suasana seperti yang Jack barusan tunjukkan kepadanya. Ya, sisi dominan Jack yang tiba-tiba muncul entah karena apa.
Pria itu muncul dihadapan Edelina dengan membawa borgol dan tali. Ekspresi yang Jack tunjukan padanya sangat dingin. Tubuh Edelina berdesir melihat tatapan yang begitu sensual dari Jack. Aura tenang dan mencekam seolah mencekik jiwanya yang rapuh.
"Edelina... come to me" Jack menyodorkan lengan berototnya pada wanita itu.
Edelina sedang berada dalam dua pikiran saat ini. Entah menuruti Jack atau berpura-pura menangis. Jika ia menuruti apa kata pria itu, berarti dia harus melakukan ritual penghukuman yang akan Jack lakukan kepadanya. Namun jika ia berpura-pura menangis, bisa saja pria itu menyadari bahwa ia berpura-pura menangis dan membuat semuanya semakin runyam.
Edelina melangkahkan kakinya pelan. Perlahan tubuh mereka mendekat. Dua manusia dengan pancaran aura yang berbeda begitu terasa di dalam ruangan itu.
"You're such a good girl my love" Ucap Jack dengan suara pelan dan serak.
Jack mengambil tubuh Edelina dengan kasar. Pria itu menatap Edelina dengan tatapan memuja untuk sejenak, sebelum pria itu menghantamkan bibirnya ke milik gadis itu dengan kasar dan kuat. Edelina reflek mencengkram bahu kekar pria itu. Tentu saja cengkraman Edelina tidak berpengaruh sama sekali untuk Jack.
"HMMMPH"
Edelina terus mengerang meski mulutnya tidak bisa terbuka. Jack dengan senang dan bangga terus mengeksploitasi bibir ranum itu. Tidak peduli Edelina kehabisan napas atau apapun, karena Jack hanya akan memberikan Edelina celah untuk sedikit bernapas lega dan lalu ia kembali menyerang Edelina.
Permainan terus berlanjut hingga tak sadar kain yang berada pada tubuh Edelina sudah terlepas semua. Kini gadis itu hanya telanjang di hadapan Jack yang kini memasang wajah datar namun tatapannya terus menuju tepat ke belahan payudara Edelina yang seksi. Pria itu melepaskan satu persatu pakaiannya.
Hingga kedua insan yang berada dalam kmar tersebut sudah telanjang bulat. Tidak ada satupun diantara mereka baik Jack dan Edelina yang dapat menutupi area tubuh mereka lagi. Keduanya sudah saling memiliki sejak Jack memutuskan bahwa mereka harus saling memiliki.
Pergerakan, pergumulan, peraduan yang terjadi sangat cepat. Hingga kini kedua insan sudah melakukan hubungan intim berkali-kali. Jack memimpim permainannya dengan sangat buas. Edelina hanya selalu bisa menyerah jika Jack sudah dalam mode binatang buas seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
JACK'S
RomanceWARNING!! This is an explicit story Jack Michael Federico story. Edelina menggosok-gosok dada bidang Jack yang masih di balut kemeja. "Kau sangat tampan master" Bisik Edelina. Sedari tadi Jack hanya menatap datar wanita penggoda itu sambil menyesap...