Edelina kembali tersadar dari lamunannya dan segera kembali meletakkan benda itu di nakas. Jantungnya berdegup sedikit kencang. Pecahan misteri dari masa lalu Jack kembali terkuak tanpa harus ia susah-susah mengumpulkannya. Tapi apa Edelina sendiri yakin ingin melanjutkan misinya? padahal ia sudah berjanji untuk mencoba menerima Jack apa adanya tanpa rasa ingin tahu "masa lalu" Jack yang misterius.Suara percikan air di kamar mandi sudah tidak ada lagi, yang menandakan bahwa pria itu sudah selesai. Jack yang masih dengan briefnya itu berjalan santai melewati Edelina. Pria itu bersenandung lalu melompat ke kasur hingga Edelina hampir saja terpental jika Jack tidak segera merengkuh tubuh mungil gadis itu.
"JAck!" Pekik Edelina.
Jack terkekeh sembari menggelitik perut gadis itu. Edelina kegelian hingga tertawa terbahak-bahak.
"STOOPP! HAHAH! STOP!!" Pekik Edelina.
"Why would i?" Geram Jack sembari terus melanjutkan kegiatannya.
Edelina mulai memukul-mulul Jack karena sudah tidak tahan lagi. Hingga akhirnya Jack berhenti menggelitiki Edelina dan langsung memeluk tubuh itu erat.
"Kau sangat cantik" Ucap Jack.
Jack mencium leher, pipi, dan puncak kepala berulang-ulang. Edelina tak bisa melakukan apapun kecuali bergumam pelan. Menikmati kecupan-kecupan hangat yang pria itu berikan padanya.
"Thanks, kau juga tampan" Balas Edelina.
Jack berhenti.
"Tampan?" Tanyanya sambil mengernyit.
Edelina mengangguk. "Tampan"
Jack kesal dan membalikkan tubuh gadis itu dengan mudahnya. Lalu kedua mata itu bertatapan secara langsung. Kini Edelina melihat sendiri tatapan Jack yang tajam dan serius padanya. Edelina ingin tertawa melihat ini, sungguh menggemaskan.
"Biar kuberitahu gadis kecil, banyak pria tampan yang ada di luar sana" Geram Jack.
Edelina mengangguk setuju. "Kau benar"
"Jadi sangat tidak etis kau menggunakan kata 'tampan' untuk seseorang sepertiku. Mengerti?" Lanjut Jack.
Edelina menggeleng. "Aku tidak mengerti"
Pria itu memasang wajah remeh lalu berdecih pelan. "Orang-orang di luar sana memang banyak yang tampan, tapi jika kau mencari pria yang sempurna. Tak perlu repot-repot, karena dia ada dihadapanmu sekarang" Ucap Jack.
"HAHAH" Edelina merespon dengan tawa sekencang-kencangnya. Astaga Edelina benar-benar tidak menyangka jika Jack memiliki sisi yang seperti ini.
Jack menarik bahu gadis itu mendekat padanya. "Hei!.. jangan mengolokku, aku serius kau tau?"
Edelina mengusap matanya yang berair setelah puas tertawa. "I know...... aku hanya, maksudku. Kau terdengar lucu saja saat kau mengatakan omong kosong itu. Tidak kusangka bahwa Jack Michael Federico, bos yang terkenal dingin dan cuek akan mengatakan hal bodoh seperti itu" Ucap Edelina sembari menahan tawanya.
"Oh kau mengolokku?" Desis Jack.
"Tidak" Balas Edelina.
"TIDAK!!" Edelina menjerit kencang kala Jack kembali menggeletiki perutnya.
***
Keesokan harinya kembali pada hari produktif seperti biasanya. Edelina sudah membuat jadwal untuk Jack hingga minggu depan, sepertinya Jack sedang ada proyek yang cukup besar untuk perusahaan. Keduanya bekerja sama dengan sangat baik, Jack dengan cara berpikirnya yang cemerlang ditambah Edelina yang cekatan dan perfeksionis.
KAMU SEDANG MEMBACA
JACK'S
RomanceWARNING!! This is an explicit story Jack Michael Federico story. Edelina menggosok-gosok dada bidang Jack yang masih di balut kemeja. "Kau sangat tampan master" Bisik Edelina. Sedari tadi Jack hanya menatap datar wanita penggoda itu sambil menyesap...