23. Guilty

4.2K 178 4
                                    


Edelina mengerjapkan matanya berkali-kali. Tidak percaya akan secepat ini pria itu menyatakan cinta kepadanya. Di dalam batinnya, Edelina hanya sedang memancing pria itu agar lebih terbuka padanya, namun sial dugaannya selama ini benar.

"Wow....... secepat itu?" Tanya Lina masih dengan mulut yang menganga.

Jack terkekeh pelan. Ia mendekatkan wajahnya dan memangut bibir indah yang sedari tadi tak lepas dari tatapannya. Di lumat bibir lembut kenyal kesukaannya itu, ia mengeksplor rongga mulut wanita itu dengan lidahnya. Akhirnya Edelina ikut masuk dalam permainan Jack, lidah mereka saling beradu satu sama lain, bibir mereka saling memangut satu sama lain.

"Hmpft" Lenguh Edelina.

Edelina mendorong dada bidang yang tak terbalit kain apapun itu. Ia menarik napasnya banyak-banyak. Ciuman panas tadi sudah cukup membuat napasnya terengah-engah.

Jack tersenyum miring. "Kemarilah" Ujarnya sambil merengtangkan tangannya.

Edelina yang tadi terduduk kini menghamburkan dirinya ke pelukan Jack. Tubuh telanjang pria itu sangat hangat. Kepalanya yang menempel di dada bidang yang seksi itu mendengar detukan jantung yang tenang dan teratur. Jack mengelus-elus punggung telanjang milik Edelina sambil sesekali menciumi pundak wanita itu.

Keduanya tidak ada yang membuka suara. Saling berkutat dengan pikirannya masing-masing namun gerakan tubuh mereka yang seolah saling berbicara. Edelina mengelus dada bidang Jack dengan tangannya dan sesekali mengecupnya.

"Lina..."

Edelina mengangkat kepalanya agar ia bisa menatap wajah pria itu. "Apa?"

Jack tersenyum kikuk. Kini jantungnya sedikit berdebar karena gugup. Jack tidak tau ia harus memulai dari mana.

"Tentang tadi...."

Edelina kini paham kemana arah pembicaraan pria itu.

"Tidak masalah. Justru aku ingin berterima kasih"

"For what?" Jack mengerutkan dahinya bingung.

"Sudah mencintaiku" Jawab Edelina datar.

Entah kenapa Jack sedikit tidak suka akan penuturan gadis itu. Apa gadis itu hanya berniat berterima kasih kepadanya karena sudah mencintainya? sialan.

"Apa kau mulai mencintaiku?"

Deg! Perkataan Jack membuatnya tegang seketika. Bagaimana ia menjawab pertanyaan pria itu?. Sial, padahal selama ini Jack sudah berbaik hati kepadanya. Edelina ingin menolak jika pria itu akan menikahinya, mengingat umur Jack sudah 28 tahun. Kemana lagi arah hubungan ini jika tidak ke pernikahan? terlebih Jack pasti akan membutuhkan pewaris.

"Bagaimana jika aku jawab. Kalau aku sudah memiliki koneksi seperti sahabat kepadamu?" Jawab Edelina.

Jack mengernyit sambil menahan tawanya. "Sahabat?. I know what you mean. Best friend can fuck right?"

Edelina mengangguk.

Saat itu juga Jack kembali menerkam Edelina. Menggagahinya seakan tidak ada lagi kesempatan kedua. Di tengah dinginnya angin malam, kedua insan tersebut justru saling beradu dengan tubuh yang penuh dengan keringat. Menyesapi satu sama lain. Hingga akhirnya Jack menyelesaikan permainannya pukul 3 malam dan keduanya tertidur saling memeluk satu sama lain.

***

Satu bulan kemudian.

Kembali kepada kehidupan Jack seperti biasa. Memasuka kantor di pagi hari dengan sambutan para karyawan di lobby yang antusias bertemu dengannya. Bersama dengan Edelina, ia tidak menyangka bahwa gadis itu cukup baik untuk diajak bekerja sama dengannya. Mereka menjadi tim yang baik di segala situasu apapun.

JACK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang