19. His Thoughts (Love Her)

4.6K 178 2
                                    


Sungguh. Melihat pria itu kesal dan cemburu setengah mati membuat Edelina ingin tertawa sekencang-kencangnya di dalam mobil. Bagaimana bisa pria yang dulu ia anggap keren dan menarik ini ternyata juga pria yang suka sekali menggerutu kesal atau mengambek.

"Fuck!"

Lihat saja kan. Hanya karena ada mobil yang berjalan pelan di depannya saja ia sudah mengumpat kasar. Andai Edelina sedari tadi menghitung sudah berapa kali pria itu mengumpat, mungkin kisarannya sudah puluhan. Edelin pun berinisiatif sesuatu untuk meredakan amarah Jack yang aneh itu.

"Ambil ini!" Ucap Edelina.

Jack menoleh sebentar lalu mengerutkan dahinya melihat apa yang Edelina sedang berikan kepadanya.

"Rokok?"

Edelina mengangguk. "Bagus untuk meredakan amarahmu yang konyol dan aneh itu"

"A girl has cigarettes in her purse, weird"

"Woman"

Jack terkekeh. Lucu sekali tingkah gadis sialannya ini. "Girl"

"Excuse me, sir?"

Jack menghembuskan asap rokoknya. "Kau masih 18 tahun sayang, kau memang sudah dewasa tapi kau masih saja berjiwa remaja yang labil"

"Minggu depan aku 19" Decak kesal Lina.

Jack menaikkan sebelah alisnya. "Benarkah? aku hampir saja lupa tanggal hari dimana kau lahir"

"Kau memang tidak perlu tau lebih jauh tentangku tuan. Ingat, kita hanya sekedar bos dan asisten yang memiliki affair" Tegas Edelina.

Jack mengangguk pelan. Sialan, gadis ini benar-benar membuatnya mencapai pada puncak. Rasanya Jack ingin memaki-maki habis-habisan kepada gadis ini agar ia tau kalau dia sudah menjadi milik Jack. Dan itu berlaku untuk selamanya. Jack akn pastikan hal itu terjadi. Namun demi kenyamanan gadis itu, Jack akan tetap mengikuti kemana alur gadis itu membawanya. Jika saja gadis ini bukanlah dari keluarga ternama, Jack sudah pastikan bahwa sekarang gadis itu akan tunduk dibawah kakinya.

"Bos dan asisten. Affair" Gumam Jack sambil terkekeh.

Edelina tidak menggubris. Ia sebaiknya membalas pesan-pesan yang baru saja masuk. Dan kebetulan itu berasal dari Katrina.

Marco marah!

Sialan aku bingung harus apa!!!

Dia tidak ingin tidur bersamaku. Dia memilih untuk tidur di sofa ruang tengah. Aku sedikit merasa bersalah.

Edelina tertawa terbahak-bahak. Bagi sebagian orang itu memang menyedihkan, tapi tidak dengan Katrina dan Edelina, mereka akan menjadikan itu hal lelucon yang sebetulnya sama sekali tidak lucu menertawakan perasaan orang lain.

"Taruh ponselmu di tas. Jika sedang berdua denganku, aku ingin kita berbincang-bincang" Suara Jack membuyarkan fokusnya pada ponsel.

Edelina menyipitkan matanya ke arag pria itu. "Berbincang tentang apa? aku tidak suka bisnis atau apapun yang kau suka. Aku suka berbicara tentang seks dan kue jahe"

Jack sungguh-sungguh perlu membiasakn diri dengan pribadi gila yang gadis ini miliki. Apa yang dilakukan Eden dan Javier dalam mendidik gadis ini?

"Love that. Apa kau ingin memberitahuku apa fantasi terliarmu?" Tanya Jack.

Edelina menelan ludahnya kasar. "Apa maksudmu? dalam seks?"

"Hmm" Jack mengangguk sembari fokus menyetir.

Edelina mendongkakkan kepalanya untuk berpikir sejenak. Ia memiliki banyak sekali fantasi liar yang menggantung di kepalanya.

"Mungkin seperti dirimu" Jawab Edelina.

JACK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang