15. Document

5.1K 211 4
                                    


Bulan september di benua dengan iklim subtropis pasti akan menandakan datangnya musim dingin berhembus ke daratan mereka. Api perapian dengan teknologi yang canggih di dalam ruangan dinyalakan sebagai penghangat ruangan untuk menangkal dinginnya cuaca di luar sana.

Eden mematikan rokoknya. "Sejauh apa rencana ini berjalan" Matanya tertuju kepada seorang pria yang sedang berkutat dengan dokumen yang Eden barusan berikan.

"94 persen. Atau sepenuhnya" Jawabnya.

Eden mengangguk. "Good. Aku sungguh berharap rencana ini akan membuat pria tua itu terpojok"

Jack meletakkan dokumennya di meja kemudian menyalakan rokoknya. Tidak perlu khawatir untuk merokok di dalam ruangan penthouse ini, semua sudah tersedia penghisap asap untuk penghuni yang merokok layaknya hotel pada biasanya.

"Aku akan menghubungi Marco, tunggu sebentar" Jack bangun dari duduknya dan segera menjauhkan diri ke tempat yang lebih privasi.

Eden memperhatikan punggung pria itu, lalu kemudian menilik-nilik ke sudut-sudut ruangan beserta furniture disana. Lalu ada satu hal yang menarik perhatiannya.

Eden tersenyum miring.

Disana terdapat foto Jack dan Edelina yang sedang berada di Central Park, New York. Dihamparan rumput hijau yang cukup luas, Edelina terduduk dengan senyumannya yang manis dan indah sementara Jack merengkuh pinggangnya secara posesif dan menatap ke wajah wanita itu.

"Marco sudah di lift, dia sedang menuju kesini"

Sontak Eden meletakkan kembali bingkai foto tersebut dan menghampiri pria itu duduk di sofa. Eden berdehem gugup.

"I never thought something like this would happen" Eden bicara.

Jack mengangkat alisnya sambil tersenyum. "Apa maksudmu Mr. Knight?"

Eden menggeleng dengan kekehan. Kemudian tatapannya kembali tertuju pada foto itu. "You"

"Apa yang terjadi padaku?" Kini Jack kembali memasang wajah datarnya.

"Aku tidak percaya seseorang sepertimu bisa jatuh cinta kepada Edelina. Awalnya aku berfikir kalau kau hanya ingin hal satu malam dengan anakku yang terkenal itu"

"Jadi kau berpikir seperti itu?"

Aura dingin Jack pancarkan kepada lawan bicaranya. Eden menaikkan alisnya tertarik, apa yang terjadi pada bocah ini? apa dia sedang marah? terganggu?

Kini ia topang siku tangannya diatas paha dan dagunya di punggung tangan yang menyatu. Menilik ke arah pria itu.

"Dulu Edelina memintaku mencarikan seorang pria tampan untuk ia jadikan kencan prom night-nya"

"Lalu?"

"Dia tidak jadi datang, katanya pesta itu membosankan"

Jack tertawa pelan. "Dia ada benarnya"

"Dan aku tidak memaksanya karena setuju dengannya, namun ibunya tidak. Tipikal wanita bergaul seperti itu"

"Kau mewariskan sifatmu terlalu banyak pada anak itu" Ucap Jack.

Eden mengangguk. "Orang-orang bilang seperti itu, namun kenyataannya aku bukan ayah biologisnya"

Jack mengeryit bingung serta penasaran.

"Edelina dan Jayden adalah kembar fraternal. Saat hamil ibunya mengalami superfekundasi dimana seorang wanita dapat memiliki janin yang dibuahi oleh dua sperma dari pria yang berbeda"

"Aku tidak tau itu terjadi"

"It happens"

"Jadi Jay adalah anak—biologismu?" Tanya Jack.

JACK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang