9. Bitchy

9.8K 286 6
                                    


Ini sudah 3 bulan berlalu. Mesin penggerak waktu dunia memang selalu bekerja keras tiap detiknya. Bekerja di bawah naungan Jack Federico mulai menjadi kebiasaan yang tak lazim pikir Edelina.

Memang benar, bertahan bersama pria dingin dan tidak jelas itu benar-benar tidak masuk akal. Bahkan Edelina merasa bahwa ia haru mendapatkan penghargaan di tiap detik ia berdiri di sebelah bos sialannya itu.

Jack yang selalu memberikannya banyak pekerjaan hingga ia selalu pulang di malam hari bahkan pernah sekali ia tertidur hingga pagi di ruangan pria itu. Dan sialannya pria itu meninggalkannya dengan pintu ruangan terkunci.

Dan inilah hari terakhir menuju ke empat bulan ia bekerja di perusahaan sialan itu. Ia baru saja membeli tali di toko alat untuk mengakhiri hidupnya, namun beruntung sahabatnya yang tak kunjung memberinya kabar kini mengajaknya bertemu di bar favorit mereka.

"Ohh i miss this!!!" Girang Katrina.

Mereka berdua tertawa-tawa diiringi oleh musik country yang terdengar adiktif di telinga mereka.

"Meminum segelas bir sambil memberi harapan palsu pada pria hidung belang memang sangat menyenangkan. So, i miss this too!!!"

Edelina dan Katrina sedang bersantai dan mengobrol di meja bar. Bar tempat biasa mereka menghabiskan waktu di kala hari terasa berat.

"So..... how's it going?" Tanya Edelina.

Katrina menoleh. "Semua berjalan lancar, kau tau" Menggoyangkan kepalanya kanan kiri. "Ditolak oleh Harvard tidak seburuk yang aku kira, semua pasti akan datang cara kita menghadapi suatu situasi di mana kita merasa kecewa"

Beberapa minggu yang lalu, Edelina mendapatkan kabar dari Katrina bahwa ia gagal masuk ke universitas impiannya yaitu Harvard. Saat itu juga Edelina berencana akan membakar kampus tersebut, namun semua hanya terjadi di dalam pikirannya saja. Dan sekarang ia bahagia melihat sahabatnya begitu bersinar sejak terakhir mereka bertemu

"I'm sure you doing great! bagaimana suasana disana?"

"Semua sangat baik! menurutku kampus yang sekarang lebih baik dari ekspetasiku sebelumnya. Mulai dari pergaulan dan cara belajar, aku menyukai semuanya!" Katrina mengucapkan kalimatnya terlihat senang.

Senyum merekah di wajah cantik Edelina. Kini ia sungguh bahagia, karena sahabatnya itu mulai menemukan titik nyamannya sendiri dalam menjalani fase kehidupan.

"Apa kau bertemu pria tampan disana?" Goda Lina.

"Oh Lina.... of course i do, i mean he's kinda hot me think"

Edelina tertawa. "Go get him gurl!"

"Oke!" Katrina membanting gelas birnya di meja. "Bagaimana pekerjaanmu di Fed-Eco?"

Edelina sedikit terkesiap. Kemudian ia menelengkan kepalanya gugup. "I mean— good, i'm pretty sure it's all..... good"

Katrina memasang wajah masam dan lesunya. "Edelina! aku sudah mengenal dirimu sejak lama, jangan pikir kau bisa berbohong padaku"

Edelina membuang napasnya pasrah. "Seperti itulah, buruk, buruk, dan buruk"

"Seburuk itu?"

"Bagaimana menurutmu? memiliki bos yang sangat dingin dan cuek, memiliki bos yang sangat sialan dan memperlakukanmu seenaknya, memiliki bos yang sangat amat bajingan hingga tiap hari kau seperti memiliki pikiran untuk membunuh, me—"

"Stop! okey stop" Katrina mengangkat kedua tangannya.

Lina mengusap wajahnya kasar. Katrina menepuk bahu sahabatnya itu, guna memberikannya sedikit ketenangan.

JACK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang