34. Brim

3.1K 139 1
                                    


Edelina baru selesai dengan acara mandinya yang memakan waktu cukup lama, tubuhnya sangat lengket akibat permainan seks yang panjang semalam. Sejenak ia menoleh ke arah wajah Jack yang sedang tertidur. Pria itu tidur sangat nyenyak hingga mendengkur. Edelina terkekeh.

Setelah selesai berpakaian Edelina segera turun ke lantai utama. Ia sedang ingin memasakkan sesuatu untuk Jack kali ini. Namun ia sedikit bingung akan memasak apa.

"Veronica, apa yang biasa Jack makan untuk sarapan?" Tanya Edelina.

"Tuan biasa memakan satu potong roti lalu langsung pergi ke kantor nona" Jawab pelayan itu.

Edelina mengernyit. "Baiklah, terima kasih"

"Dengan senang hati nona" Pelayan itu kembali melakukan pekerjaannya.

Edelina membuang napasnya. Memang benar apa yang pelayan itu katakan. Ia juga baru sadar sekarang bahwa Jack jarang sarapan. Bagaimana bisa pria itu memiliki banyak tenaga jika makan sangat sedikit?.

Akhirnya Edelina memutuskan untuk sekedar membuat sandwhich saja. Mungkin dengan isian telur orak-arik dan sosis.

Setelah ia meletakkan makanan yang ia buat itu di meja, suara langkah berat terdengar. Tentu saja Edelina tau siapa orang itu.

"Morning, kau bangun lama sekali" Sapa Edelina.

"Morning" Gumam pria itu masih setengah ngantuk.

Jack menghampiri Edelina yang memakai celemek. Mengecup lembut pipi halus itu dengan kencang.

"STOP HAHAA" Teriak Edelina geli.

Jack tersenyum.

"Kau membuat semua ini?" Tanyanya setelah melihat roti isi berada di meja.

"Ya, makanlah" Jawab Edelina.

Jack pun mengambil kursi dan duduk. Ia memakan sandwhichnya dengan lahap. Roti isi ini tidak jauh beda dengan yang lainnya, hanya saja yang membuatnya adalah gadis cantik dihadapannya. Jadi itu adalah sebuah nilai lebih untuk roti isi ini. Pikir Jack saat ia makan sembari menatap wajah Edelina.

Edelina mengernyit bingung. "Why are you looking at me like that?" Ucapnya.

Jack menaikan kedua alisnya bingung. "Like what?"

"Bastard" Jengah Edelina.

Jack memutar bola matanya.

"Apa kau tidak segera bersiap-siap untuk bekerja?" Tanya Edelina.

Jack menggeleng.

"Kenapa? kau ingin membolos lagi Jack? wow, aku merasa sangat beruntung menjadi asisten kedua dari bos yang malas. Aku yakin Marco akan sangat kesal denganmu"

"Edelina ini hari minggu" Jawab Jack santai masih sambil memakan roti.

Edelina tertawa kecil sembari menampar dahinya. "Fuck" Desisnya.

Jack segera bangun dari kursinya dan ke dapur untuk meletakan piring yang baru saja digunakan.

Edelina yang berkutat dengan handphone miliknya tiba-tiba teringat sesuatu.

"Hei, kudengar dari Dora, kau kemarin pergi siang hari dengan Marco dan tidak kembali ke kantor" Ucap Edelina sedikit kencang karena Jack masih berada di dapur.

Jack tidak menggubris. Pria itu pun terlihat kembali ke meja makan setelah tadi minum di dapur.

"Maaf, bisa kau ulangi lagi?" Pinta Jack.

Edelina memutar bola matanya kesal. "Kenapa kemarin kau pulang cukup larut?. Apa ada masalah di kantor yang tidak seharusnya aku ketahui?" Tanya Edelina.

JACK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang