Di negara ini ada tempat khusus untuk orang-orang terbuang. Todoroki tak mengerti, dari penampilannya, orang itu tidak pantas berada di tempat pembuangan manusia tersebut.
"Bakugo-kun, pelangganmu yang selanjutnya telah menunggu." Bakugou menyahuti panggilan itu dengan gumaman panjang.
Matanya merah seperti berlian yang ada di toko-toko perhiasan. Rambut pirangnya begitu bersih tanpa noda. Postur tubuhnya terbilang bagus. Tentu saja ia merawatnya dengan baik. Tak seperti yang lain. Kebanyakan kurus, kusam, dan tidak terawat. Mungkin sudah sewajarnya mereka menemui ajal.
Sebenarnya ia tidak pantas berada di sini. Namun, dirinya dibuang karena ia adalah seorang jalang. Kotor dan sering digunakan oleh pria haus layanan seksual. Bukan karena kemauannya tetapi seorang yang katanya 'teman baik' telah menjebaknya sehingga ia diharuskan untuk dibuang ke tempat menjijikkan seperti ini. Tempat yang berisi para sampah tak berguna.
Todoroki menatap Bakugou. Setidaknya ia diberi tahu nama orang yang akan melayaninya malam ini. Nama yang bagus menurut Todoroki. Sebagus rupanya. Sekejap Todoroki tersenyum kecil melihat Bakugou yang berjalan dengan kemeja lengkapnya.
Ia mulai mengalungkan kedua lengan pada leher jenjang Todoroki. Aroma manis tubuh Bakugou tercium di hidung. Bakugou sedikit berbasa basi. Kemudian ia mengajak Todoroki menuju kamar yang dipesan oleh pria tersebut.
Di tengah koridor, Todoroki melepaskan pelan lengan Bakugou yang memeluk lengan kirinya. "Tak perlu memelukku." Ujar Todoroki.
"Kenapa? Apa tuan tak suka? Apa tubuhku baunya tak sedap?" Bakugou mengendus permukaan bajunya.
Tiba-tiba Todoroki menangkup wajah Bakugou. Seperti ada sengatan kecil di dada Bakugou saat melihat pria itu tersenyum lebar. Senyuman yang lama tidak Todoroki tunjukkan.
"Kau tidak perlu memanggilku 'Tuan'. Panggil Todoroki saja tidak apa." Todoroki berjalan beberapa langkah sebelum ia berbalik. Masih dengan senyuman yang terpasang. "Ah iya, baumu manis."
Bakugou mengikuti Todoroki dari belakang. Mereka pun memasuki kamar. Bakugou ingin duduk dipangkuan Todoroki. Itu yang biasa Bakugou lakukan kepada pelanggan-pelanggannya. Tetapi Todoroki justru tak ingin. Ia mendorong Bakugou.
"Aku kesini bukan untuk melakukan seks denganmu."
"Ha?"
Todoroki mendongak untuk menatap manik merah delima Bakugou yang sedang berdiri. Tatapannya begitu sendu. "Aku hanya ingin bercerita."
Seketika Bakugou menjadi kesal. "AKU BUKAN TEMPAT CURHATMU!" Ia membentak. Sikap manis Bakugou tadi pun langsung hilang seketika. "Kau membuang waktuku saja. Masih ada pelanggan lain yang harus aku layani." Bakugou memutar tubuhnya dan hendak meninggalkan Todoroki.
"Kemarin, aku baru saja kehilangan kekasihku."
Kembali Bakugou menghadap Todoroki dengan wajah kesalnya. "Aku tak mau mendengar curhatanmu!"
"Teman baikku mengambilnya dariku."
Pupil mata Bakugou membesar. 'Teman baik katanya?' Batin Bakugou.
Todoroki mengambil bantal dan meletakkannya dipangkuan. Ia meremat pinggiran bantal itu. Tak peduli apakah Bakugou mau mendengarkannya atau tidak. Todoroki hanya ingin bercerita. Itu saja.
"Mereka menjalin hubungan dibelakangku dan aku baru mengetahuinya kemarin malam."
Perlahan Bakugou duduk disamping Todoroki. Ia akan menjadi pendengar.
"Aku kebetulan memergoki mereka hampir melakukan seks saat aku mengunjungi rumah kekasihku." Bakugou lihat urat-urat Todoroki muncul karena rematan yang kuat pada ujung bantal yang dipangkunya.
"Wajar kalau kau sampai sekesal itu. Teman baikmu telah mengkhianatimu." Tatapan Bakugou lurus kedepan. Todoroki menoleh memandangnya. Dari raut wajah Bakugou, nampak jika ia menyimpan kekesalan juga.
"Aku dulu juga pernah, dikhianati oleh teman baikku. Sebelum aku dibuang ke sini."
Todoroki tak menyela. Ia membiarkan Bakugou melanjutkan perkataannya. "Dia mengatakan ingin jalan-jalan. Tetapi saat kami minum di sebuah kafe, dia memberikan obat tidur padaku. Dan dia menjualku."
Pupil Todoroki mengecil. Terkejut mendengar cerita Bakugou. "Ketika aku terbangun, aku menemukan tubuhku sudah tak berbalut apapun. Seorang pria tua tengah memperkosaku."
Bibir Bakugou bergetar. Matanya berkaca-kaca. "Saat melihatku yang kotor berantakan, dia tertawa puas. Dia menunjukkan 20 koper besar berisi uang. Dan mengatakan, masih ada 9 pria tua lagi yang harus aku layani. Dia pula yang menunjukkan video ketika aku sedang melayani orang-orang bejat itu. Karena itulah aku dibuang oleh orang tuaku."
Bahkan suara Bakugou juga ikut bergetar. "Padahal kami sudah berteman lama. Tapi mengapa dia seperti itu padaku?" Ucapnya.
Tepat setelah air mata Bakugou terjatuh. Todoroki memeluknya erat. Bakugou merasakan sengatan kecil itu lagi. Secara sadar Todoroki menangis. Ia mengelus rambut Bakugou. Teringat dengan kekasihnya yang lebih memilih meninggalkan Todoroki.
"Aku sudah mempercayainya. Tetapi tak kusangka dia justru menikungku dari belakang. Padahal dia teman terbaikku." Kata Todoroki sambil sesenggukan.
Bakugou terkikik geli dalam pelukan hangat Todoroki. Sudah lama sekali ia tidak merasakan kehangatan seperti ini. "Kenapa kau yang menangis, bodoh?"
Todoroki melepaskan pelukannya. Ia terkekeh menahan sakit hati. "Maaf. Tapi aku benar-benar ingin menangis."
"Tidak ada yang melarangmu untuk menangis."
Dan Todoroki menangis kencang. Ia berteriak. Meluapkan segala kemarahannya.
Pelukan hangat itu. Bolehkah Bakugou merasakannya lagi dan lagi?
-----
Todoroki mendatangi Bakugou disetiap Minggu. Tak untuk melayaninya melainkan untuk saling bertukar cerita. Perlahan Bakugou mulai menyukai pria dengan warna rambut yang unik itu. Menyukainya bukan dalam artian seorang teman. Lebih daripada itu.
Namun kenyataan menampar keras Bakugou. Hari ini tepat satu tahun mereka saling mengenal, Todoroki datang dengan membawa si malapetaka Bakugou dulu.
"Ah Bakugou, aku perkenalkan padamu. Dia ini Midoriya Izuku, kekasih baruku."
Todoroki memperkenalkannya dengan sangat polos. Ia tak tahu raut wajah Bakugou bukan lagi marah. Bakugou murka hanya dengan melihat wajah orang itu. Sementara yang diperkenalkan Todoroki terkejut tidak menyangka ia akan bertemu Bakugou lagi.
"Oi Todoroki." Suara Bakugou tak terdengar bersahabat seperti biasa.
"Dialah yang menjualku."
***
Ide pembuka di tahun yang baru.MirayukiNana
Sabtu, 1 Januari 2022.
![](https://img.wattpad.com/cover/241529474-288-k303852.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TodoBaku Drabbles [✓]
Fanfic[END] 'Aku dan Kau adalah Kita.' Hanya cerita singkat Todoroki Shoto bersama Bakugou Katsuki.