Braakk.
Bakugou membanting pintu kamar Todoroki. Beruntung orang yang punya kamar ada di dalam. Jadi Bakugou tidak perlu repot-repot mencarinya ke lantai satu.
"Ada apa Bakugou?" Tanya Todoroki namun matanya tidak melihat Bakugou.
Tanpa permisi Bakugou masuk ke dalam kamar Todoroki setelah menutup pintu. Dilihatnya Todoroki tengah sibuk berkutat dengan buku. Saat Bakugou mendekat ternyata buku itu adalah buku pelajaran.
Bakugou duduk di hadapan Todoroki yang sedang fokus belajar. Ia melipat tangan di atas meja dan meletakkan kepala pada lipatan tangannya. Tanpa merasa terganggu, Todoroki membiarkan Bakugou memperhatikannya.
"Oi." Panggil Bakugou.
"Hm?" Todoroki masih fokus dengan buku yang ia pelajari.
Entah kenapa lama kelamaan diperhatikan Bakugou, Todoroki jadi tidak nyaman sendiri. Padahal sebelumnya ia tidak merasa terganggu.
Todoroki pun menutup bukunya. "Kau sudah selesai?" Bakugou menegakkan tubuh.
"Iya." Jawab Todoroki. "Aku pikir aku tidak akan fokus belajar jika kau terus memperhatikan aku seperti itu." Lanjutnya.
"Memang kenapa kalau aku memperhatikanmu? Apa tidak boleh?"
Bakugou menyangga tubuhnya dengan kedua tangan. Karena baru kali ini Bakugou bermain ke kamar Todoroki, ia melihat-lihat dekorasi kamar Todoroki. Seperti kamar tradisional Jepang. Jujur saja Bakugou akui kamar Todoroki terasa nyaman. Bakugou pikir, berapa lama Todoroki merombak ulang kamarnya jadi senyaman ini?
Bakugou merebahkan diri. Tangan dijadikan bantalan kepala. Todoroki sedari tadi masih diam. Belum membalas pertanyaan Bakugou.
"Jantungku seperti sedang konser." Gumam Todoroki yang tidak dapat Bakugou dengar.
"Apa kau mengatakan sesuatu?"
"Jantungku." Ucap Todoroki.
"Ada apa dengan jantungmu?" Tanya Bakugou yang masih rebahan santai.
"Kalau kau memperhatikanku seperti tadi, jantungku detaknya jadi lebih cepat." Todoroki memegang dadanya bagian kiri. Dapat ia rasakan detak jantungnya yang sangat cepat.
Bakugou langsung bangun dan mencondongkan tubuhnya kearah Todoroki. Todoroki yang terkejut pun memundurkan tubuhnya pula.
"Apa kau sudah menyukaiku? Kalau sudah, mau tidak kau menikah denganku ketika kita sudah menjadi pahlawan profesional nanti?"
Sial. Detak jantung Todoroki jadi semakin kencang.
"Kau terlalu dekat." Cicit Todoroki. Ia memalingkan wajahnya yang sudah memerah.
"Eh?"
Seketika Bakugou tersadar dengan apa yang ia ucapkan barusan. Bakugou baru saja seperti sedang melamar Todoroki. Atau memang benaran melamar?
Astaga Bakugou sangat malu. Ingin Bakugou mengutuk mulutnya yang asal bicara. Apalagi Bakugou mengatakannya dengan posisi mereka yang sangat dekat.
"Etto-"
Bakugou kembali duduk seperti semula. Ia juga ikut memalingkan wajahnya yang memerah seperti wajah Todoroki. Suasana jadi sedikit canggung. Bakugou yang biasanya berisik bahkan tidak tahu harus mengatakan apa.
"Tenang saja." Todoroki berujar pelan. Namun tidak kunjung menatap Bakugou. Bakugou hanya melirik melalui ekor matanya.
Todoroki sadar. Ia sudah menyukai Bakugou.
"Aku pasti akan menikahimu."
Dan, usaha Bakugou selama ini tidaklah sia-sia.
***
MirayukiNanaKamis, 3 Desember 2020.
![](https://img.wattpad.com/cover/241529474-288-k303852.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TodoBaku Drabbles [✓]
Fanfic[END] 'Aku dan Kau adalah Kita.' Hanya cerita singkat Todoroki Shoto bersama Bakugou Katsuki.