"Hei! Berhenti menyakitinya."
Bakugou terkejut melihat pemuda itu berdiri menghalangi pandangannya. Todoroki Shoto melindungi Bakugou dari beberapa orang preman yang menghadang jalan pulang Bakugou.
"Jangan cari gara-gara kau bocah sialan!"
Duagh.
Todoroki menggantikan Bakugou sebagai samsak tinju preman-preman itu. Todoroki sudah berusaha membalas. Sama seperti yang Bakugou lakukan. Tapi kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan mereka.
Ya, bagaimana pun Bakugou dan Todoroki hanyalah bocah SMA biasa yang juga anak remaja. Tidak mungkin mereka sanggup mengalahkan beberapa pria dewasa hanya dengan memakai kekuatan fisik saja.
Setelah puas membuat kedua bocah SMA itu babak belur, mereka ditinggal begitu saja. Todoroki bangkit dan menyeret tubuhnya mendekati Bakugou yang sudah tidak sanggup berdiri lagi.
"Bakugou." Panggil Todoroki.
Bakugou menolehkan kepalanya. Nafas pemuda itu terputus-putus. Wajahnya penuh lebam sana sini. Seragamnya kotor dan berantakan.
"Seharusnya kau tidak membantuku." Kata Bakugou.
"Oi apa yang kau lakukan?"
Todoroki menggendong Bakugou di punggungnya. Membawa Bakugou pulang ke rumahnya dengan aman.
"Gomen."
Bakugou tidak akan pernah melupakan senyuman itu. Senyuman hangat dan tubuh tegap Todoroki yang dulu sempat ia rasakan dalam pelukannya. Bakugou tidak akan lupa kebaikan Todoroki saat itu.
Kebaikan Todoroki yang membuat Bakugou jatuh cinta padanya. Yang membuat Bakugou selalu gugup jika berbicara dengannya meski dapat diatasi dengan sangat baik. Yang membuat Bakugou senang ketika dengan polosnya Todoroki menawarkan bantuan lain.
Bakugou tidak akan pernah lupa semua itu.
Harusnya, aku yang disana.
Bahkan Bakugou tidak akan lupa sorak sorai tepuk tangan orang-orang dalam gedung mewah ini. Suara penuh kegembiraan yang membuat Bakugou harus menahan tangis.
Dampingimu, dan bukan dia.
Melihat Todoroki mengucapkan janji suci di atas megahnya Altar. Memasangkan cincin di jari manis wanita berambut hitam legam itu.
Berciuman ditemani gemuruhnya suara semua orang yang hadir. Sementara Bakugou cuma bisa menggigit bibir bawahnya. Menahan sesak yang menikam ulu hati.
Harusnya aku yang kau cinta, dan bukan dia.
Jika Bakugou mengatakan perasaannya lebih dulu dari Yaoyorozu Momo. Mungkin saja--
Dengan cepat Bakugou menggeleng. Kalau pun ia katakan. Todoroki tetap tidak mencintainya. Fakta yang menyakitkan.
Harusnya, kau tahu bahwa.
Tapi, andai saja. Untuk sekali dalam seumur hidup Bakugou. Dirinya juga ingin Todoroki mengetahui hal yang selalu Bakugou pendam seorang diri.
Todoroki menatap Bakugou dengan senyuman. Senyuman yang sama hangatnya seperti saat itu.
Satu kata dilontarkan untuk Bakugou walau tak sampai ke pendengaran. "Arigatou."
Bakugou hanya bisa balas tersenyum dengan gemetar yang tertahan di bibir. Dengan gumaman yang tak terdengar.
"Sudah kubilang kan, seharusnya waktu itu kau tidak membantuku."
Cintaku lebih darinya.
***
Hmm, jika Nana buat fanfiction dari anime Jujutsu Kaisen. Apakah ada yang mau berkenan membacanya?
Ah iya, selamat membaca chapter pembuka di tahun yang baru ini. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik daripada tahun yang lalu.
MirayukiNana
Sabtu, 9 Januari 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
TodoBaku Drabbles [✓]
Fanfic[END] 'Aku dan Kau adalah Kita.' Hanya cerita singkat Todoroki Shoto bersama Bakugou Katsuki.