'Seandainya.'
Todoroki sangat membenci kata itu. Ditambah lagi insiden mengerikan yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, membuat Todoroki semakin membenci kata tersebut.
"Todoroki-kun."
Midoriya memanggil saat dilihatnya Todoroki sedang duduk dikursi tunggu dekat stasiun kereta. Kebetulan Midoriya ingin pergi naik kereta keluar Tokyo dan bertemu dengan pria surai merah dan putih itu.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Todoroki menolehkan kepala.
"Aku menunggu Bakugou. Dia masih belum menepati janjinya padaku." Jawab Todoroki.
Manik hijau Midoriya membulat. Kenapa Todoroki masih terus menunggu Bakugou yang tidak akan mungkin datang kembali?
Seketika raut wajah Midoriya berubah. Ia sangat sedih melihat apa yang dilakukan Todoroki sekarang ini. Todoroki jadi seperti orang yang tidak menerima kenyataan.
Midoriya berjongkok didepan Todoroki. Dipegangnya kedua pundak pria tersebut dan berkata lirih, "Sadarlah Todoroki-kun."
Dahi Todoroki berkerut. "Kacchan tidak akan pernah datang lagi."
"Apa maksudmu?" Todoroki merasa tidak nyaman dengan topik pembicaraan ini. Ia hanya ingin menunggu Bakugou. Itu saja.
"Seharusnya kau sadar. Kacchan sudah meninggal beberapa hari yang lalu." Tidak. Jangan sekarang. Todoroki tidak ingin mengingatnya.
"Kau sendiri yang melihat kejadiannya Todoroki-kun."
Todoroki tiba-tiba berdiri dan karena itu tubuh Midoriya terhuyung kebelakang. Nafasnya tidak teratur dan Todoroki mulai merasakan sesak yang amat dalam didadanya.
"Bakugou pasti akan datang. Dia belum menepati janjinya." Volume suara Todoroki meningkat sampai membuat beberapa orang disekitar mereka memperhatikan keduanya.
"Kacchan sudah menepati janjinya Todoroki-kun. Kacchan memang menunggumu di tempat ini saat itu."
"DIAM!" Todoroki menjambak kasar rambutnya.
Sepintas ingatan itu datang lagi. Ketika Todoroki melihat Bakugou menyelamatkan seorang anak kecil yang jatuh ke rel kereta. Dan sebelum sempat menyelamatkan dirinya, kereta api sudah menyambar tubuh Bakugou. Bakugou meninggal ditempat karena insiden tersebut.
Saat itu Todoroki mengajak Bakugou jalan-jalan. Ia menyuruh Bakugou untuk menunggu didekat stasiun kereta. Menunggunya dikursi tunggu yang tadi Todoroki duduki. Karena harus membantu ayahnya terlebih dulu, Todoroki membuat Bakugou menunggu lama.
Ketika Todoroki sampai dengan nafas yang tersengal-sengal akibat berlari mengejar waktu. Todoroki melihatnya langsung. Kejadian mengerikan yang membuat Todoroki berpikir, 'Seandainya saat itu aku tidak membuat Bakugou menunggu lama.'
Itulah mengapa Todoroki sangat membenci kata'seandainya'. Hanya satu kata tapi efeknya dapat membuat Todoroki frustasi disetiap harinya. Frustasi karena memikirkan berbagai hal yang berkaitan dengan kata tersebut.
'Seandainya aku datang lebih cepat.' Lalu, 'Seandainya aku tidak menyuruh Bakugou untuk berjanji menungguku di sana.'
Todoroki merasa kematian Bakugou bukan karena tersambar kereta api. Tetapi melainkan karena kesalahannya sendiri. Kesalahan Todoroki yang menyuruh Bakugou menunggu dan Bakugou jadi harus menyelamatkan nyawa orang lain sampai mengorbankan nyawa sendiri.
Todoroki selalu berpikir, 'Seandainya aku yang berada diposisi Bakugou saat itu. Pasti Bakugou tidak akan mati dan masih hidup saat ini.'
"Seandainya saja aku bisa berganti posisi dengan Bakugou." Lirih Todoroki.
***
Halo, dengan Mirayuki Nana disini.Nana mau minta maaf karena keseringan buat cerita sedih atau Angst. Itu karena Nana sangat suka dengan cerita yang seperti itu. Tapi bila disandingkan dengan happy ending dan bukan sad ending.
Nana sangat tidak suka dengan cerita yang awalnya bahagia tapi akhirnya sedih. Kenapa? Karena itu mengingatkan Nana pada kematian. Ketika seseorang hidup, orang-orang didekatnya akan bahagia dengan kehadirannya. Bercanda dan tertawa bersama. Lalu ketika orang itu meninggal, orang-orang didekatnya pun akan sedih dan menangis. Seperti itulah yang ada dibayangan Nana.
Nana sangat suka dengan cerita yang memang dari awal sedih lalu akhirnya bahagia. Kenapa? Karena itu mengingatkan Nana pada kesuksesan. Kalian pasti tahu dengan pantun ini :
Berakit-rakit ke hulu.
Berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu.
Bersenang-senang kemudian.Untuk menjadi orang yang sukses kita harus melewati banyak rintangan dalam hidup kita. Dan orang yang dapat melewati rintangan tersebut pasti bisa mencapai impiannya. Itu alasan dibalik kenapa Nana sangat menyukai cerita Angst yang happy ending.
Maaf, Nana jadi cerita panjang.
Sekian.
Selasa, 27 Oktober 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
TodoBaku Drabbles [✓]
Fanfiction[END] 'Aku dan Kau adalah Kita.' Hanya cerita singkat Todoroki Shoto bersama Bakugou Katsuki.