Bakugou menaruh makanannya pada meja yang ditempati oleh Todoroki. Kedatangan Bakugou yang tiba-tiba membuat lamunan Todoroki seketika buyar.
"Ah, Bakugou."
"Kenapa kau tidak bergabung dengan mereka?"
Ibu jari Bakugou menunjuk salah satu meja di kantin. Di sana ada Midoriya, Iida, Tokoyami, Uraraka, Asui, dan Yaoyorozu. Todoroki melihat sekilas lalu mulai fokus pada makanan di depannya.
Merasa kesal karena pertanyaannya diabaikan, Bakugou pun kembali bertanya. Kali ini dengan suara yang dinaikkan. Namun tidak sampai mengundang perhatian orang-orang.
"Kau memang punya masalah dengan Deku, ya?!" Todoroki langsung mengalihkan pandangannya.
"Tidak ada." Jawab Todoroki sambil menggelengkan kepala.
"Lalu kenapa tidak bergabung bersama mereka? Biasanya kau makan dengan mereka, kan?"
Pertanyaan Bakugou membuat Todoroki memikirkan sesuatu. Kata 'biasanya' yang digunakan mengundang tanya dalam benak Todoroki.
"Apa kau selama ini memperhatikanku?"
Hanya pertanyaan yang keluar begitu saja. Todoroki tidak merasa kepedean atau apalah itu. Todoroki cuma bertanya. Tapi Bakugou terdiam saat mendengarnya.
Kalau Bakugou pikir-pikir, meski ia menjawab dengan jujur pun Todoroki pasti tidak akan sadar. Secara manusia setengah-setengah di hadapannya ini bukanlah tipe orang yang peka.
Bakugou menopang dagu dan menaikkan satu kaki diatas kursi. Melihat makanan Todoroki yang masih mengeluarkan uap panas, Bakugou mengambilnya tanpa izin.
"Apa yang kau lakukan Bakugou?" Tanya Todoroki keherenan.
"Kita tukaran makanan." Ucap Bakugou dengan santainya. Ia memberikan makanannya pada Todoroki. Lalu menyantap makanan milik si surai dwi warna.
Todoroki menatap makanan Bakugou. Entah kenapa aroma makanannya terasa menyengat di hidung. Dengan asal Todoroki menebak, "Apa makanan ini rasanya pedas?"
"Tentu saja." Jawab Bakugou.
"Apa kau tidak bisa memakannya?" Senyum meremehkan terukir diwajah si surai pirang.
Todoroki kembali bertanya, "Kau suka makan makanan yang pedas?"
"Kalau iya memangnya ada apa?"
Sekilas Bakugou melihat Todoroki tersenyum walau sebentar. Pemuda itu mulai makan dan kembali bersuara setelah menguyah habis makanannya.
"Pantas saja." Alis Bakugou bertaut.
"Kata-katamu sepedas rasa makananmu."
Bukannya marah, Bakugou malah mendiamkan saja. Setidaknya raut itu tidak lagi terpasang pada wajah Todoroki.
Dan sekali lagi, Bakugou berada di sini hanya ingin menghibur Todoroki. Atau, bolehkah Bakugou menghapus kata 'hanya'?
***
Halo. Mirayuki Nana disini.Kemarin ada yang minta chapter 'Benang Merah' dilanjutkan : TaeMinnie0802
Lalu ada yang pengen cerita ini dibuat jadi happy ending padahal seharusnya Nana buat endingnya gantung : RisqiDama
Kalian tenang ya. Endingnya udah ada dalam draft kok. Tinggal nunggu dipublish. Jadi harap bersabar.
Sekian dari Nana.
Rabu, 4 November 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
TodoBaku Drabbles [✓]
Fiksi Penggemar[END] 'Aku dan Kau adalah Kita.' Hanya cerita singkat Todoroki Shoto bersama Bakugou Katsuki.