29. Jajanan

359 45 9
                                    

" terkadang manusia bisa saja egois untuk beberapa hal yang mereka cintai"

*****

Pagi ini di kediaman keluarga Pramudya tampak begitu ramai sejak Iqbaal dan (Namakamu) memutuskan untuk menginap kemarin. Jika biasanya hanya ada suara mama Rita yang berteriak memanggil Nova dan Pak Pram untuk sarapan, hari ini suara tawa milik Hasan san Husain tampak mendominasi sejak pagi tadi.

Hasan dan Husain pun berlari menghitari ruang keluarga ketika Nova berpura pura menjadi seekor singa lapar yang akan memakan keduanya. Hasan tertawa kencang ketika hampir tertangkap oleh Nova, Ia pun berlari dengan sempoyongan menuju belakang kursi.

Husain yang di tinggal sang Kakak pun hanya bisa berjalan dengan cepat berdiri di sebrang meja sebelum di tangkap oleh Nova.

"Husain sini sama Om, nanti di kasih apel," bujuk Nova pada Husain yang masih siaga jika di kejar olehnya.

Husain menggeleng menolak, "Ndak au, Om opa Aliau," tolak Husain yang tidak tergoda oleh bujukan sang paman.

"Dek Sen cini cini ma Bang San,"panggil Hasan agar Husain berlari ke tempatnya agar tidak tertangkap oleh Harimau lapar.

Husain mengangkat tangannya melambai kepada sang Kakak agar mendekat, "Bang San akuttt," rengek Husain pada sang Kakak ketika melihat sang Paman memasang wajah Harimau yang menurutnya menakutkan.

"Hauuuu Singa lapar, mau makann anak kecil," ucap Nova dengan suara berat, Ia membungkuk berjalan merangkak mendekati Husain yang tampak ketakutan.

Melihat Husain yang ketakutan membuat Hasan buru buru berlari ke arahnya, "Ini ma Bang," tarik Hasan menuju belakang kursi.

Nova terkekeh geli, Ia merangkak mendekati kursi tempat Hasan dan Husain bersembunyi, "Haummm mana makanan aku," ucapnya dengan suara berat, " bayi Rusa, kalian di sini tidak?," Tanya Nova menahan tawanya.

"Ayi Usa ndak di cini, di apul," jawab Hasan.

Nova tertawa tanpa suara, perutnya terasa keram karena menahan tawa sedari tadi, "Oww di dapur. Haummm akan ku makan bayi bayi Rusa itu," ucap Nova berpura-pura merangkak ke arah dapur dan langsung naik ke atas sofa untuk bersembunyi.

Hasan dan Husain pun bernafas lega, keduanya berdiri dan keluar dari tempat persembunyiannya.

"Inga sah ndak ada," ucap Hasan membuat Husain tertawa senang.

Keduanya pun memutuskan berjalan ke arah dapur untuk melihat sang paman.

"Loh kok kesini, Om Nova ke mana?," Tanya (Namakamu) ketika melihat Hasan dan Husain berada di dapur.

Kedua mata Hasan dan Husain berkedip beberapa kali, sebelum menjawab keduanya berjalan memeriksa dapur dan tidak lupa memeriksa di bawah meja makan, "Adi Inganya Bang uluh cecini," jawab Hasan mencoba mencari sang Paman di sudut sudut dapur.

(Namakamu) tersenyum, Ia berjongkok membelai kedua pipi Hasan dan Husain lembut, "Bunda sama Nenek di dapur dari tadi nggak liat Om Nova ke sini kok, Ya kan Nek?," Tanya (Namakamu).

"Iya, Om Nova nggak kesini dari tadi. Coba cari di ruang tamu siapa tau ngumpet di sana," saran Mama Rita tentang ke beradaan sang putra.

Bunda dan si kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang