2. *Pagi termalas*

6.8K 436 24
                                    

"Kalau bukan aku, mungkin tidak ada kamu. Kalo bukan kamu, mungkin tidak ada aku"

****

"Tripel bangun....."

"Bangun sayang. Awas ya nanti bunda ke kamar belum bangun"

"Ia ndaa"

Hari ini tepat 2 tahun setelah kelahiran kedua putra Iqbaal dan (Namakamu). Mereka tumbuh dengan sehat dan pintar menuruni kepintaran kedua orang tuanya.

(Namakamu) memutuskan menjadi ibu rumah tangga dan fokus untuk merawat ke dua putranya. Iqbaal-pun masih meneruskan S 1 nya yang tinggal beberapa semester lagi.

Iqbaal dan (Namakamu) saling membatu untuk mengurus resto mereka yang sudah memiliki beberapa cabang baru di luar kota.

Tak lama turunlah Iqbaal dengan kedua putranya yang tengah di gendong. Mereka sudah mengenakan pakaian yang rapi menandakan mereka sudah mandi dan wangi.

"Pagi sayang" sapa Iqbaal sembari mendudukkan Hasan Dan Husian di kursi khusus mereka.

"Agi ya" sapa Hasan dan Husain mengikuti perkataan Iqbaal.

(Namka)-pun langsung menatap tajam ke arah Iqbaal"Baal ihh"

"Maaf deh. Pagi Bunda"

"Agi nda" sapa Hasan dan Husain sembari tersenyum manis ke arah (Namka).

Dengan gemas (Namka) langsung mencium pipi Hasan dan Husian bergantian"Pagi kesayangan bunda. Udah mandikan sama ayah"

"Ndah" jawab keduanya dengan anggukan berkali kali.

"Hasan aktif banget sih yang, mau di sabunin lari kesana kesini" adu Iqbaal sembari menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

(Namka)-pun langsung menatap Iqbaal dengan alis terangkat "Husain kalik Baal"

"Hasan perasaan"

"Coba tunjuk yang mana Hasan" ucap (Namakamu) sembari bersedekap dada kearah Iqbaal.

"Itu yang pake baju biru" tunjuk Iqbaal ke arah putranya yang memakai baju biru.

Tawa (Namakamu) pun meledak tat kala Iqbaal salah menunjuk "Hahaha itu Husain Iqbaal. Masa anaknya sendiri enggak bisa bedain"

Iqbaal-pun tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal"Ya maaf yang hehe"

"Udah ah ini sarapannya. Hasan Sama Husain mau sarapan apa nak" ucap (Namakamu) sembari memberikan piring berisi nasi dan yang lainnya. Setelah itu mengalihkan fokusnya ke ke dua putranya yang tengah asik sendiri.

Dengan semangat Hasan menunjuk ke arah gelas yang berada di atas meja"Cu kat"

"Wah pel" tunjuk Husain juga.

"Emm bubur dulu deh ya" ucap (Namakamu) ke Hasan dan Husain yang berubah menjadi cemberut.

"Cu kat nda, cu kat" rengek Hasan sembari terus menunjuk ke arah meja makan.

"Wah pel" ucap Husain sembari memiringkan kepalanya untuk melihat ke arah meja makan.

"Stt gini deh, siapa yang makannya habis duluan nanti bunda kasih hadiah mau nggak" lerai (Namakamu) dengan jurus andalannya yaitu hadiah, karena Hasan dan Husian tau apa hadiah yang akan di berikan oleh sang bunda yaitu susu coklat untuk Hasan dan buah apel untuk Husian.

"Bang au"

"Dek au uda"

"Jadi mau di suapin atau makan sendiri" tanya (Namakamu) sembari meletakkan mangkuk berisi bubur di hadapan Hasan dan Husain.

Bunda dan si kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang