14. * Bertemu *

1K 153 3
                                    

"Pertemuan akan selalu indah setelah hilangnya jarak yang selalu memisahkan"

*****

Setelah mengobrol panjang dan menemukan titik temu, dengan semangat Iqbaal langsung berlari mencari kedua putranya.rasa rindunya sudah tidak bisa di bendung lagi,ia rindu dengan suara tawa dan pipi tembam milik Hasan dan Husain yang benar benar menggemaskan.

Dengan cepat kakinya pun menuruni anak tangga demi anak tangga,ia benar benar tidak sabar ingin bermain dengan kedua putranya.sampai di anak tangga terahir ia reflek berhenti ketika sang istri memanggilnya.

"Emang kamu tau Hasan sama Husain di mana?" Tanya (Namakamu) sembari menuruni tangga .

"Hehe enggak"malu Iqbaal sembari menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal.

(Namakamu) berhenti di hadapan Iqbaal,ia memegang dagu Iqbaal dan menggerakkannya ke kanan dan ke kiri "Makanya sabar" kekeh (Namakamu) membuat Iqbaal tersenyum malu.

"Nggak mau sabar sayang.kan udah kangen" senyum Iqbaal dengan senyum semanis mungkin.

"Baru denger itu kata kangen"ucap (Namakamu) sembari berjalan menuju kamar tamu yang ia tempati bersama kedua putranya.

Iqbaal pun merengut sebal sembari mengikuti langkah (Namakamu)"kangen,kangen ,kangen"

Langkah (Namakamu) berhenti di depan pintu dan berbalik menghadap Iqbaal yang berdiri di hadapannya membuatnya harus mendongak "Sekali lagi dapet piring"

"Kangennnnnn"ucap Iqbaal terkekeh lalu mencium kening (Namakamu) gemas.

(Namakamu) melipat tangannya di dada lalu melihat Iqbaal dengan senyum jahilnya "Nyium aku sekarang harus bayar"

Iqbaal menautkan alisnya bingung "Masa cium istri harus bayar"

"Biar aku cepet kaya"kekeh (Namakamu) dengan ekspresi Iqbaal.

"Harta aku itu harta kamu sayang."gemas Iqbaal menoel hidung (Namakamu) lalu terkekeh.

"Makanya ,kalau punya aku kan selamanya punya aku"

"Gemes banget sih "gemas Iqbaal memeluk (Namakamu) dan mendaratkan ciuman bertubi tubi pada (Namakamu).

Senyum (Namakamu) mengembang ketika merasakan kepalanya yang di cium berkali kali oleh Iqbaal "Bayar ih" rengek (Namakamu) di pelukan Iqbaal.

"Enggak mau sayang"tolak Iqbaal terus mencium kepala (Namakamu.

Dengan kesal (Namakamu) menjauhkan kepalanya dan mendongak menatap wajah Iqbaal "Bayarrrr"

Ide terlintas di pikiran Iqbaal ,ia pun tersenyum jahil pada (Namakamu) "Nanti di bayar .tapi pakai adeknya Hasan sama Husain"

(Namakamu) memicingkan matanya "Ihh nggak mau .belum waktunya,pokoknya pakai uang" kesal (Namakamu) sembari memukul dada Iqbaal pelan.

Mendapat pukulan dari sang istri membuat Iqbaal tertawa dengan terus memeluk erat tubuh (Namakamu),hal yang ia rindukan selama berhari hari,hari ini bisa ia dapatkan kembali.

Setelah pukulan (Namakamu) berhenti ,barulah Iqbaal melepaskan pelukannya dan menatap (Namakamu) dengan sayang.

"Apapun yang kamu minta bakal aku kasih."ucap Iqbaal sembari menyelipakn helai rambut (Namakamu) "sesulit apapun itu,akan aku usahakan"

(Namakamu) membalas tatapan penuh cinta milik Iqbaal "Makasih" senyum (Namakamu)

"Jadi gemes ayah tu,pengen makan bunda"gemas Iqbaal sembari menarik tubuh (Namakamu) dalam pelukannya.

Bunda dan si kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang