3. * Berangkat kuliah *

3.8K 325 16
                                    


****

"Baal, buru kamu udah mau telat ih" keluh (Namakamu) melihat jam yang sudah hampir nenunjuk angka 7.

"Sabar sayang, dikit lagi selesai"

"Makanya buruan masukinnya. Lama banget apa perlu aku yang masukin"

"Nggak usah, biar aku aja, kamu kan capek"

"Hahhh buruan masukin peralatannya. Aku sama anak anak kebawah dulu" ucap (Namakamu) sembari meninggalkan Iqbaal yang masih berkutat dengan peralatan kuliahnya. (Namakamu) pun pergi menuju kamar sebelah,ya itu kamar kedua putranya yang sengaja di sambungkan dengan kamarnya.

Melihat kedua putranya bermain, (Namakamu)-pun ikut duduk di sebelah Hasan dan Husain yang sedang bermain"Hasan, Husain ikut bunda yuk"

Mendengar suara sang Bunda, Hasan dan Husian pun langsung berhenti dari kegiatan bermain mereka, dan menatap sang bunda"Nda ma wah pel nis yeh" tanya Husain.

Senyum (Namakamu) merekah saat kedua putranya benar benar menjalankan semua apa yang di ajarkannya selama ini. Mereka harus menatap orang yang mengajak mereka bicara dan itu benar di terapkan oleh kedua putranya"Boleh doang tapi habis makan bubur ya. Bang Hasan mau susu coklat juga" tanya (Namakamu) kepada Hasan yang hanya diam menatapnya.

Senyum Hasan pun mengembang mendengar nama susu coklat kesukaannya"Bang cu kat nis"

"Oke. Tapi janji buburnya di habisin ya" ucap (Namakamu) sembari mengacungkan jari kelingkingnya.

"Anji nda" seru Husain sembari mengaitkan jari kelingkingnya.

"Bang San nji ga" ucap Hasan sembari mengaitkan jari kelingkingnya di jari sang adik yang sudah mengait di kelingking sang bunda.

"Pinter. Yuk makan" ajak Namakamu sembari berdiri,dan bersiap menggandeng kedua putranya.

"Ntal yes ni lu" ucap Hasan sembari berdiri mengambil mainan miliknya dan memasukkan ke dalam kotak mainan yang sudah di sediakan. Di ikuti oleh Husain yang membawa beberapa mainan yang lebih kecil.

Senyum (Namakamu) benar benar mengembang melihat bagaimana sang putra membereskan mainan mereka sendiri"udah belum"

"Dah pi" ucap Husain sembari menggenggam tangan kanan sang Bunda di ikuti Hasan yang juga menggenggam tangan kiri sang Bunda.

"Yuk makan"

Mereka bertiga pun menuruni tangga menuju meja makan, yang sudah terisi beberapa jenis makanan yang sudah di masak oleh (Namakamu) di bantu satu pembantu.

"Yah ana nda" tanya Husain setelah duduk nyamam di kursi khusus miliknya.

"Ayah masih di kamar sayang. Sebentar lagi juga turun. Kalian makan duluan ya" ucap (Namakamu) sembari mengambilkan bubur yang sudah jadi dan di pindahkan ke dalam mangkuk khusus untuk Hasan dan Husian.

"Nda..." panggil Hasan Setengah merengek.

"Ada apa bang" tanya (Namakamu) sedikit heran, tidak biasanya anak pertamanya merengek seperti ini.

Hasan-pun langsung menunjuk pipi kanannya dengan sedikit cemberut"Adi yum pi lum"

(Namakamu) yang tadinya merasa bingung sekarang tau kenapa sang putra merengek seperti ini "Oo iya bunda lupa. Sini bunda cium" ucap (Namakamu) sembari mencium kedua pipi Hasan dan Husian membuat keduanya tersenyum senang.

"Aci nda" ucap Hasan dan Husian bersamaan.

"Sama sama sayang."

"Pagi bunda. Pagi pagi bang Hasan, pagi bang Husain" sapa Iqbaal yang sedang berjalan menuju meja makan.

"Agi yah" jawab Hasan dan Husain bersamaan.

"Mau sarapan dulu" tanya (Namakamu) sembari merapikan kemeja yang tengah di pakai oleh Iqbaal.

Iqbaal pun meliruk arloji yang melingkar di tangannya "Nggak usah deh yang. Nanti aku sarapan di kampus aja ya, udah telat. Mana bekelnya" ucap Iqbaal sembari mengedahkan tangannya meminta bekal.

"Bekel" tanya (Namakamu) bingung.

Melihat wajah bingung (Namakmu) memubuat Iqbaal gemas sendiri, dengan Iqbaal langsung memberikan satu kecupan di pipi (Namakamu) "Iya kan mau aku makan di kampus"

(Namakamu) yang tadinya terkejut langsung memberikan senyum manisnya ke Iqbaal"Oo aku kira kamu mau beli aja" ucap (Namakamu) sembari mengambil kotak bekal dan memasukkan nasi dan beberapa lauk untuk di bawa sang suami.

Dengan iseng Iqbaal memeluk (Namakamu) dari belakang dengan tangan melingkar di perut dan juga dagu yang ia letakkan di pundak (Namakamu) "Buat apa beli kalo masakan kamu aja enaknya luar biasa"

"Gembel pagi pagi" dengus (Namakamu) sembari melayangkan pukulan ke tangan Iqbaal yang berada di perutnya.

"Biarin dong. Hasan sama Husain ayah tinggal kuliah dulu ya" pamit Iqbaal kepada kedua putranya yang tengah asih dengan mangkuk mereka masing masing.

Mendengar namanya di panggil, Hasan dan Husain langsung berhenti makan yang menatap lucu ke arah sang ayah"Hem yah cekul yar ter" ucap Husain dengan senyumannya.

"Iya, kalian di rumah ya sama Bunda"ucap Iqbaal sembari mengelus kepala Hasan dan Husian bergantian.

"Ya yah, bang agin nda ma dek" ucap Hasan dengan tangan mengepal di udara.

"Pinter banget si bang Hasan" puji Iqbaal sembaru mencium pipi Hasan.

Melihat sang kakak di cium Husain pun langsung menarik lengan Iqbaal"San ma yum pi" ucap Husian sembari menunjuk pipinya.

Iqbaal pun terkekeh pelan ketika sang putra keduanya juga menginginkan ciuman darinya"Sini ayah cium"

"Udah kan. Terusin ya makannya," ucap Iqbaal setelah mencium pipi ke dua putranya.

"Nih udah. Jangan lupa bawa pulang kotak makannya" ucap (Namakamu) sembari memasukkan kota bekal utuk Iqbaal ke dalam tas.

Dengan gemas Iqbaal mecubit kedua pipi (Namakamu) "Iya bun bunku sayang, nanti ayah bawa pulang"

"Hem"

"Cieee ngambek atau lagi salah tingkah nih" goda Iqbaal melihat (Namakamu) memasang wajah datar dengan pipi bersemu merah.

"Apasih, udah sana berangkat nanti telat" elak (Namakamu) sembari mendorong tubuh Iqbaal.

"Iya. Tapi ini dulu" ucap Iqbaal sembari menunjuk pipi miliknya.

"Tadi kan udah"

"Tadi ayah yang cium. Bunda kan belum" kesal Iqbaal.

"Nggak ah" tolak (Namakamu).

"Ya udah nggak jadi kulaih kalo gitu" ucap Iqbaal sembari berpura pura merajuk dan duduk di kursi meja makan.

"Loh kok gitu"

"Habis suruh cium nggak mau" rengek Iqbaal.

"Harus"

"Ya har..."

Belum sempat Iqbaal menyelesaikan ucapannya, (Namakamu) lebih dulu memberikan satu kecupan di pipi Iqbaal"Dah sana berangkat,"

Senyum Iqbaal pun merekah"Oke makasih bunda sayang"

"Iya, udah sana berangkat"

"Assalamualaikum," ucap Iqbaal sembari mencium kening (Namakamu) dan langsung berlari menuju pintu depan.

"Kumcayam" jawab Hasan Husian.

"Wa'alaikumsalam."

"Nda wah pel" ucap Husain setelah mangkuk miliknya sudah kosong.

"Nda cu kat bang" ucap Hasan setelah mangkuk miliknya juga kosong.

"Iya sebentar ya"

"Aci nda" ucap Hasan dan Husian setelah mendapat apa yang di inginkan sedari tadi.

"Sama sama sayang"

*****

Bunda dan si kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang