7. *Ayah Gagal

2.7K 331 37
                                    


"cinta terindah di bumi ini, adalah cinta kedua orang tua untuk anaknya"

*eriyka

*****

Pagi ini terjadi keramaian di kediaman Iqbaal dan (Namakamu), keluarga Iqbaal dan juga (Namakamu) berkumpul di kediaman mereka untuk mengadakan pesta keluarga yang memang beberapa bulan sekali di adakan.

(Namakamu) yang sedari tadi kerepotan atara memasak dan menjaga Hasan dan Husain, memutuskan membawa kedua putranya ke pada Iqbaal yang tengah mengerjakan tugas kampusnya di gazebo dekat kolam berenang.

Dengan menggendong Hasan dan Husain (Namakamu) berjalan menuju gazebo."yah"panggil (Namakamu) kepada Iqbaal yang masih fokus pada lembaran kertas di hadapannya.

"hem kenapa bun"ucap Iqbaal tanpa mengalihkan fokusnya dari lembaran tugas yang berada di tangannya.

(Namakamu) pun langsung menurun kan Hasan dan Husain di gazebo"sekalian jagain Hasan sama Husain ya, aku mau masak dari tadi enggak bisa"

Dengan cepat Iqbaal langsung menatap (Namakamu) "tapi sayang-"

Belum selesai Iqbaal menyelesaikan kalimatnya, (Namakamu) langsung memotongnya dengan cepat. "jagain awas tledor. Hasan Sama Husain main di sini dulu ya sama Ayah, Bunda masak dulu, oke kesayangan Bunda" ucap (Namakamu) membuat Iqbaal mesang wajah pasrahnya.

Hasan pun mengangguk - anggukkan kepalanya"iyap nda. Sak nak wat bang San "

" bang Sen ga, bang Sen ga"tunjuk Husain pada dirinya sendiri.

"iya, jadi anak pintar ya"

Setelah memastikan Hasan dan Husain aman dalam pengawasan sang ayah, (Namakamu) pun langsung bergegas menuju dapur untuk memasak bersama sang mama dan bunda Rike.

Hasan dan Husain yang tidak bisa diam pun langsung berusaha turun dari gazebo, setelah melihat tubuh sang bunda hilang dari balik pintu.

Setelah berhasil turun Hasan dan Husain pun langsung berlari mengitari taman menghiraukan panggilan sang Ayah.

"Husain jangan main disitu licin. Hasan jangan di tarikin bunganya, nanti di marahin bunda"

"Husain itu tanah kotor sayang, jangan di buat mainan. Hasan itu kenapa pot bunganya kamu tarik kemana mana"

Iqbaal pun langsung membuang nafas beratnya setelah menangkap kedua putranya dan menduduk kannya di dalam gazebo. "hah cukup.ayah mau ngerjain tugas dulu. Kalian berdua duduk di sini main mainan yang ada ya. Nanti main sama ayah kalo tugasnya udah selesai, ngerti"

"ti yah"jawab Hasan dan Husain bersamaan.

Setelah melihat Hasan dan Husain fokus pada mainannya, Iqbaal pun mulai mengerjakan tugas tugasnya yang memang masih menumpuk menunggu untuk di selesaikan.

Belum ada 10 menit Iqbaal mengerjakan tugasnya ia di kejutkan dengan teriakan Hasan dan Husain yang tengah tarik menarik merebutkan sebuah mainan berbentuk robot.

"nooo bang San nya.... "

"bang Sen nya... "

" bang San... "

" bang Sen... "

Iqbaal yang sudah jengah pun langsung mendekati kedua putranya. "Hasan,Husain"panggil Iqbaal membuat kedua anak tersebut berhenti saling menarik dan langsung menatap sang Ayah.

" siniin robotnya"sambung Iqbaal.

Mata Hasan dan Husain pun mulai berkaca kaca"pi.. "

Melihat kedua putranya menangis, membuat Iqbaal tidak tega, namun ia harus bisa tegas kepada keduanya" sini"

Iqbaal pun mengambil secara paksa mainan yang berada di tangan sang putra begitu saja"kenapa berantem"

Mata kecil Hasan yang Sudah basah dengan air mata pun mengerjap beberapa kali sebelum menatap sang Ayah"bang no tem"

"bang Sen no tem ga"

Dengan wajah datarnya Iqbaal langsung menatap kedua putranya bergantian"terus tadi apa, kalo bukan berantem"

"di bang San mo ain, pi dek mo bil bot nya bang San"jelas Husain.

"no bot nya bang Sen"sanggah Husain membuat keduanya saling menyahut merebutkan mainan tersebut.

Mendengar perdebatan kedua putranya membuat kepala Iqbaal serasa ingin pecah. Dutariknya nafas perlahan untuk mengurangi rasa lelahnya. "hahhh sekarang ayah mau bang Hasan sama bang Husian baikan. Mainan yang ada harus di mainin sama sama, enggak ada yang mainan cuma buat satu orang harus punya berdua"ucap Iqbaal sembari melempar mainan tersebut kearah kolam berenang.

Melihat mainan mereka di buang oleh sang ayah pun, membuat tangis Hasan dan Husain pecah begitu saja, Iqbaal yang melihat hal tersebutpun membiarkan keduanya menangis meratapi mainan mereka yang ia buang ke dalam kolam berenang. Iqbaal pun kembali fokus ke lembar demi lembar tugas kampusnya.

Tak lama tangis Hasan dan Husain sudah tidak terdengar lagi. Iqbaal yang heran pun langsunf menegakkan kepalanya untuk mengecek kedua putranya. Mata Iqbaal membola hanya ada Hasan yang tengah tertidur di sana, lalu kemana perginya Hasan.

Dengan cepat Iqbaal langsung berdiri memperhatikan sekitar, belum sempat kakinya turun dari gazebo, ia di kejutkan dengan suara benda terjatuh ke arah kolam berenang. Jantung Iqbaal langsung berdetak lebih cepat saat melihat apa yang baru saja masuk kedalam kolam berenang. Itu adalah sang putra, Husain yang terjatuh kedalam kolam berenang.

"Husain.... "teriak Iqbaal langsung berlari menuju kolam renang.

Dengan cepat Iqbaal langsung terjun ke dalam kolam berenang dan mengangkat tubuh Husain dari dalam air.
Dengan cepat ia mengangkat tubuh Husain masuk kedalam rumah.

Orang orang yang memang sudah selesai dan baru saja duduk di ruang keluarga di kejutkan dengan kedatangan Iqbaal yang tengah menggendong sang putra dengan badan yang sudah basah.
Ayah Herry yang melihat hanya ada satu cucunya pun, langsung berlari kebelakang mencari Hasan dan mengecek apa yang terjadi.

"iqbaal kenapa?. Husain kenapa?. Baal jawab"teriak (Namakamu) saat Iqbaal mencoba memberikan nafas buatan kepada sang putra.

Dengan air mata yang tidak bisa di bandung lagi, Iqbaal pun tetap terus mencoba memberikan nafas buatan ke pada sang putra"Husain bangun, ayah mohon bangun nak. Husain bangun"

(Namakamu) yang sudah histerispun mendorong tubuh Iqbaal dan langsung memberikan nafas buatan ke pada sang putra"minggir... , Husain ini bunda nak, bangun bunda mohon bangun sayang"

Tubuh Iqbaal pun serasa kaku, ia masih terdiam dengan tatapan kosong ke arah tubuh sang putra yang terbaring lemas di hadapannya. Ia masih diam beribu bahasa ingatannya berputar begitu saja saat membuang mainan sang putra ke arah kolam renang, bahkan ia melihat bagaimana sang putra jatuh kedalam kolam saat mencoba mengambil mainannya di kolam berenang.

"Azil... "panggil mama Fira mencoba menarik tubuh (Namakamu) untuk menjauhi tubuh Husain.

(Namakamu) terus memberontak, ia masih terus memberikan nafas buatan kepada sang putra" nggak ma, Husain pasti bangun. Husain denger suara bunda kan, bangun sayang"

Melihat hal tersebut membuat semua yang ada pun tidak bisa membendung air mata mereka lagi"Azil, Azil ikhlasin nak"

"enggak ma, pa. Husain masih hidup dia masih hidup. Biarin Azil kasih Husain nafas buatan, Azil mohon, biarin Azil tolong Husain" mohon (Namakamu) saat tubuhnya di tarik oleh sang papa dan mama.

"nda..... "teriak Hasan yang baru saja datang bersama sang kakek.

Mendengar teriakan Hasan membuat tarukan mama dan papa (Namakamu) terlepas " sini sayang. Panggil adek nak panggil adek untuk balik ke sini sayang"

Dengan kaki kecilnya Hasan pun berlari menuju sang adik. "dek Sen dek angun dek..... "teriak Hasan dengan tangisnya, tak lupa ia terus menggoyangkan tubuh sang adik agar terbangun.

Di peluknya tubuh kecil Husain dan Hasan bersamaan. "Husain denger bunda kan, bangun sayang bangun. Bunda mohon bangun nak" lirih (Namakamu) memeluk erat tubuh kedua putranya.

*****

Bunda dan si kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang