13. * Pelajaran *

1K 151 4
                                    

"Untuk kamu yang selama ini ku genggam dalam hangatnya jemariku.terimakasih telah menjadi semesta untuk aku pulang"

*****


Setelah menghabiskan dua piring sarapan,(Namakamu) langsung membawa Iqbaal menuju kamar yang berada di lantai atas untuk membersihkan diri. Iqbaal yang sudah rindu kepada kedua putranya pun menolak untuk mandi ataupun sekedar mengganti baju yang ia kenakan.

"Ganti!"

"Enggak mau Azil.aku mau ketemu anak anak" tolak Iqbaal yang tengah berdiri di hadapan (Namakamu)

(Namakamu) memijat pelipisnya yang berdenyut"Iqbaal.mau nurut sama aku ,atau mau aku usir lagi dari sini" ancam (Namakamu) membuat Iqbaal diam sembari menunduk.

"Tapi aku kangen"lirih Iqbaal memainkan ujung kemejanya

(Namakamu) menuntun tubuh Iqbaal untuk duduk di tepi tempat tidur,lalu berjongkok di hadapannya "Dengerin aku" tarik (Namakamu) pada wajah Iqbaal untuk menatapnya "kamu sayang kan sama anak anak?" Tanya (Namakamu) langsung di jawab anggukan oleh Iqbaal.

"Sekarang mandi ganti baju.kamu udah berhari hari nggak ganti baju.apalagi badan sama baju kamu bau rokok semua" ucap (Namakamu) mencium aroma baju Iqbaal yang memang memiliki bau menyengat "Kalau kamu langsung pegang anak anak dengan bentuk kaya gini .kamu nggak kasihan sama mereka,gimana kalau kamu bawa kuman yang bahaya buat mereka,terus mereka sakit.kamu mau?" Ucap (Namakamu) melepas beberapa kancing kemeja milik Iqbaal.

"Mandi ya?"tanya (Namakamu) sembari mengelus tangan Iqbaal.

Tangan Iqbaal terulur mengelus pipi milik (Namakamu),lalu tersenyum "Iya ,aku mandi dulu.jangan kemana mana" pamit Iqbaal lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

(Namakamu) beranjak ke arah lemari untuk mengambil baju dan celana ganti untuk Iqbaal,di letakkannya di atas tempat tidur lalu berjalan keluar kamar menuju lantai bawah.

(Namakamu) memasuki kamar yang sudah ia tempati beberapa hari,bersama kedua putranya.ia memutuskan bermain dengan Hasan dan Husain sembari menunggu Iqbaal selesai membersihkan diri.

"Seru banget sih nak.sampai bunda masuk enggak tau" ucap (Namakamu) duduk di dekat kedua putra nya yang tengah bermain lego bersama sang paman.

Mendengar suara yang familiar Hasan dan Husain langsung menghentikan aktifitasnya dan melihat sang bunda yang baru saja datang "Ndaaa" teriak keduanya langsung merangkak ke tempat sang bunda dengan semangat.

Dengan gemas (Namakamu) mengangkat keduanya bergantian ke dalam pangkuannya "Main apa sama om Nova?"

Hasan pun langsung melebarkan kelima jarinya untuk menghitung "Ain nyak.da mbal,bil ,go em"Hasan pun mencoba mengingat apa saja permainan yang sudah mereka lakukan "pa gi?" Tanya Hasan yang sudah lupa dengan permainan lainnya.

Husain pun mencoba mengingat permainan apa yang sudah mereka mainkna "Em lal lal,em nyak nda" pasrah Husain membuat Nova dan (Namakamu) terkekeh dengan kepolosan Hasan dan Husain.

"Hasan sama Husain main lego lagi ya" ucap (Namakamu) membuat Hasan menatap sang bunda .

"Nda ma na?" tanya Hasan yang tampak tidak ingin di tinggal oleh sang bunda,beda dengan Husain yang sudah menganggukan kepala.

(Namakamu) pun menurunkan Hasan dan Husain di dekat tumpukan lego dekat Nova "Bunda mau beresin dapur dulu sebentar.habis itu baru main sama bang Hasan sama Husain"

"Pi bang ma in nda"

(Namakamu) pun mengelus kepala Hasan dengan sayang "sebentar ya,abang main dulu sama om Nova"

Bunda dan si kembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang