26 : natasha itu siapa?

3K 487 175
                                    

"kulo pun angkat tangan, atine pun ajur-ajuran.."












kantin teknik bangku pojok. dimana jake duduk menyandar pada tembok dan sebuah gitar akustik milik ukm di tangannya, tadi yedam titipkan padanya lantaran orang itu ingin ke tu fakultas sebentar. karena tak kunjung kembali makanya ia bawa main sebentar, nanti pulang ia kembalikan ke sekretariat ranggon.










"kulo tak milih pamit, ati kulo pun roso sakit.."










ekspresi wajahnya terlihat sangat menghayati. kai hanya memandang jengah, selain ia tak tau arti lagunya, telinganya pun sudah bosan mendengar. satu minggu belakangan ini sahabatnya terus menggumam lagu bernada galau jika sudah bertemu gitar. mulai dari lagu dengan lirik jawa, korea sampai lagu penyanyi mahsyur tanah air yang memiliki arti sedih.

kalau ditanya kenapa jawabnya pasti,

"nggak apa-apa. lagi pengen galau aja. tetaplah menggalau walau tidak disakiti."

membuat kai mendengus malas. iya, malas berdebat. beradu mulut dengan jake adalah jalan terburuk, manusia ngeyel sepertinya kalau diajak berantem antar bibir tidak akan selesai sampai lusa. apalagi jika sedang suasana begini, manusia pendek itu terlihat dalam situasi serius.

"gue bela-belain kesini habis kelas, ternyata cuma mau lihat dua orang menggalau bareng. tau gitu gue pulang aja." oceh si bule itu.

sontak taehyun yang juga ikut tersindir memicing pada kawannya itu. ia juga sedari tadi hanya diam sambil merenungi hubungannya yang masih kandas semenjak satu minggu lalu. sedangkan jake langsung meletakkan gitar tersebut, ia sandarkan pada ujung meja. lalu tangannya bergerak mencomot mendoan diatas meja. melahapnya nikmat sembari menatap kai,

"bilang aja lo butuh perhatian. hyun, lihat! kai ngambek, hahahahaha.."

"maaf, bro. sini gue peluk."

kai bergidik, "najis. dikira homo."

jake terkekeh kecil melihat kedua temannya yang saling dorong tersebut. jujur, memang suasananya akhir-akhir ini tidak terlalu baik. semua berjalan seperti biasa, namun serasa ada yang mengganjal. apalagi eksistensi satu orang yang tidak terlihat oleh matanya semenjak pagi-pagi kobam di depan pertokoan kala itu.

iya, siapa lagi kalau bukan sunghoon? manusia itu seperti hilang ditelan udara selama satu pekan ini. biasanya akan menyapa lewat chat, menjemputnya ke fakultas, main ke kos dengan membawa martabak dan seblak, atau menemuinya di sekretariat ranggon. tapi kali ini nihil, baunya saja tidak terendus oleh jake apalagi wujudnya. lewat chat pun sama saja, bahkan tidak ada satupun pesan dari jake yang dibaca. ah, rasanya ia ingin ngamuk.

mengingat kata-kata soobin pagi itu, mustahil anaknya pulang ke rumah. mungkin di apartemen jay. namun tiga hari lalu ia juga tak menemukan sosok sunghoon di kumpulan anak unitas arsitektur ketika tak sengaja melewati ruang sekretariat nya, padahal ada jay.

natasha.

nama itu terus-menerus nangkring di otaknya. membuat ia overthinking tidak tau waktu. serius, ia bahkan tak pernah seribut ini hanya karena satu nama yang nyantol di kehidupan orang lain. layaknya orang tolol, bahkan tugasnya pun tak ada yang mendapat fokusnya.

hah, gila. ia tak pernah merasakan yang namanya galau dampaknya akan seindah ini.

"malak taehyun enak nih. jajanin dong beb." celetuk kai membuyarkan suasana. pemuda itu tersenyum penuh keimutan, membuat taehyun bergidik geli.

"wajah lo najis banget."

"jek, ayo dong rayu si taehyun biar mau keluar duit dia!"

mengerucut kecil, jake langsung mendekat taehyun, "sayang.."

pengabdi mantan | sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang