12 : debaran dalam remang

4.2K 625 77
                                    

jake sedang manasin jae di depan kost sambil di lap-lap manja. siulan kecil keluar dari bibirnya, sesekali di selingi senandung lirik lagu sheila on 7, dan,

dan mungkin bila nanti..

heeseung sudah berangkat jadi dia memutuskan buat bawa jae aja ke kampus. daripada jalan kaki.

itu adalah niat awalnya sebelum sebuah motor tak asing memarkirkan diri di depan gerbang kost. aerox warna merah lengkap dengan pengendara yang sudah tentu dia kenali.

"ngapain pak?" tanyanya begitu melihat sunghoon membuka helm.

pemuda yang menjabat sebagai ketua divisi itu berjalan ke arahnya tanpa dipersilahkan. membuat jake berdiri tegak bersandar pada motornya.

"jemput lo."

"thanks atas perhatiannya, tapi gue bisa berangkat sendiri." jake tak menggubris niat sunghoon dan kembali mengelap badan jae, kesayangannya nomor dua di dunia setelah abang. 

"nggak bisa. lo ikut cek tempat buat terakhir kali, sama ikut ke beberapa kampus luar buat kesepakatan sama media partner. habis matkul."

jake memicing. apa tadi katanya? nyari media partner? sudah gila. kenapa dia mendadak tertekan?

"media partner sama anak humas aja, gue udah capek ngelayap sama jay tiga hari berturut-turut."

"anak humas keteter jake. ternyata surat yang dari sekretaris baru jadi kemarin soalnya rektor susah buat tanda tangan. hari ini mereka bagi tugas lagi buat pecah ke dekan sama beberapa petinggi kampus. dan karena tugas lo hampir kelar, media partner di tumpahin ke koorlap."

penjelasan sunghoon membuat jake hampir mengumpat. yang benar saja, dia ini anak acara kok jadi ngerangkap banyak gini mana tanpa pemberitahuan pula. bukan apa, hari ini dia udah ada rencana mengejar pak santo, dosen kewirausahaan perkara laporan penelitian umkm nya minggu lalu yang belum lolos.

"gue tau lo pasti nggak terima, maka dari itu gue jemput lo kesini buat ngomong baik-baik. nanti sama gue ya, jake."

jake membanting lapnya ke badan jae sembari menghembuskan nafas kasar, "hoon, gue hari ini ada urusan sama dosen, anjing. gue koorlap ya, bukan babu. seenak jidat bagi tugas tanpa ngomong dipikir gue nggak punya capek apa."

sunghoon tau jake pasti akan emosi. sedikit tau tentang watak si mantan yang gampang banget dipancing ribut. sama sepertinya. bedanya jake kalau marah ngomel dan banyak aksinya kalau dia diam memendam.

"ini tugas proker, jake. nggak cuma lo doang yang capek. kita semua sama-sama kerja, sama-sama mikir kita juga sama-sama punya tanggungan tugas kuliah yang lebih wajib. tapi kita nggak punya waktu buat berdebat soal ini. tinggal lima hari lagi!"

"kok lo nyolot sih?" jake menatap tak suka, "iya karena ini tugas proker makanya harus dibagi rata. gue juga nggak bakal ngeluh kalau urusan gue nggak mepet! gue bukan manusia pinter kayak lo yang sekali tembak nilainya langsung a!"

nada tinggi saling bersahutan, membuat halaman kost yang sepi mendadak rusuh. bahkan mbok pecel langganan jake tampak mengintip dari depan gerbang, kemudian kembali menggibah bersama tukang nasi uduk.

"oke maaf, gue nggak maksud gitu." sunghoon mengubah nadanya selembut mungkin. melihat kilatan emosi di mata jake kalau dia ikut emosi takutnya malah jadi berantem.

"nilai tugas gue c, jancok! lo pikir aja sendiri gue bakal lulus apa nggak semester ini. lagian pede amat lo semua surat baru disebar lima hari sebelum acara, ngotak dong minimal h-7 lah biar nggak repot! kalau udah kayak gini siapa juga yang kena, ya pasti koorlap lah yang tugasnya emang ngelayap di lapangan."

pengabdi mantan | sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang