14 : sebuah izin

3.8K 595 256
                                    

"hoon, kamu sarapan dulu ya? aku udah bikin nasi goreng sama nugget. harus makan, soalnya semalam kamu begadang."

sunghoon hanya mengangguk. sambil menenggak air dingin dari kulkas.

"kamu mau susu nggak? sekalian aku buatin."

menggeleng, kini sunghoon memilih menunduk mengambil kaleng cola di chiller samping kulkas. ingin membuka sebelum sebuah tangan menghentikan gerakannya,

"jangan minum cola dulu ya, masih pagi. makan nasi dulu, itu aku udah potongin buah juga di meja."

"sorry." jawab sunghoon singkat. meletakkan kembali kalengnya ke dalam chiller.

lantas berjalan ke meja makan. melihat beberapa hidangan sarapan yang sudah tersedia. kalau biasanya dia cuma nyomot roti karena malas makan, kali ini benar-benar duduk di kursi.

"pagi, kak soobin. sarapan sekalian kak?"

sunghoon menatap malas manusia tiang yang baru menunjukkan batang hidungnya di tengah tangga. soobin yang baru turun tersenyum kecil, "makasih dek siska. saya ada jam pagi, buru-buru."

"mau di bawa bekal aja nggak?"

"nggak usah, saya makan di kantin." jawab soobin sopan. namun sedetik kemudian menghela nafas pelan, hanya dia yang tau.

keberadaan siska di lingkungan rumah memang bukan hal baru. gadis itu cakap sekali tentang segala hal yang berurusan dengan rumah. bahkan terlampau sering terlihat di kediaman pradipto tersebut.

entah hanya main, mengerjakan tugas bareng sunghoon atau bahkan datang pagi sekali hanya untuk membuat sarapan. tak ada sosok ibu, tapi jika ada gadis itu rasanya tembok dingin pradipto bisa sedikit menghangat.

setidaknya itu bagian pikiran positif dari soobin, bagian negatifnya banyak. bukan pada siska melainkan jalan pikiran papa dan adiknya yang tak ia mengerti.

ting.. tong!

ting.. tong!



bel rumah yang berbunyi brutal mengalihkan atensi ketiga penghuni rumah tersebut. soobin yang paling dekat dengan pintu dengan segera membuka bahan kayu bercat putih tersebut.

alangkah terkejutnya ketika menemukan sesosok makhluk yang tak terlalu tinggi, tersenyum lebar sampai mata puppynya terlihat. gemas sekali, boleh nggak sih gebet mantan adik sendiri?

"jake?"

"selamat pagi kak soobin," sapa jake sopan, "sunghoon nya ada?"

"iya, ada. kenapa ya?"

"mau saya tempeleng kepalanya kak soalnya budeg."

membuat soobin terkekeh kecil, "masuk aja jake. sunghoon lagi sarapan, kamu juga sarapan sekalian sana."

"duh, jadi malu."

"duh, jadi gemes ehㅡ" soobin langsung menggeleng, "anu... yaudah kamu masuk dulu. saya ada kelas pagi, saya duluan."

berjalan melewati jake, soobin bergegas ke halaman samping dimana terparkir range rover silver.

"kak soobin!"

panggilan jake membuat cowok tinggi itu menengok,

"btw kakak juga gemesin!" ujarnya di akhiri kedipan mata, "hehe canda kak!"

kalau mau nemu yang sopan ya jangan jaki pokoknya.

melihat soobin yang menggeleng heran dan akhirnya lanjut berjalan menuju mobil, jake segera fokus pada tujuan awalnya yaitu mencari sunghoon buat nonjok kepalanya. gila, dia udah di spam taehyun dari jam empat pagi hingga ia bubar nge shift. dan sekarang jam enam dia sudah berdiri di depan rumah gedong keluarga pradipto. apa nggak puyeng itu kepala?

pengabdi mantan | sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang