Hi dear, jangan lupa vote sama komen kamuu yaaa, aku senank banget kalo pada aktif kasih feedback, mumumu stay healthy yeaaa 😙💕
•
•Hidup terus berjalan, kecuali jika dirimu yang memilih untuk menghentikannya secara paksa•
Sudah cukup dengan hari-hari yang terus dikaluti perasaan suram. Tiada siapapun yang menginginkan perasaan itu, mau bagaimana pun hidup akan terus berjalan, kecuali jika pilihanmu untuk menghentikannya.
Hajin mencoba ikhlas dengan yang ada pada dirinya. Meskipun belum sepenuhnya rasa itu hilang, namun ia tetap mencoba menerima hidupnya demikian. Demi dirinya sendiri, demi suaminya, demi ibunya, demi mertuanya, demi nenek, demi semua orang yang ada di hidupnya, Hajin harus bangkit dari segala keterpurukan.
Semoga segala omong kosong yang telah terucap tanpa pikiran bodohnya terka tidak betulan terjadi. Hajin meringis pelan tatkala mengingat hal itu lagi.
Siang ini ia memutuskan untuk mengunjungi rumah makam, sudah lama dirinya tidak menjenguk sang ayah. Namun beberapa pesan yang telah ia kirimkan untuk sang suami tak juga kunjung mendapat balasan. Jika ia pergi begitu saja dan Jaehyun mengetahuinya pergi tanpa izin, laki-laki itu akan mengomel panjang lebar. Tapi jika saat seperti ini, laki-laki itu juga tak kunjung memberi balasan.
Beberapa panggilan juga sudah ia lakukan, tapi sama saja. Matahari yang bersinar semakin berjalan ke ufuk barat. Hajin takut jika terlalu sore rumah makam akan semakin sepi.
“Jaehyun masih tidak mengangkat telponnya.”
“Bagaimana, kau akan tetap pergi atau tidak?” tanya Bibi Cun yang ikut bingung melihat Hajin kalut.
“Aku sudah sangat merindukan Ayah,” jawab Hajin dengan netra yang tak luput dari layar ponsel.
“Yasudah, pergilah tidak apa-apa.”
“Baiklah, lagipula tidak mungkin Jaehyun melarangku pergi menemui Ayah. Tapi setidaknya dia tahu jika aku akan pergi.” Hajin masih tak urung beranjak dari tempatnya duduk, dirinya masih diselimuti rasa bimbang.
“Kau sendiri? Tidak dengan ibumu?”
Pertanyaan Bibi Cun barusan mendapat anggukan dari Hajin. “Aku ingin pergi sendiri. Besok jika Ibu ingin pergi aku akan pergi lagi,” jelasnya dengan senyuman diakhir kalimat.
“Yasudah, cepat pergi, keburu sore.”
“Tapi Jaehyun masih belum mengangkat telponnya,” geram Hajin kesal sendiri.
“Tidak apa-apa pergilah. Nanti jika dia bertanya kau tinggal jawab jujur saja jika dia tidak menjawab telponmu. Nanti jika dia telpon ke rumah biar Bibi yang bilang.”
“Tidak apa-apa, kan?” tanya Hajin memastikan.
“Iya, pergilah.”
“Baiklah, aku pergi dulu, Bibi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
IN LIFE SPRING | Jung Jaehyun ✓
Fanfiction『𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐉𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 𝐍𝐂𝐓; 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝』 Coretan tinta hitam di atas putih yang tak sengaja Hajin temukan di dalam lemari sang ibu benar-benar membuat penderitaan hidupnya berakhir, sedikit perjuangan yang mengharusk...