4. FOURTH

604 98 14
                                    

Eh, eh, eh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eh, eh, eh. Jangan lupa vote sama komennya ya. Hope you enjoy ❤




Kau bernafas, jadi berhak bahagia•

Hajin tidak pernah merasa segugup ini saat ingin bicara dengan Ibunya. Tapi kali ini ia bahkan masih menimang-nimang niatnya untuk bicara kepada Ibunya.

Mau tidak mau ia harus memberitahu Ibunya tentang hal ini, karena tinggal besok dirinya dan Ibu harus menghadiri jamuan makan malam yang seperti ia ketahui.

Hajin menahan Ibunya yang akan beranjak meninggalkan meja makan setelah makanannya habis. Dengan itu Ibunya kembali terduduk.

"Begini.. " Hajin tidak tahu harus memulainya dari mana. "Ee, itu. Eumm... A-aku menemukan."

"Kau ini kenapa berbicara tergagap-gagap begitu?" Heran Ibu Hajin.

"A-aku menemukan s-sesuatu di di dalam lemari Ibu."

Hajin melihat air muka Ibunya yang berubah, terlihat was-was dan akan marah dalam waktu yang bersamaan. "Apa itu?" Duganya.

"Kertas, e bukan. Iya, benar, kertas surat perjanjian, katanya. Eh, tulisannya begitu." Sampainya dengan gugup.

Detik setelahnya, ekspresi Ibu Hajin berubah secara signifikan, berubah terkejut yang benar-benar terkejut. "Lalu.. Lalu apa yang yang kau lakukan setelah membacanya?"

"Wae? Waeyo? Kenapa Ibu cemas seperti itu?" Hajin benar-benar tidak mengerti, kenapa Ibunya terlihat cemas seperti ada suatu hal yang di sembunyikan. "Apa ada suatu masalah dengan surat itu?"

Ibu Hajin hanya terus menatap putrinya dengan harap-harap cemas, ia memikirkan hal-hal yang memang seharusnya akan terjadi.

"Aku mendatangi Jung Jinwoon. Orang yang mengajukan surat perjanjian itu, yang bertandatangan di bagian kiri," Hajin mengatakannya dengan perasaan senang, dan berharap ia akan segera mendapatkan apa yang diinginkannya. "Ibu aku sudah siap!" Lanjutnya semangat.

"MWO?!" Kalimat terakhir yang di ucapkan Hajin membuat Ibunya semakin terkejut, tidak percaya dengan apa yang di dengarnya dari telinganya sendiri. "K-kau benar begitu?"

"Ibu, aku bisa membelikan Ibu apapun dengan uang itu. Ibu harus hidup bahagia, maafkan aku yang selama ini tidak bisa membahagiakan Ibu."

"Hajin-ah, Ibu akan menghargai apapun keputusanmu," walaupun masih dengan batin sangat terkejut, tapi ini semua sudah terlanjur, Hajin sudah terlanjur menemui pemilik perusahaan itu. Dan ia sebagai seorang Ibu, tidak bisa berbuat apa-apa selama ini. Mungkin dengan begini, anak satu-satunya itu bisa mendapatkan kehidupan layak di masa depan. "Maafkan Ibu yang tidak bisa berbuat apa-apa untukmu, kau berhak bahagia."

***

"Ingin kemana?" Jinwoon menghentikan langkah putranya yang terlihat akan pergi.

IN LIFE SPRING | Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang