9. NINE

597 96 84
                                    


Hai, makasih yang masih nunggu, luv much.

Sebelum baca VOTE dulu boleh ya, biar ga kelupaan.

KOMEN juga jadi nilai plus.

Jangan goshting, please. Goshting itu menyakitkan, hahahahahahahahahaha.

Okey, selamat membaca, Hope you enjoy ❣

Ready?
.
.
.
Set
.
.
.
Go!
.
.
.

•Terima saja apa yang sudah terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Terima saja apa yang sudah terjadi. Masalalu bisa menjadi pembelajaran untuk sekarang dan masa yang akan datang•

Petikan jari tepat di depan wajahnya membuat Hajin terkejut. Jung Jaehyun adalah oknum yang membuat lamunannya buyar barusan.

"Sudah sampai, mau sampai kapan melamun di situ?" tanya Jaehyun yang sudah berdiri di samping Hajin guna membukakan pintu untuknya.

Bukan apa-apa, hanya saja Jaehyun yang sebelumnya sudah selesai mengeluarkan beberapa barang dari bagasi, tak juga mendapati Hajin keluar dari dalam mobil, alhasil ia membuka pintu dan menrmukan Hajin yang masih menikmati lamunannya.

Hajin menyadari apa yang baru saja ia perbuat, ia segera keluar dari dalam mobil, dan mengikuti Jaehyun tanpa satu katapun keluar dari mulutnya.

Saat sampai di flat, Jaehyun membawa barang-barang Hajin ke dalam kamarnya, dan lagi-lagi ia tak menemukan Hajin yang mengikutinya. Ia pun keluar kamar dan menemukan Hajin yang berdiri di depan pintu kamar sambil melihat-lihat sudut ruangan seperti mencari sesuatu.

"Ada apa?"

"Hanya ada satu kamar?"

Jaehyun yang balik mendapat pertanyaan itu terdiam. Ia pikir bahwa Hajin mencari ruangan lain untuknya istirahat, bukan di kamarnya. Berarti dapat disimpulkan bahwasanya perempuan itu tidak mau mereka berada dalam satu ruangan.

Untuk menghargai perasaan perempuan itu yang pastinya belum bisa menerima dirinya sepenuhnya, Jaehyun bisa menahan sebagaimana haknya disini. "Flat ku memang hanya ada satu kamar karena aku tinggal di sini sendiri sebelumnya. Kau bisa menggunakan kamar ini, aku akan tidur di sofa itu." Tunjuk Jaehyun dengan matanya sofa abu di depan televisi.

Tidak, Hajin tidak setuju. Bukan begitu maksudnya ketika ia menanyakan ada berapa kamar. Hajin bertanya seperti itu hanya untuk basa-basi saja, dia juga baru pertama kalinya masuk ke flat Jaehyun. Belum sempat ia membuka mulut untuk menolak perkataan Jaehyun, laki-laki itu sudah beranjak berjalan kearah belakang.

"Aku ingin mandi dulu, jika butuh apa-apa kau bisa katakan padaku nanti."

Bahu Hajin terlihat turun, ia berjalan masuk ke dalam kamar dengan wajahnya yang sedikit murung.

IN LIFE SPRING | Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang