40. END

542 42 19
                                    

WALAU ENDING TTP KUDU VOTE KOMEN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WALAU ENDING TTP KUDU VOTE KOMEN!

•Bersamamu itu luka, tapi aku tetap memilih begitu•

Berapa kali Hajin harus sampaikan, bahwa ia merindukan laki-laki pemilik aroma tubuh paling candu di dunia ini. Begitu banyak rindu yang tersusun menjadi bukit. Berapa banyak juga Hajin harus sampaikan, bahwa dalam waktu yang bersamaan hatinya membenci laki-laki itu.

Bagaimana bisa satu hati memiliki lebih dari satu perasaan untuk satu orang. Lalu bagaimana tubuh harus mengekspresikannya?

Di satu sisi, Hajin menginginkan aroma itu mengungkum tubuhnya memberikan hangat yang sama persis dengan kepunyaan pria pemilik cinta pertama yang telah tiada, dan tak akan pernah Hajin biarkan untuk lepas. Laki-laki itu benar-benar menggantikan —lebih tepatnya menghadirkan kembali— sesosok ayah dalam hidup Hajin.

Namun di sisi lain, ingin sekali Hajin mencaci maki nya di hadapan semua orang, agar dunia tahu bahwa dia adalah laki-laki paling jahat yang pernah hadir dalam hidupnya.

Jaehyun terlampau pandai membuat Hajin jatuh cinta sedalam itu, dan kemudian dengan tega memaksa hatinya untuk berdalih menjadi kebencian yang tak pernah bisa Hajin lakukan. Namun, jika ia berlaku begitu saja layaknya tak ada yang terjadi bukankah dirinya sama saja seperti orang-orang tersebut, harus berkhianat kepada ayahnya sendiri —sang cinta pertama— demi cinta kedua yang datang berlatarkan dosa.

Sepasang sepatu hitam mengkilap yang membalut kedua pangkal kaki di bawah sana lebih menarik perhatian Hajin ketimbang wajah tampan berambut hitam lebat yang ditata setengah terangkat ke atas hingga memperlihatkan sebagian kening.

Sinar matahari siang menuju sore hari ini menyorot hangat menembus kaca jendela besar di salah satu sisi lantai rumah sakit di mana kamar Hajin berada. Dalam sekali lihat Hajin tahu pakaian formal yang pria di hadapannya kini kenakan menandakan bahwa baru saja pulang bekerja, atau mungkin belum waktunya.

“Hajin,” sapaan lembut itu menelisik rungu perempuan yang terduduk tenang di atas kursi roda.

Kedua netra Hajin alihkan berkontak mata dengan milik Jaehyun. Tatapan itu tak pernah berubah, entah memang begitu atau hanya harapan Hajin saja, selalu terlihat lembut sebagaimana Hajin menyapa nya setiap hari dulu. Hatinya berkecamuk, keputusannya bahkan masih terombang-ambing hingga saat ini. Belum bertemu arah yang tepat, tapi Hajin memberanikan diri untuk menetapkannya meski dengan ragu.

“Kau tidak bekerja?” Meski penampilan laki-laki itu layaknya pekerja keras, Hajin dapat menemukan satu alasan kuat dirinya bertanya seperti itu. Parfum yang Jaehyun kenakan tidak semurni itu, bercampur aroma khas cerutu yang menyengat kuat. “Sejak kapan kau merokok, Jaehyun-a?”

Bibir Jaehyun terkatup rapat, ia tak tahu harus menjawab bagaimana. Bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu sejak kapan ia menikmati gulungan nikotin itu.

IN LIFE SPRING | Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang